Agatha pov
Menatap langit kamar ku, sudah hampir dua tahun rasanya aku berada di negara orang. Menuntut ilmu dan pendidikan ku, aku tidak mau menyia - nyiakan apa yang sudah ku dapat. Aku juga tidak mau membuat kedua orang tua ku kecewa, selama tinggal di Cairo pun hanya pendidikanlah yang aku pikirkan meski sudah beberapa kali seorang ikhwan datang untuk mengajak ku Ta'aruf.
Dua tahun yang lalu, saat dimana Jessi menghubungi ku. Saat ini aku rindu padanya. Rindu pada semuanya, apa kabar mereka di sana? Saat ini aku memang jarang sekali menghubungi Jessi dan juga kedua orang tua ku. Bukan tidak ingin menghubungi, hanya saja aku sedang sibuk dan selalu tidak punya waktu karena akhir-akhir ini di kampus juga sedang banyak tugas.
Padahal yang ku tau dari Shergio teman serumah ku, Jessi dan ibu sudah beberapa kali menelpon hanya sekedar menanyakan kabar ku. Tapi saat itu juga aku sedang tidak ada dirumah.
"Agatha, ada telpon dari Indonesia." Panggil Aisyah salah satu teman serumah ku, dia berasal Banten.
Aku bangun dari baringan ku lalu tersenyum sebelum beranjak dari tempat tidurku. Ku lihat di ruang tamu ada Shergio dan yang lainnya yang memang sedang mengerjakan tugas kuliah.
"Hallo Assalamualaikum." Salam ku ketika menempelkan gagang telpon ke telinga ku.
"Waalaikumsalam."
"Ibu !" Panggil ku dengan suara terdengar bahagia membuat teman-teman ku menoleh ke arah ku.
"Iya ini ibu, kamu di sana apa kabar? Gimana kuliah mu disana? Kamu sehatkan?"
"Alhamdulillah Agatha baik dan sehat walafiat, bu. Ibu sendiri apa kabar?"
"Ibu alhamdulillah baik, Agatha lagi sibuk?"
"Enggak kok, cuma baru aja pulang dari kampus. Ada apa bu?"
"Ada yang ingin ibu sampaikan, maaf kalau ibu harus menyampaikannya di telpon."
"Iya enggak apa-apa bu, apa yang ingin sampaikan ?"
"Sebenarnya sudah lama ibu ingin menyampaikannya pada mu, sudah dua tahun lamanya kamu berada di negara orang. Kapan kamu pulang?"
"InsyaAllah liburan nanti Agatha pulang, buk. Ada sebenarnya, sepertinya penting sekali?"
"Begini, nak."
Berakhir sudah telpon ku bersama ibu malam ini, aku tidak mengerti dengan perasaan ku setelah ibu berbicara pada ku. Ucapan ibu kini terngiang di telinga ku, bahkan usai telepon ibu, aku memutuskan untuk segera ke kamar meski aku tau teman-teman memperhatikan sikap aneh ku usai menerima telpon dari ibu.
Pagi kembali menyinari kota Cairo, pagi yang sejuk sama seperti hari biasanya. Ku lihat jam sudah menunjukan pukul 6 pagi sebelum berangkat kuliah aku lebih dulu bekerja. Bekerja di pasar sekedar membantu dengan upah yang cukup untuk biaya hidup ku selama di Cairo, ya meski sebenarnya setiap bulan ayah selalu mengirimi ku uang tapi tetap saja aku juga harus bekerja untuk mencukupi hidup ku.
"Agatha, kok kamu melamun aja sih? Ayo dimakan, kamu kan harus ke pasar. Kalau kebanyakan melamun nanti kesiangan." Suara lembut Aisyah yang membuat ku tersadar dari lamunan ku yang hanya sekejap saja.
"Kamu kenapa sih, Tha? Dari semalam setelah ibu mu telpon, kamu jadi melamun terus. Ada apa sebenarnya?" Tanya Michelle yang baru duduk dengan membawa sarapannya.
Setiap pagi kami memang selalu seperti ini, berkumpul untuk menikmati makan pagi bersama. Tidak hanya itu, awal mengenal mereka pun rumah yang kami singgahi terasa seperti hangat layaknya keluarga sendiri. Terlebih saat awal bertemu dan mengenal kami semua sepakat untuk membuat jadwal kebersihan ataupun yang lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Ku Memilih Mu
Fanfictiontakdir ku memilih mu Mengenal dan bertemu dengannya membuat ku merasakan ada yang yang berbeda dari kebanyangkan gadis yang aku lihat selama ini. Dia berbeda, meskipun terlalu muda untuk ku. Tapi entah kenapa setiap melihatnya, aku merasa hal yang b...