Takdir ku memilih mu 3

1.9K 107 2
                                    

"Belajarnya sampai di sini dulu yah adik-adik, Minggu depan kita ketemu lagi. Untuk yang diberikan tugas sama kakak-kakaknya, jangan lupa dikerjakan. Sekarang kita tutup  kegiatan belajar hari  ini dengan doa yang selalu kita baca." Ucap Bian menutup kegiatan hari ini. "Hari ini doa penutupnya di pimpin oleh kak Andra." ujar Bian yang mempersilahkan Andra untuk memimpin doa penutup dan selesai belajar.

"Ayo semuanya, angkat telapak tangannya." titah Andra begitu ramah.

Semua adik-adik mengikuti apa yang Andra perintahkan. "Bismillahirohmanirohim, Aallohumma Arinal Haqqo Haqqon Warzuqnattibaa'ahu. Wa Arinalbaathila Baa-Thilan Warzuqnajtinaabahu. Rabbana athina fiddunnya hasanah, Wafill akhirati hasanatan wakina adzabannar.

" Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami dapat mengikutinya. Dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya. "Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka." (QS. al-Baqarah : 201).

Andra mengakhiri doanya, tidak lama kemudian adzan dzuhur pun berkumandang. Mereka semua begegas untuk segera menuju mushollah yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka mengajar.

"Ayo anak laki-lakinya ikut kak Bian, sana buruan ke masjid." Titah Jessi pada adik-adik.

Mereka semua pun mengikuti langkah Bian untuk segera ke Mushollah, hal ini selalu mereka lakukan ketika selesai belajar, ketika adzan berkumandang maka mereka akan segera menuju Mushollah untuk sholat berjama'ah yang terkadang di imami oleh Bian atau pun kakak ikhwan lainnya secara bergantian.

"Tha, udah selesai ?" Tanya Jessi menghampiri Agatha yang sedang merapihkan beberapa buku yang biasa di gunakan.

"Sudah kok, yuk." Ucap Agatha lalu siap untuk segera menuju mushollah.

Melangkahkan kakinya masuk ke dalam mushollah,meletakan mukena yang ia bawa. Setelahnya Agatha bergegas untuk berwudhu, di pakainya kembali khimar serta cadarnya kemudian ia bergegas untuk kembali ke mushollah. Suara iqomah sudah berkumandang, mereka pun sudah siap untuk melaksanakan sholat dhuzurnya berjamaah.

Lantunan ayat suci Al-qur'an begitu merdu dan fasih, membuat siapapun yang mendengarnya merasakan hati begitu teduh. Tapi kali ini justru suaranya membuat asing di pendengaran, baru kali ini mereka mendengar suara seorang imam di mushollah ini begitu lantang dan berirama ketika ayat Al-qur'an keluar dari mulutnya.

Menyudahi sholat dhuzurnya, seperti kebiasaannya setelah selesai sholat Agatha tidak langsung pergi begitu saja. Ia selalu menyempatkan berdzikir dan berdoa. Sementara anak-anak yang lain sudah bubar meninggalkan Mushollah.

"Suaranya asing enggak sih, kayanya orang baru yah?" Ujar Jeje bertanya.

"Kayanya sih gitu." Ujar Lili yang menjawab pertanyaan Jessi. "Dia siapa? kamu kenal sama dia, Tha?" Ujar Lili yang bertanya tentang Andra.

"Dia Andra, Li. Aku baru mengenalnya, dia temannya kak Bian. Lebih tepat mungkin sahabat." Ujar Agatha yang menjelaskan.

"Aku duluan yah." Ujar Jessi yang pamit lebih dulu.

Agatha dan Lili hanya mengangguk ketika Jessi pamit lebih dulu. "Jadi dia yang meminta bantuan untuk mengajar?"

"Iya Li, kenapa?"

"Enggak papa, tadi kak Bian menawarkan ku. Cuma aku tidak bisa, apa kak Bian menawarkan kamu?"

"Iya, tadi kami banyak bicara dan sepertinya tawaran untuk membantunya mengajar itu bagus."

"Terus kamu terima?"

"Iya aku menerimanya, tidak ada salahnya kan aku membantunya. Lagian juga untuk menambah kegiatan ku, Li." Ucap Agatha sambil merapihkan khimarnya. Sedangkan Lili ia melipat mukenanya.

Takdir Ku Memilih MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang