Lisa menyesalinya. Lisa menyesali kebohongannya. Ia berbohong pada jiyong tentang ke hamilannya dan jiyong benar benar terlihat terpukul. Setelah mendengar itu, jiyong hampir menabrakan lamborghininya ke pembatas jalan.
Jiyong benar benar tidak percaya tapi ia seperti tidak punya pilihan lain selain mempercayai lisa. Jiyong merasa bersalah sekaligus senang. Merasa bersalah karena merebut masa emas lisa untuk mencoba semua hal baru dan menaikan karirnya. Dan sebagai seorang pria, ia senang, senang karena ia akan menjadi seorang ayah, walaupun ia tidak pernah bermimpi bahkan berharap akan punya anak dari juniornya sendiri dan dengan cara yang tidak seharusnya seperti ini.
"Masukan nomor telponmu," ucap jiyong dan memberikan hpnya pada lisa begitu mereka tiba didepan gedung apartement yang menjadi dorm blackpink. Dengan tangan gemetar lisa menyimpan nomor telponnya di hp jiyong lalu mengembalikan hpnya pada jiyong
"Istirahatlah, aku akan menghubungimu nanti," ucap jiyong dan membiarkan lisa keluar dari mobilnya. Jiyong pergi setelah melihat lisa masuk kedalam gedung itu dan memacu mobilnya untuk pergi ke apartementnya.
"Dia sungguhan hamil? Harskah aku membuatnya memeriksakannya?! Ah tapi apa untungnya dia pura pura hamil? Dia tidak mungkin melepas karirnya hanya untukku! Jadi dia tidak mungkin pura pura hamil! Dia tidak terlihat seperti gadis bodoh yang akan melakukan itu. Haish! Kwon jiyong kau benar benar dalam masalah sekarang!" maki jiyong didalam mobilnya dengan tangan yang memukul mukul stir berkali kali.
Sementara lisa masuk kedalam apartementnya dan melihat apartement itu kosong, yang lain pasti belum pulang. Lisa duduk di sofa, menenangkan dirinya yang baru saja melakukan kebohongan besar. Bisa bisanya lisa mengatakan ia hamil. Lisa sangat menyesalinya. Namun karena kebohongannya, sepertinya ia dapat lebih dekat dengan jiyong.
Lisa tidak berani mengangkat telpon jiyong malam itu. Tapi jiyong terus menelponnya dan setelah jiyong menelpon ketiga kalinya, lisa mengangkat telpon itu.
"Yoboseyo?" ucap lisa gugup sembari meremas gulingnya sendiri
"Dimana?"
"Dorm?"
"Aku mengganggu istirahatmu? Mianhae,"
"A-a-anniyo sumbae- oppa," ucap lisa gugup
"Turunlah, ayo makan malam,"
"Ne??"
"Aku di bawah, SUV hitam, turunlah, pakai jacket dan topimu," lisa belum sempat menjawab tapi jiyong sudah mematikan telponnya. Jiyong sudah memutuskannya, ia akan bersikap lebih dewasa untuk masalahnya ini.
Lisa masih bingung, namun ia tetap menuruti permintaan jiyong dengan langsung berlari turun ke bawah dan menemukan SUV hitam di depan gedung dormnya. Lisa mengetuk kaca mobil itu dan jiyong membuka pintunya dari dalam
"Masuklah," ucap jiyong dan lisa masuk kedalam mobil itu. Lisa diam didalam mobil itu, terus menunduk. Takut akan melakukan kebohongan dan hal bodoh lainnya, takut jiyong mengetahui kebohongannya dan takut jiyong akan membuangnya jauh jauh dari hidupnya.
"Kau ingin makan sesuatu?" tanya jiyong dengan suara lembutnya
"Eh? Ah anniyo- aku tidak lapar sunbae," ucap lisa gugup
"Hm... mau sup rumput laut?"
"Ng... boleh," ucap lisa dan jiyong langsung menyetir mobil itu menuju sebuah restoran mewah yang cukup sepi. Bukan sepi, tapi tertutup, sehingga tempat itu cukup aman bagi mereka. Jiyong berjalan di depan sementara lisa mengekorinya. Mereka masuk kedalam ruang VIP, sebuah ruangan berukuran 3x2meter dengan meja pendek ditengahnya dan 2 bantal di lantai. Jiyong duduk didepan lisa dan memesan makanan mereka sementara lisa masih sangat gugup dan menundukan kepalanya.
