Takdir ku Memilih Mu 15

1.4K 109 0
                                        

"Aku pamit yah, jaga diri kalian. Jangan malas untuk makan." Ucap Agatha yang pamit pada kedua temannya.

Kini Agatha dan juga Aisyah sudah berada di bandara, malam ini Agatha akan pulang ke Indonesia bersama Aisyah dan juga Fahri. Sementara kedua temannya tetap berada di Cairo.

"Cepat kembali yah kalian, kami pasti akan merindukan kalian." Ujar Shergio yang memeluk Agatha dan juga Aisyah.

Mereka merasa sedih dan kehilangan, beberapa hari kemarin adalah hari yang tidak bisa mereka lupakan ketika beberapa hari benar-benar memanfaatkan waktu untuk bersama. Dan sekaranglah mereka merasa begitu kehilangan meski kepergian mereka akan kembali lagi tapi tetap saja dengan waktu yang lama juga.

"Udah jangan sedih gitu, kita masih bisa telepon atau video call." Ujar Aisyah yang menyeka airmata Shergio.

"Yaudah kami pamit yah, kami udah harus masuk untuk check in." Ucap Agatha yang tersenyum pada kedua temannya.

"Kalian hati-hati, kalau sudah tiba di Tanah Air jangan lupa untuk menghubungi kami." Sahut Michelle yang berusaha agar tidak menangis seperti Shergio.

Agatha dan Aisyah mengangguk kemudian setelah berpamitan mereka pun segera masuk untuk check in tiket dan juga paspor yang mereka miliki.

Berada di dalam pesawat, Agatha duduk bersama Aisyah. Sementara Fahri duduk terpisah dari mereka. Waktu membeli tiket memang sengaja tidak disatukan karena memang Fahri dan Aisyah belum sah meski memang saat ini Fahri bisa di bilang calon suami tapi tetap saja ia belum bertemu dengan kedua orang tua Aisyah, meskipun calon tapi ia juga tidak bisa duduk berdekatan.

"Tha, apa yang kamu bilang itu benar yah."

"Yang mana, sya?"

"Ucapan kamu yang waktu itu di rumah sakit." Ujar Aisyah membuat Agatha setengah mengingat.

"Seperti yang kamu bilang waktu itu pada mas Fahri, Tha. Kalau di luar sana masih banyak gadis yang menunggunya, mungkin mas Fahri bukan di takdirkan sama kamu. Tapi justru Allah mentakdirnya untuk ku, selama ini aku enggak pernah berharap sama siapapun bahkan enggak pernah terpikir bisa berjodoh dengan mas Fahri. Kalian tau sendiri aku selama disini enggak pernah dekat dengan siapapun kecuali kalian, kenal mas Fahri pun hanya sekedarnya saja. Tau nama dan tau orangnya, untuk mengaguminya bahkan enggak pernah ada di pikiran dan hati aku." Ujar Aisyah yang merasa sebelumnya tidak terlalu mengenal Fahri.

"Itu namanya jodoh, Sya. Kita enggak akan tau siapa yang akan menjadi jodoh kita, terbukti seperti kamu yang sebelumnya tidak terlalu kenal dengan mas Fahri tapi ternyata dia adalah jodoh mu. Begitu juga dengan aku, Allah sudah menentukan orang untuk ku meski aku enggak pernah tau siapa orangnya. Tapi hati aku percaya kalau Allah enggak akan mungkin memberikan seseorang yang salah untuk ku."

"Aku kagum pada mu, Tha. Kalau andai aku yang berada di posisi mu, aku mungkin akan menolak pilihan kedua orang tua ku meski keduanya bilang aku mengenalnya. Tapi kamu justru menyerahkan apapun yang sudah kedua orang tua mu pilihkan."

"Aku juga percaya pilihan kedua orang tua ku, Sya. Karena enggak selamanya pilihan orang tua itu salah, selama ini kedua orang tua ku selalu menyerahkan apapun tentang keputusan ku. Tapi kali ini biarkan aku yang menyerahkannya pada kedua orang tua ku."

"Semoga pilihannya terbaik untuk mu yah, Tha."

"Amin, shukraan, Sya." Balas Agatha tersenyum pada Aisyah.

"Oh iya, aku ingin seperti mu, Tha."

"Seperti aku?"

"Iya, setelah menikah nanti InsyaAllah aku akan memakai niqab seperti mu, doakan yah, Tha. Semoga bisa istiqomah."

Takdir Ku Memilih MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang