1 hari
2 hari
3 hari
4 hari
5 hari
1 minggu
Lisa kehilangan semangatnya, sementara jiyong justru terlalu banyak bekerja. Baik jiyong maupun lisa punya caranya sendiri sendiri untuk menyembuhkan luka masing-masing. Kebohongan lisa menjadi luka terbesar bagi jiyong, jiyong seperti kehilangan hatinya, hingga pria itu tidak tau lagi apa saja hobinya dan apa yang bisa membuatnya senang, karena semua yang dulu membuatnya senang tidak lagi menyenangkan. Jiyong hanya berusaha melupakan lisa, kebohongan gadis itu dan semua hal bodoh yang sudah dilakukannya untuk gadis itu dengan melakukan semua kesibukannya, ia mengurangi waktu tidurnya dan menghabiskan 22 jam dalam harinya untuk bekerja.
Jiyong kembali menjadi sosok pria gila kerja yang tidak lagi peduli pada orang orang di sekitarnya. Ia sibuk dengan pekerjaannya, musiknya, karirnya dan label pakaiannya sendiri, peaceminusone juga semua kesibukannya yang lain.
Sementara lisa, berubah menjadi sosok gadis murung, ia tidak lagi bersemangat seperti biasanya, ia menghabiskan waktunya dengan berdiam diri dan melamun, mengingat kebohongannya. Lisa sempat berusaha menemui jiyong, namun jiyong menolak menemuinya dan menyuruh seungri mengusirnya. Bahkan melihat lisa pun jiyong enggan.
Seperti saat pertama kali jiyong membuat lisa jatuh cinta padanya, malam ini, pukul tiga dini hari jiyong kembali melihat ke jendela studionya. Diluar hujan, sangat deras dengan petir menyabar beberapa kali. Dan dibawah, dibelakang gedung agensinya, seorang gadis tengah menari dibawah hujan, Lisa. Tapi tidak seperti dulu, air hujan tidak lagi meningkatkan edorphin dalam diri Lisa. Lisa menari dibawah hujan, menyamarkan air matanya dengan air hujan. Beberapa kali jiyong melihat gadis itu jatuh dan duduk ditanah. Tubuh kurusnya, dengan rambut coklat terangnya, basah kuyup karena guyuran hujan.
Jiyong menahan dirinya untuk tidak menghampiri lisa dan menyeret tubuh gadis itu untuk berteduh dan menghangatkan tubuhnya, tapi tanpa ia sadari ia sudah berjalan turun ke pintu belakang gedung agensinya, melihat gadis itu masih menari dibawah hujan.
Bugh!
Lisa kembali terjatuh, tidak menyadari jiyong berdiri di bawah kanopi, memperhatikannya. Sementara jiyong berusaha keras untuk tidak berlari dan menyeret lisa masuk kedalam gedung agensi mereka.
Kenapa juga aku harus memperhatikan gadis sialan itu
Pikir jiyong, namun sisi lain dari dirinya merasa sangat khawatir melihat lisa dengan wajah pucat dan lutut yang berdarah setelah jatuh beberapa kali.
5 menit
10 menit
15 menit
Jiyong memperhatikan lisa dari bawah kanopi, sudah berkali kali lisa jatuh karena terpleset, atau memang tubuhnya sudah tidak kuat lagi. Jiyong pun akhirnya tidak dapat menahan dirinya, jiyong menerobos hujan dan menarik gadis itu, menyeretnya masuk kedalam gedung agensi mereka. Lisa diam saja? Tentu tidak, ia sempat memberontak karena ia pikir mino yang menariknya.
"Ya!! Apa apaan sih?! Lepaskan aku!!" Bentak lisa, menarik tangannya dari genggaman pria itu.
"Kalau kau benar benar menyesal setelah membodohiku harusnya kau tidak membuatku khawatir!" Maki jiyong dan melepaskan tangan lisa dari genggamannya
"Op- oppa?" Panggil lisa setelah mengenali pria yang menariknya tadi. Jiyong mengabaikannya, dan memalingkan wajahnya dari lisa, menyesali perbuatannya, menyesal karena menarik lisa dari guyuran hujan.
"Oppa... k- kau mengkhawatirkanku?" tanya lisa, memegang tangan jiyong, ia senang jiyong memperhatikannya, jantungnya yang tadi bagaikan enggan berdetak, kini berdetak sangat cepat karena jiyong.
"Lupakan kata kataku," ucap jiyong sinis dan menarik tangannya dari genggaman lisa, jiyong beranjak pergi dari tempat itu namun lisa langsung memeluknya, memeluknya sangat erat, mulai menangis lagi.
"Lepaskan," ucap jiyong sinis
"Oppa... maafkan aku..." bujuk lisa, sebelumnya ia tidak ingin melakukan ini, namun setelah tau jiyong mengkhawatirkannya, ia seperti mendapat sebuah kesempatan untuk mendapatkan jiyong lagi.
"Lepaskan aku," ulang jiyong dengan nada tegas yang sangat dingin, lisa melepaskan pelukannya dan mundur selangkah menjauh dari jiyong
"Oppa, maafkan aku, aku tau aku sudah keterlaluan, bisakah kau melihatku? Aku benar benar menyukaimu, aku mencintaimu, oppa bilang oppa mencintaiku, apa itu bohong? Bagaimana oppa bisa tau aku berbohong kalau oppa bahkan tidak mau melihatku? Aku juga ingin tau apakah oppa benar benar mencintaiku atau tidak, oppa lihat aku," bujuk lisa dengan suara melemah, jantungnya berdegup sangat kencang, campuran dari gugup dan kesehatannya yang sudah mulai memburuk karena dinginnya air hujan.
"Aku mencintaimu oppa, aku memang membohongimu soal kehamilan itu, tapi aku tidak berbohong saat aku bilang aku mencintaimu," ucap lisa dengan mata sembabnya yang menatap tepat ke mata jiyong. Jiyong terdiam dan pandangan lisa tiba tiba menghilang.
Lisa terbangun di ranjang, sepertinya di luar masih hujan dan gelap, ia menatap sekeliling ruangan itu dan mendapati jiyong terlelap disebelahnya, duduk di sebuah kursi dengan kepala di letakan ditepi ranjang. Lisa melihat jam yang terpasang di dinding, pukul 5 pagi dan dijam itu terdapat tulisan rumah sakit internasional seoul.
Nafasnya tercekat, lisa tidak mengira ia akan sampai dirumah sakit dengan jiyong disebelahnya. Gadis itu mengangkat tangannya untuk menyentuh kepala jiyong dan jiyong langsung bangun, menatap lisa dengan tatapan yang tidak lisa mengerti, antara iba, kasihan, marah, sekaligus sedih.
"Oppa," ucap lisa dengan suara serak
"Jangan bicara, tidurlah lagi," ucap jiyong dengan senyum terpaksa dan memasukan kembali tangan lisa kedalam selimut serta merapihkan selimut yang menutupi tubuh gadis itu.
✩✩✩

KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss The Rain
Fanfiction[END] how can you love me like i loved you when you can't even look me straight in my eyes