Sudah dua bulan Agatha membantu mengajar di tempat Andra, adik-adik pun sudah begitu dekat dengan Agatha. Hanya dalam pertemuan dua kali, Agatha mampu mendekatkan dirinya pada adik-adik dan hal itu membuat Shila merasa bersyukur karena ternyata Agatha bisa langsung akrab dalam waktu yang cepat, meskipun cara mengajar Agatha dengan Siska berbeda entah mengapa adik-adik lebih mudah paham ketika Agatha sudah memberikan sebuah materi.
Cara mengajar Agatha lebih banyak membiarkan adik-adik untuk membuka suaranya daripada hanya diam saja, hal itulah yang mempermudah adik-adik menangkap apa yang Agatha berikan dan jelaskan pada mereka.
Pagi ini jadwalnya langsung mengajar di tempat Andra, sementara di tempat Bian mengajar di liburkan untuk minggu ini. Karena memang sebagian pengajar sedang ada acara.
Pagi ini Agatha sudah terlihat begitu rapih, tadi pagi-pagi sekali Andra sudah mengirimkan pesan akan menjemputnya di rumah. Agatha sudah menolak, dan bilang kalau bertemu di luar saja karena ia tidak ingin merepotkan Andra, tapi Andra juga merasa tidak enak jika harus membiarkan Agatha menunggu di luar rumah.
"Berangkat sama siapa kamu, Tha?" Tanya om Rahmat sambil menikmati sarapannya.
"Hari ini sama kak Andra, dia mau jemput aku katanya?"
"Memangnya kamu tidak ke tempat Bian?" Tanya tante Desi pada putrinya.
"Ditempat kak Bian diliburkan, bu."
"Loh, ada apa?"
"Kak Bian ada acara bersama keluarganya, Jeje kuliah penganti, kak Arif juga katanya ada acara, kalau Lili sakit. Jadi tersisa aku sama kak Bella aja."
"Lili sakit? Sakit apa dia?"
"Cuma deman katanya, bu."
"Yasudah kamu makannya cepat habiskan, nanti keburu Andra datang."
Agatha kembali menyantap sarapannya, sarapan pagi ini terlihat begitu lengkap karena memang om Rahmat yang belum berangkat kerja. Tidak lama kemudian pintu rumahnya berbunyi seperti ada seseorang yang mengetuknya dari luar. Agatha pun segera membasuh mulutnya dengan tisu lalu kemudian meneguk segelas airputih yang berada di dekatnya. Ia bangun dari duduknya karena bisa jadi Andra lah yang datang.
"Agatha makan dulu aja, biar kakak yang buka pintunya." Ucap Rere yang mendahului Agatha.
Rere melangkahkan kakinya untuk segera membukkan pintu, saat pintu terbuka ia justru terkejut dengan seseorang yang berada di hadapannya. Entah hanya perasaannya saja atau mungkin memang benar nyata.
"Assalamualaikum !" Salam suara seseorang begitu berat.
"Waalaikumsalam !" Balas Rere sedikit gugup. "Hamas !" Ucap Rere lirih.
Ia tidak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini, rasanya seperti mimpi melihat orang yang selama ini menjadi cinta diam-diamnya berada di depannya bahkan nyata berdiri di hadapannya.
"Re, boleh aku dan keluarga ku masuk?" Ujar Pria yang bernama Hamas itu membuyarkan lamunan Rere yang hanya sekejap.
Rere hanya mengangguk kikuk, setelahnya ia mempersilahkan Hamas dan keluarganya untuk masuk.
"Tunggu sebentar yah, biar Rere panggilkan ayah dan ibu dulu." Pamit Rere yang bergegas untuk memanggil kedua orang tuanya.
Perasaannya saat ini benar-benar tak menentu, ada rasa bahagia ada juga rasa binggung. Binggung karena tiba-tiba saja Hamas dan keluarganya datang ke rumah yang ia sendiri tidak tau apa maksud tujuannya.
Mendadak gugup karena terkejut, Rere benar-benar tidak bisa menyembunyikan perasaannya saat ini.
"Siapa Re?" Tanya tante Desi yang melihat Rere kembali menemuinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Ku Memilih Mu
Fiksi Penggemartakdir ku memilih mu Mengenal dan bertemu dengannya membuat ku merasakan ada yang yang berbeda dari kebanyangkan gadis yang aku lihat selama ini. Dia berbeda, meskipun terlalu muda untuk ku. Tapi entah kenapa setiap melihatnya, aku merasa hal yang b...