BAB XXXVII: happy

4.3K 344 3
                                    




Kenapa huruf S dekat dengan huruf D?

Agar kita sadar bahwa "suka" tidak pernah jauh dari "duka".

-Fiersa Besari

**

            SUASANA pemakaman mama Rafa dilaksanakan secara khidmat pada pagi hari ini, Alisha beserta teman-teman sekelasnya pun juga turut serta hadir dalam acara pemakaman mama Rafa. Namun, gadis itu hanya bisa terdiam di tempatnya memperhatikan Rafa dari kejauhan yang terlihat berdiri berdampingan bersama Rachel–mantan Rafa.

            "Al," Suara seseorang yang memanggilnya berhasil menyadarkan Alisha dari lamunannya menatap Rafa dengan Rachel.

            Alisha menoleh dan didapatinya teman sebangkunya yang ternyata baru saja memanggilnya. "Kenapa, Fer?"

            "Gue mau minta maaf sama sikap gue kemarin, Al," lanjut Fera.

            Alisha menaikkan kedua alisnya, lalu tersenyum tipis. "Santai aja kali, Fer. Gue bisa ngerti kok,"

            Fera membalas senyuman Alisha dan menghela nafas lega.

            "Tapi, gue masih sebel sih sama lo. Masa lo gak pernah cerita-cerita tentang doi lo gitu, jadinya gue kan gak tau kalo misalkan lo suka sama Rafa dari lama."

            Alisha hanya bisa cengengesan tidak berdosa. "Ya, menurut gue gak semua hal bisa lo ceritakan sama dunia 'kan?"

            Teman sebangkunya itu menggeleng tidak mengerti akan sikap Alisha yang memilih untuk tidak jujur sedaridulu mengenai perasaannya kepada laki-laki yang ia suka, ralat, sayang.

            "Lo gak mau ke Rafa, Al?" tanya Fera sambil menatap ke arah posisi Rafa yang terlihat sedang berbicara dengan Rachel.

            Alisha menghela nafas setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan sahabatnya itu, lalu menggeleng pasrah.

            "Lo kan pacarnya, Al. Udah sepantasnya lo nyamperin dia disaat keadaan kayak gini," Fera memberikan saran.

            Alisha bungkam. Bukan itu masalahnya, Fer. Ini menyangkut Rachel, salah satu perempuan yang berhasil ngebuat Rafa mencair dan hubungan mereka gak sekedar sebulan-dua bulan aja. Gadis itu hanya mampu menjawab perkataan Fera dalam hati.

            Tanpa gadis itu sadari, pandangan Rafa sedaritadi hanya terfokus pada Alisha. Ia bahkan tidak memperdulikan ocehan Rachel yang seolah berusaha mengajak Rafa berbicara. Merasa jengah dengan sikap Alisha yang terlihat menjauh tersebut, mau tidak mau Rafa mengabaikan ucapan Rachel dan langsung menghampiri Alisha yang sedang diajak bicara oleh Fera.

            Rafa berdiri tepat di belakang tubuh Alisha, lelaki itu mengisyaratkan Fera untuk segera pergi dari tempatnya dan meninggalkan keduanya sendiri terlebih dahulu. Mengerti arti tatapan yang dilontarkan Rafa tersebut, Fera segera saja mengakhiri pembicaraannya dengan Alisha sehingga membuat gadis itu mengernyit kebingungan. Kenapa Fera keliatan buru-buru gitu?

            "Sha," panggil Rafa.

            Alisha terlonjak kaget setelah mendengar suara bass yang berasal dari belakang tubuhnya. Ia memutar tubuhnya agar bisa menghadap Rafa sepenuhnya, lalu memilih untuk diam tanpa mengeluarkan sepatah kalimat apapun.

            "Kenapa?" Rafa melontarkan pertanyaan yang berhasil membuat Alisha mengernyit bingung. Kenapa? Tanya Alisha mengulang dalam hati.

Clandestine✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang