Lisa duduk di anak tangga paling atas di sudut club itu, sebotol whiskey disebelahnya. Memperhatikan jiyong yang masih duduk bersama mino dan lainnya di meja mereka tadi. Tidak ada yang menyadari keberadaannya, semua orang dimeja itu mengira lisa benar benar ke kamar mandi. Padahal sebenarnya lisa hanya menghindari sakit hatinya, terlalu berat untuknya melihat jiyong memperhatikan dara, ia terlalu iri. Ia menonton mereka semua sambil beberapa kali menenggak whiskeynya. Hari semakin malam, ah bahkan sudah hampir pagi, lisa mulai mengantuk dan memejamkan matanya beberapa detik hingga ketika ia membuka matanya, seseorang duduk disebelahnya
"Apa ini toiletnya?" tanya suara itu dan lisa menatapnya tidak percaya, jiyong, lisa mengusap matanya dan kembali melihat pria yang duduk disebelahnya, masih jiyong.
"Kenapa?" tanya jiyong sekali lagi, lisa yang sudah cukup pusing karena whiskeynya terus menatap jiyong
"Jiyong opp- ah sunbae?" tanya lisa memastikan ia tidak terlalu mabuk sampai membayangkan jiyong disebelahnya
"Iya aku jiyong," ucap jiyong, lisa masih ragu tapi walaupun itu bukan jiyong, lisa merasa ia tidak boleh menyia nyiakan kesepatan. Tanpa banyak berfikir, lisa membiarkan setan dalam tubuhnya mengambil alih.
'Persetan dia jiyong oppa atau bukan, sekarang dia terlihat seperti jiyong oppa untukku, ah apa aku mabuk?' batin lisa dan langsung memeluk pria di depannya.
Pria itu sedikit bingung, dan mencoba melepaskan dirinya dari lisa
"Hei, lisa? Kau mabuk?" tanya jiyong tapi bukannya mendapat jawaban, jiyong justru mendapat kecupan, kecupan bertubi tubi di bibirnya.
Lisa mengecup bibir jiyong berkali kali membuat jiyong semakin kaget, namun menikmatinya. Lisa memeluk leher pria itu dan mulai mencium bibir pria itu ketika tidak ada lagi penolakan dalam kecupannya. Awalnya pria itu tetap diam, tapi setelah ciuman kedua lisa, jiyong memejamkan matanya dan mulai mengambil alih ciuman mereka. Kini bukan lisa lagi yang menciumi jiyong, tapi jiyong yang mengambil kendali dari aktifitas mereka. Jiyong mencium bibir lisa, menghisap bibir bawahnya, lalu bibir atasnya bergantian. Lisa mengikuti arah permainan jiyong, mencoba menyeimbangkan kemampuannya dengan kemampuan jiyong.
Ciuman mereka semakin panas di selingi lumatan lumatan kasar, dan hisapan kuat. Hingga jiyong menarik lisa berdiri, tanpa melepas bibir gadis itu. Jiyong mendorong lisa hingga membentur dinding, dan mengunci tubuh gadis itu dengan kedua tangannya, melumat bibir gadis didepannya dengan penuh nafsu. Lisa diam saja? Tentu tidak. Ia memeluk jiyong, tepat dibagian lehernya, membalas ciuman pria itu dengan sama liarnya, mendekatkan tubuh mereka, membuat tempat itu menjadi sangat panas untuk mereka.
Sisa sisa rasa alkohol di bibir mereka memberi gairah lebih pada tubuh masing masing. Hingga jiyong melepaskan ciumannya dengan tangannya yang sudah menyentuh kedua pinggang lisa, mereka sedikit terengah dan menarik nafas masing masing dengan rakus. Jiyong menatap lisa dengan tatapan sayunya, dan lisa pun kembali mencoba mencium jiyong. Namun jiyong menahannya dan menarik lisa masuk kedalam salah satu ruangan disana. Sebuah kamar dengan ranjang single yang disiapkan untuk para tamu mabuk yang tidak bisa pulang atau untuk para tamu pingsan yang kehilangan tanda pengenalnya. Jiyong mengunci pintu kamar itu dan kembali menangkap lisa dengan pelukannya. Kembali mencium bibirnya, saling melumat, menghisap dan mencari lidah satu sama lain. Hingga tanpa terasa jiyong sudah mendorong lisa hingga gadis itu berbaring di ranjang, menindihnya dan mencoba melepas kemeja tanpa lengan yang di pakai gadis itu. Gadis itu mengizinkannya, menerima semua perlakuan jiyong tanpa ada perlawanan sedikit pun.
Lisa membuka matanya, kepalanya sangat sakit karena alkohol yang ia minum sebelumnya. Lisa melihat sekeliling ruangan itu dan betapa terkejutnya ia begitu menyadari dimana ia tidur. Awalnya ia mengira kalau ia terlalu mabuk hingga ia pingsan di club itu, namun begitu ia menyadari siapa pria disebelahnya, matanya membulat sempurna, wajahnya menunjukan ekspresi keterkejutan yang sangat kentara. Ia telanjang, berbaring di sebelah pria telanjang. Dan yang paling membuatnya terkejut adalah pria itu adalah pujaan hatinya, jiyong dengan tubuh telanjang yang memperlihatkan semua gambar disana. Diatas tubuh pria itu sekarang sudah banyak ruam merah yang ia ciptakan semalam, lisa melihat dirinya sendiri dan menyadari kalau keadaannya tidak berbeda jauh dari jiyong. Di dada, perut, hingga pahanya terdapat banyak ruam kemerahan. Lisa mencoba mengingat kejadian semalam namun kepalanya sangat sakit dan dengan tenaga yang ada di tubuhnya, lisa segera memakai pakaiannya dan meninggalkan tempat itu. Lisa benar benar takut, bukan hanya karena ia berhubungan seks untuk pertama kalinya, tapi juga karena pria yang merebut mahkotanya adalah pria yang selama ini di sukainya. Lisa melihat hpnya yang ada di saku hotpansnya dan melihat ada 15 missed call dari mino, bobby, jennie, jisoo dan rose. Ini pasti karena ia tidak pulang semalam. Untungnya hari itu mereka tidak ada jadwal apapun selain latihan. Tanpa berfikir lebih lama dan memaksa mengingat kejadian semalam lisa langsung pulang ke dormnya menggunakan sebuah taxi. Ia bersyukur karena semua ruam merah di tubuhnya dapat tertutupi oleh pakaiannya.
Sementara jiyong, baru membuka matanya 30 menit setelah lisa pergi, jiyong pun merasakan kepalanya sangat sakit dan melihat sekeliling tempat itu. Jiyong terkejut? Tentu saja. Ia dapat mengingat semuanya dengan jelas. Bisa bisanya ia meniduri adik di agensinya itu. Jiyong merutuki dirinya sendiri karena tidak dapat menahan nafsunya semalam. Namun begitu ia menyadari kalau ia sendirian disana membuatnya semakin kesal. Ia bertanya tanya kenapa gadis itu meninggalkannya, apa gadis itu akan mengadukannya, atau apa gadis itu akan menemuinya dan minta pertanggung jawaban, semua kemungkinan berkeliaran di pikirannya. Hingga jiyong mendengar hpnya bergetar di lantai, didekat celananya. Jiyong mengangkat telpon itu, Seungri
"Hm? Halo?" ucap jiyong dengan suara seraknya
"Akhirnya kau angkat juga, Kau dimana hyung?? Kau pingsan di suatu tempat?"
"Aku di atas, kurasa aku terlalu mabuk semalam, jadi aku tidur disini, waeyo?"
"Syukurlah kalau kau hanya tidur disana, ke agensi secepatnya, hyunsuk sajjangnim mencarimu,"
"Arraseo,"
"Ah dan temui dara noona, semalam dia mencarimu, kau meninggalkannya begitu saja,"
"Hm..."
Jiyong mematikan telponnya dan melihat sekeliling tempat itu. Memijat kepalanya sendiri dan mulai duduk diatas ranjang itu.
Jiyong mulai bangkit dan mengambil pakaiannya, memakainya satu persatu hingga ketika ia mengambil celananya di lantai dan hendak memakainya, sebuah segitiga berwarna ungu gelap jatuh dari celananya. Jiyong menatapnya dan mengira ngira apa benda itu dan siapa yang menaruh benda itu di celananya. Ingatannya kembali berputar dan ia merutuki dirinya sendiri karena semalam jiyong melepas celana dalam lisa dan memasukannya ke saku belakang celananya, seperti seorang maniak. Bukan, jiyong tidak bermaksud begitu, ia hanya tidak dapat menahan ledakan nafsu dalam dirinya dan berusaha menikmati tubuh gadis itu secepat mungkin, tidak bermaksud menyimpan kenang kenangan atau semacamnya."Apa ku buang saja? Atau ku kembalikan? Haish... kwon jiyong benar benar dalam masalah! Fuck!" rutuknya dengan kepala penuh dengan lisa dan membayangkan lisa mencari celana dalamnya lalu menyerah dan pulang tanpa celana dalam.
✩✩✩

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss The Rain
Fanfiction[END] how can you love me like i loved you when you can't even look me straight in my eyes