Takdir ku memilih mu 9

1.3K 87 1
                                    

Andra Pov

Sudah dua bulan aku mengenalnya, di setiap dekatnya aku merasakan jantung ku berdetak kencang bahkan rasanya mata ini ingin terus melihatnya. Awal melihatnya mengajar dia dengan mudah begitu  akrab dengan adik-adik, dia juga tidak membatasi kasih sayangnya pada adik-adik. Bahkan bisa dibilang dia sangat menyayangi adik-adik, sikap keibuannya begitu terpancar darinya.

Selama mengenal dan dekat dengannya aku tak pernah melihat Agatha menatap ku ataupun yang lain, kalau pun menatap hanya sekilas saja. Selebihnya ia menundukan kepalanya.

Pagi ini seperti biasa ku jalani, merapihkan sedikit tatanan rambut serta pakaian ku sebelum aku meninggalkan kamar. Hari ini aku akan ke tempat Bian terlebih dulu untuk menjemput Agatha, karena bisa ku pastikan saat ini ia berada di sana untuk kembali mengajar. Yang ku tahu Agatha beberapa hari yang lalu izin untuk libur mengajar dikarenakan membantu pernikahan kakaknya yang di laksanakan tepat dua minggu yang lalu. Dan selebihnya Agatha izin karena memang ada tugas kantor yang mengaruskan dia berangkat ke luar kota, entah dia sudah kembali atau belum tapi yang jelas aku akan tetap ke tempat Bian untuk memastikan keberadaannya ada atau tidak.

"Mah, Andra berangkat dulu." Pamit ku yang mencium punggung tangan mama tidak lupa mengecup singkat kening mama.

Itulah kebiasaan yang tidak pernah bisa hilang sebelum aku meninggalkan mama, menjadi anak satu-satunya terkadang membuat aku merasa tidak tega meningalkan mama sendirian di rumah. Apalagi terkadang papa suka tidak pulang dan mengharuskan pergi keluar kota.

"Hati-hati bawa mobilnya, jangan ngebut." Pesan mama yang membuat ku hanya mengacungkan jempol dan tersenyum.

Memasuki mobil ku dan bergegas melajukannya ke tempat dimana Bian mengajar, sudah lama juga tidak bertemu Bian. Karena memang biasanya kalau menjemput Agatha, dia lebih memilih untuk bertemu di tempat lain dengan alasan agar tidak terlalu jauh untuk ku menjemputnya. Terakhir bertemu Bian pun juga saat di acara pernikahan Rere kakaknya Agatha, sejak Agatha memberitahu ku tentang Khitbah kakaknya tempo lalu. Tidak lama itu Agatha mengundang ku dan yang lainnya untuk datang.

"Assalamualaikum." Salam ku yang kini sudah tiba di tempat Agatha mengajar.

"Waalaikumsalam."

"Mau jemput Agatha, Ndra?" Tanya Arif pada ku.

Aku hanya mengangguk mengiyakan ucapan Arif.

"Agatha hari ini enggak datang, udah 5 kali dia enggak hadir di hitung dari bantuin pernikahan kakaknya dan izin karena mau keluar kota ada tugas dari kantornya." Ucap Bian menjelaskan. "Memangnya Agatha tidak bilang sama ente, Ndra?" Tanya Bian yang kelihatannya heran dengan ku.

"Dia izin sama ane, Bi. Ane kira hari ini dia ngajar ? Agatha enggak hubungi ente gitu?" Ujar ku yang kembali bertanya.

"Akhir-akhir ini Agatha jarang banget ngabarin ane, apalagi dia enggak pernah nonggol digrup. Biasa justru setiap kita ada obrolan di grup dia selalu hadir, ane sendiri binggung sama Agatha. Seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan karena memang sikapnya aneh aja." Ujar Bian yang berbicara sama seperti yang aku rasakan.

Aku justru terdiam seolah berpikir dengan perubahan Agatha yang tiba-tiba saja. Terakhir waktu itu saat aku mengantarnya pulang malam itu, Agatha memang tidak pernah banyak bicara. Dia lebih banyak diam sama aku dan juga yang lainnya. Setelah mengantarnya pulang seperti biasa dia hanya mengucapkan terima kasih tanpa menatap ku, ya memang aku akui dia begitu menjaga pandangannya. Sementara aku juga harus menahan pandangan ku untuk tidak selalu melihat ke arahnya meskipun terkadang tanpa dirinya sadari aku suka memperhatikannya walau hanya dari jarak jauh saja.

Dua hari setelah mengantarnya, aku lihat ponsel ku yang berdering pertanda ada sebuah pesan masuk. Saat ku lihat ternyata Agatha yang mengirim pesan singkat. Aku merasa bahagia walau hanya sekedar sebuah pesan saja, entahlah rasanya tak menentu. Kadang rasa rindu hadir untuknya, aku tau aku salah karena merindukan seseorang yang belum halal bagi ku. Tapi rindu ini hanya bisa ku simpan dan utarakan lewat doa ku pada Yang Maha Kuasa. Isi pesannya saat itu bahwa Agatha izin untuk  tidak mengajar dengan alasan ingin membantu kakaknya mengurus pernikahan.

Takdir Ku Memilih MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang