6

3.4K 406 4
                                    

Kini lisa dan jiyong sudah berada di studio pria itu, berdua, dengan 2 rock glass, sebotol vodka dingin dan gummy candy serta potato chips sebagai camilan diatas meja kayu jiyong, jiyong duduk di kursinya sementara lisa duduk di sofa, disebrang jiyong. Lisa terus menunduk, sangat gugup dengan memainkan jari jarinya sendiri, menekan ujung ujung jarinya, menyadarkan dirinya kalau mimpi ini bukanlah mimpi.

"Kenapa kau diam saja? Lelah?" tanya jiyong dan menuangkan sedikit vodka ke gelas mereka

"Eh... ng... anniyo sunbae," jawab lisa gugup dan mengambil gelasnya lalu meminum vodka didalamnya dengan sekali tegukan, berusaha tidak terlalu menunjukan kegugupannya

"Kau bisa memanggilku oppa seperti yang lainnya," ucap jiyong dan menyesap sedikit demi sedikit vodkanya, merasakan sensasi pahit dan aroma fermentasi gandum dari vodka itu sambil memperhatikan gadis gugup didepannya

"Ah ne op- eh sunbae- eh maksudku oppa," lisa memaki dirinya sendiri di dalam hatinya karena ia tidak terlihat keren sama sekali saat itu.

"Kenapa kau sangat gugup? Aku tidak sedang menjebakmu atau mau memarahimu," komentar jiyong

"Ah anniyo, aku tidak gugup,"

"Kau gugup,"

"Anniyo,"

"Baiklah kalau kau tidak gugup,"

"Ne..." lisa mengambil beberapa gummy candy dan memakannya, ia harus melakukan sesuatu untuk menyembunyikan ke gugupannya dan makan menjadi pilihannya.

"Bukankah sekarang giliranmu menuangkannya?" sindir jiyong dan meletakan gelas kosongnya. Lisa panik, ia tiba tiba bingung dan dengan tangan sedikit gemetar karena ditatap jiyong, lisa mengambil botol vodka didepannya dan menuangkannya ke gelas jiyong dan kegelasnya

"Bisakah kau berhenti gugup didepanku? Itu membuatku sedikit risih," ucap jiyong membuat lisa sangat terkejut dan menaruh botol vodka ditangannya, lisa berharap jiyong tidak akan membahas rasa sukanya pada pria itu

"Hmm... aku mengajakmu minum bukan hanya untuk sekedar minum... ada yang ingin ku bicarakan," lanjut jiyong membuat leher lisa bagai tercekik, ia takut jiyong menyuruhnya menjauh atau akan membahas kejadian kemarin malam

"Aku tidak bisa menyalahkanmu atau memintamu untuk berhenti menyukaiku, tapi bisakah kau sedikit lebih profesional?"

DEG!

Hati lisa hancur begitu saja. Secara tidak langsung, jiyong menyuruhnya berhenti, berhenti menyukai pria itu. Ia meminum vodkanya sekali teguk dan menuangkan lagi vodka ke gelasnya lalu meminumnya lagi, berusaha membangunkan dirinya dari mimpi buruk ini, sayangnya ini bukan mimpi.

"Berhenti," tegur jiyong dengan menahan gelas lisa sebelum bibir gelas itu besentuhan dengan bibir lisa. Lisa menurut, menaruh lagi gelasnya dan menundukan kepalanya.

"Ne, aku akan berhenti menyukaimu sunbaenim," ucap lisa dengan sedikit tergagap tanpa berani menatap jiyong

"Aku tidak memintamu berhenti, hanya berhenti gugup didepanku, dan berhenti membicarakanku dengan teman temanmu," ucap jiyong membuat lisa semakin sesak "terlibat skandal denganku tidak akan menguntungkanmu, aku tidak berniat menjauhimu atau apapun itu, hm... aku hanya memintamu untuk bersikap biasa saja,"

"Ne, sunbaenim, aku akan bersikap biasa saja, aku-"

"Aku lebih senang di panggil oppa, tapi kalau memang sunbae lebih nyaman untukmu, tidak masalah,"

'Aku ingin memanggilmu oppaku' batin lisa menahan dirinya untuk tidak menangis atau melarikan diri karena lisa sangat tidak ingin ada disana sekarang.

"Dan... soal kemarin malam, aku benar benar minta maaf, aku-"

"Ah soal kemarin malam, itu hanya one night stand dan kita sama sama mabuk, aku tidak akan mengungkitnya dan kita bisa melupakannya saja, ah sunbae, mianhae aku harus pulang sekarang karena besok aku harus mulai latihan jam 6 pagi, kita bisa minum lain kali, aku permisi" ucap lisa tidak dapat duduk disana lebih lama lagi. Lisa pergi dari tempat itu dan berlari ke pintu belakang gedung agensinya. Di luar masih hujan. Dan tanpa berfikir lebih lama, lisa berlari menembus hujan. Berteriak di sela suara hujan, air matanya menyamar sebagai tetesan air hujan. Lisa memaki dirinya sendiri karena terlalu mudah terluka.

Jiyong oppa tidak menolakku, jiyong oppa hanya khawatir pada karirku, jiyong oppa hanya mengkhawatirkan juniornya, seperti dia mengkhawatirkan mino dan hanbin, bukan karena aku spesial. Jiyong oppa hanya mencoba bersikap baik sebagai seorang senior. Aku tidak boleh sedih karena perhatiannya.

Dia tidak menolakku

Dia hanya khawatir pada karirku

Dia tidak menolakku

Berkali kali lisa mengulang kalimat itu didalam hatinya namun air matanya tidak mau berhenti dan dadanya tidak kunjung lega.

Lisa berlari dibawah hujan, mencoba mendapatkan endorphin dari aroma hujan, aroma tanah basah, irama rintik hujan dan belaian air hujan namun hormon itu tidak kunjung tiba, ia justru semakin sedih dan mengingat kapan cintanya mulai bersemi membuatnya semakin sedih.

Begitu tiba di dorm, ia langsung masuk kekamarnya, mengganti bajunya dengan baju yang kering dan menjatuhkan tubuhnya diatas ranjangnya, mencoba tidur namun yang dapat dilakukannya hanya memejamkan matanya, tidak benar benar tidur.

Lisa duduk di tepi ranjangnya, kepalanya sedikit sakit dan matanya berair, lisa melirik  jamdan sudah jam 10 pagi.

"Aish aku kesiangan," gumamnya dan langsung mandi

Setelah selesai mandi ia kedapur untuk minum dan menemukan sebuah note dan makanan di meja makan

"Makanlah, kau demam jadi kami tidak membangunkanmu, kau bisa ikut latihan setelah demammu turun," lisa membaca isi note itu dan duduk, membuka penutup makanan itu dan mulai makan. Eonninya benar benar perhatian, setidaknya walaupun hatinya sedikit hancur ia tidak boleh menyulitkan eonni eonni kesayangannya.

✩✩✩

Kiss The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang