Jam menunjukan pukul 02.30 dini hari, Agatha terbangun kala mendengar seperti ada yang mengetuk jendela kamarnya. Matanya terbuka sempurna dan mengarah pada jendela yang rupanya dalam keadaan sudah terbuka. Agatha mengernyitkan dahinya, karena seingatnya semalam jendela sudah ia tutup.
Melangkahkan kakinya untuk menutup jendela, semilir angin dini hari begitu menusuk kulit hingga dingin begitu terasa. Ia melihat ke arah samping terdapat Aisyah yang tertidur begitu pulas.
Setelahnya Agatha melangkahkan kakinya untuk segera ke kamar mandi, ingin tidur lagi tapi rasanya mata tak bisa terpejam.
"Ya Allah di sepertiga malam ini hamba memohon atas petunjuk mu, banyak pria yang ingin mengajak hamba ta'aruf tapi diantara salah satunya sudah lebih dulu mengkhitbah hamba dan bertemu dengan kedua orang tua hamba. Hamba serahkan semuanya pada mu Ya Allah. Amin ya rabbal allamin." Menutup sholat malamnya dengan doa memohon petunjuk Allah Swt. Membuat hatinya sedikit tenang, setidaknya ia sudah mengadu apa yang sedang ia rasakan pada Allah.
Pagi kembali tiba, sinar matahari mulai masuk dan menusuk indera penglihatan.
"Agatha, alhusul ealaa ma yasil !" Ucap Aisyah yang melihat Agatha tertidur dilantai dengan mukena yang masih dipakainya. (Agatha, bangun)
"Agatha !" Panggil Aisyah lagi tapi tidak membuat Agatha bangun dan membuka matanya.
Digoyakan tubuh Agatha, membuat Aisyah semakin panik karena Agatha tidak kunjung bangun.
"Shergio, Michelle !!" Teriak Aisyah ketika melihat tubuh Agatha melemas bahkan tubuhnya begitu dingin dan bibir memucat.
"Aisyah, ada apa?" Tanya Michelle dan Shergio yang berlari ke kamar ketika mendengar teriakan Aisyah.
"Agatha !" Ucap Aisyah membuat Michelle dan Shergio menatap Agatha yang tergeletak tak sadarkan diri.
Membuka matanya dan seketika indera penciumannya mulai merasakan bau yang begitu asing, ketika mata terbuka sempurna ia melihat ketiga temannya kini berada di hadapannya.
"Aku dimana?" Tanya Agatha sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"Kamu di rumah sakit, Tha." Ujar Michelle begitu lembut.
"Aku harus pulang dan bekerja, Chell. Nanti Ummi Aminah mencari ku." Ucap Agatha berusaha bangun.
"Tha, kamu harus istirahat. Dokter bilang kamu harus banyak istirahat. Urusan ummi Aminah, aku sudah beritahu keadaan kamu. Dan nanti dia akan ke sini bersama suaminya untuk menjenguk kamu." Balas Aisyah menenangkan Agatha.
"Iya Tha, kamu istirahat dulu saja." Balas Shergio.
Akhirnya Agatha menurut saja apa yang diucapkan ketiga temannya itu, buatnya mereka tak hanya sekedar teman tetap sudah seperti saudara sendiri yang kadang kala selalu mengingatkan bila diantara mereka salah, selalu memarahi untuk kebaikan dan saling khawatir jika diantara salah satu belum pulang atau pun sedang sakit.
Seperti saat ini, jika melihat salah satu teman sakit bahkan mereka bertiga sama-sama khawatir dan takut kehilangan. Waktu dua tahun membuat mereka begitu cepat untuk saling mengenal dan dekat layaknya saudara.
"eafu, hadha hu altaeam lilmarid." Ucap seorang perawat dengan membawakan makanan untuk Agatha. (Permisi, ini makanan untuk pasien).
"Shukraan." Balas Shergio pada perawat itu. (Terima kasih)
Setelah memberikan makanan, perawat itu kembali keluar meninggalkan kamar Agatha.
"Tha, makan dulu yuk. Biar nanti dokter bisa langsung kasih kamu obat. Biar kamu cepat sembuh." Ucap Shergio membuat Agatha bangun dari baringannya dengan dibantu oleh Aisyah dan juga Michelle.

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Ku Memilih Mu
Fanfictiontakdir ku memilih mu Mengenal dan bertemu dengannya membuat ku merasakan ada yang yang berbeda dari kebanyangkan gadis yang aku lihat selama ini. Dia berbeda, meskipun terlalu muda untuk ku. Tapi entah kenapa setiap melihatnya, aku merasa hal yang b...