"Bisakah kau melihatku?" tanya jiyong yang duduk didepan lisa, dan perlahan lahan lisa menaikan kepalanya, menatap pria itu
"Bagus. Kau harus lebih sering menatapku mulai sekarang," tambah jiyong dengan nada yang begitu lembut dan terlihat perhatian
"Sunbae, kau tidak perlu melakukan semua ini, aku tidak akan memin-"
"Apa yang ku lakukan? Ah soal menolakmu waktu itu? Aku benar benar minta maaf, kalau aku tau kau tengah mengandung anak itu, aku tidak akan melakukannya, maafkan aku," ucap jiyong sambil tersenyum, bagi lisa itu senyuman tulus pertama yang jiyong tunjukan padanya
"Sudah 3 bulan ya? Maaf, itu pasti masa yang berat untukmu, aku benar benar minta maaf, aku akan menembusnya," lanjut jiyong
"Sunbae, ah oppa... hentikan... kau membuatku berdebar debar..."
"Haha arraseo, kita hentikan pembicaraan ini dan makan," ucap jiyong bersamaan dengan pelayan yang masuk dan menyusun makanan itu di meja.
"Silahkan menikmati," sapa pelayan itu sebelum meninggalkan mereka berdua
"Makanlah, kau harus makan yang banyak," ucap jiyong dan memberikan sendok pada lisa, lisa menerima sendok itu dan jiyong tersenyum sambil mulai menyuapkan kuah supnya kedalam mulutnya. Lisa juga mulai makan, dadanya terasa sangat penuh saat itu, ia merasa sangat bahagia karena dapat makan bersama dengan jiyong, pujaannya.
"Enak?" tanya jiyong dan lisa mengangguk
"Syukurlah kalau kau menyukainya, habiskan," lanjut jiyong dengan senyum diwajahnya. Lisa tidak menyangka hanya dengan satu kata, jiyong berubah, hubungan mereka berubah dan lisa sangat menyukainya.
"Mulai sekarang, bersikaplah biasa padaku, aku akan mengusahakan semua yang kau inginkan, tapi bisakah kita rahasiakan ini dulu? Aku harus mencari waktu yang tepat untuk memberitau semua orang, winner, ikon dan big bang akan comeback, aku tidak ingin merusak comeback mereka," ucap jiyong dengan sangat berhati hati. Merahasiakannya? Tentu saja lisa harus merahasiakan ini! Memberitau orang orang akan menghancurkan kebohongannya.
"Ne, aku akan merahasiakan ini, tapi bolehkan aku memanggil sunbae dengan sebutan oppa?"
"Aku sudah sering menyuruhmu memanggilku oppa, dan kau tidak perlu gugup lagi di dekatku, kau bisa memperlakukanku seperti kau memperlakukan oppamu yang lainnya, aku tidak akan marah."
"Ne oppa,"
Lisa melanjutkan makannya dengan sangat senang, tentu saja ia senang karena perlahan lahan jiyong membalas cintanya. Ia harus membuat jiyong benar benar mencintainya sebelum akhirnya ia akan mengakui kebohongannya.
"Aku akan mengajarimu untuk memproduksi sebuah lagu, jadi mulai besok, setiap hari selasa dan rabu, kau harus ke studioku," ucap jiyong setelah menyelesaikan makannya
"Apa aku boleh menganggap itu kencan?" tanya lisa dengan wajah polosnya, jiyong melihat wajah itu dan ia menyadari kalau lisa tidak seburuk perkiraannya, jiyong merasa ia dapat mencintai gadis itu sedikit demi sedikit
"Ne, itu kencan diam diam kita," jawab jiyong sambil mengacak gemas poni lisa membuat lisa terkejut, sangat terkejut hingga tidak dapat mengatakan apapun
"Astaga... kenapa kau terkejut begitu hm? Apa aku melakukan kesalahan?"
"Hehe anniyo, oppa aku hanya tidak percaya bisa makan bersamamu seperti ini,"
"Kita akan lebih sering makan bersama setelah ini, jadi biasakan dirimu,"
✩✩✩
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss The Rain
Fanfiction[END] how can you love me like i loved you when you can't even look me straight in my eyes