Jam menunjukkan pukul 8 malam, usai sholat isya Andra pun segera pamit pada kedua orang tua Agatha. Baru bertemu saja membuat Andra merasa begitu diterima baik oleh keluarga Agatha, padahal mereka baru bertemu beberapa hari kemarin dan inilah pertemuan Andra untuk yang pertama kalinya dengan kedua orang tua Agatha.
"Tha, makasih yah. Maaf kalau jadinya merepotkan kamu, sampai di kasih makan malam segala lagi." Ucap Andra yang bersiap memakai helmnya.
"Sama-sama kak, lagiankan kakak datang ke rumah aku itu sebagai tamu jadinya wajar aja kalau kami berlaku seperti itu. Kan harus menghargai."
"Tapi kesannya aku merepotkan mu."
"Aku dan kedua orang tua ku tidak merasa di repotkan, kak. Sudah jangan bicara seperti itu."
"Sekali lagi terima kasih yah, aku pamit. Assalamualaikum."
"Iya kak sama-sama, hati-hati. Waalaikumsalam."
Agatha tersenyum melihat Andra yang sudah melajukan motornya dan meninggalkan rumahnya. Melihat suasana di luar rumahnya yang sepi membuat Agatha segera masuk, senyum terukir di bibirnya. Ia merasakan hatinya seperti sedang bersorak gembira, entahlah rasanya aneh sehingga hanya membuatnya mampu menggelengkan kepalanya menanggapi debaran jantung yang sedang berdendang.
"Hayoo, kenapa kamu senyum-senyum begitu? Aneh deh !" Ucap tante Desi yang melihat putrinya tak lepas untuk tersenyum.
"Enggak papa kok bu, senyum itukan ibadah."
"Tapi senyum mu kali ini terasa beda, Tha. Kayanya kamu lagi bahagia." Sahut Rere yang ikut menimpali.
"Perasaan kakak aja mungkin. Udah yah aku mau ke kamar, mau sholat isya dulu." Ujar Agatha yang melangkahkan kakinya.
Kakak dan juga ibunya hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah Agatha yang sepertinya sangat bahagia. Kedua wanita itu sudah paham sekali jika melihat Agatha yang tak henti tersenyum, Agatha tidak bisa menyembunyikan rasa yang sedang ia rasakan. Tapi saat ini bukan waktunya untuk mereka bertanya apa yang sedang di rasakan, biasanya Agatha lah yang akan bercerita tanpa di minta.
Hari-harinya sudah menjadi rutinitas kebiasaannya, tidak terasa hari sabtu sudah kembali. Agatha terlihat sudah rapih bahkan siap untuk segera berangkat, mulai hari ini ia tidak lagi membawa kendaraan sendiri melainkan meminta jessy ataupun Lili untuk berangkat bersamanya. Untuk hari ini ia berangkat bersama Jessi karena memang sebelumnya Jessi yang mengajaknya untuk berangkat bersama.
Menikmati sarapannya lebih dulu sambil menunggu Jessi datang menjemputnya, pagi ini Agatha terlihat begitu bersemangat. Meskipun di hari sabtu sebelumnya ia juga terlihat bersemangat tapi kali ini semangatnya justru berbeda. Kakak dan ibunya hanya tersenyum melihat Agatha yang memang terkadang sulit untuk di tebak.
Suara ketukan pintu membuat Agatha dengan cepat menelan makanannya, bisa ia pastikan Jessi yang datang menjemputnya.
"Abiskan dulu sarapannya !" Ucap tante Desi mengingatkan.
"Sudah bu, Jessi udah datang. Kasihan nanti nunggu kelamaan."
"Biar di suruh masuk dulu, ajak sarapan sama-sama."
Saat pintu terbuka terlihat di sana Jessi berdiri tetapi tidak sendiri melainkan bersama Arif. Agatha pun lebih dulu mempersilahkan mereka untuk masuk dan sekalian dirinya pamit pada ibunya karena tadi ia belum sempat pamit.
"Assalamualaikum bu." Sapa Jessi yang mencium punggung tangan tante Desi dan di ikuti Arif.
Agatha tadi ke dalam untuk pamitan tapi saat ingin pamit justru ibunya ikut keluar karena ingin menemui Jessi agar ikut pamitan juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Ku Memilih Mu
Fanfictiontakdir ku memilih mu Mengenal dan bertemu dengannya membuat ku merasakan ada yang yang berbeda dari kebanyangkan gadis yang aku lihat selama ini. Dia berbeda, meskipun terlalu muda untuk ku. Tapi entah kenapa setiap melihatnya, aku merasa hal yang b...