Agatha melihat jam di dindingnya menunjukan pukul 10 pagi, sebelumnya Andra sudah menghubungi dan memberitahu kalau dia akan menjemput sekitar pukul 11. Agatha menatap dirinya di cermin, ia memandangi penampilannya. Ia tidak ingin mempermalukan dirinya di depan calon ibu mertuanya, karena ini pertama kalinya Agatha bertemu. Jantung tak hentinya berdetak cepat bahkan kini rasa gugup melanda pada dirinya.
Mendudukan kembali bokongnya ditepi tempat tidur, rasanya benar-benar gugup. Memandang layar ponselnya takut jika Andra tiba-tiba menelponnya. Di tutup wajahnya dengan telapak tangannya kini keringat dingin mulai Agatha rasakan.
"Agatha !" panggil tante Desi yang masuk ke dalam kamar putrinya.
Agatha pun menjauhkan tangannya yang tadi menutupi wajahnya, kini pandangannya mengarah ke tante Desi ibunya yang berjalan mendekatinya.
"Loh, kenapa belum rapih gini?" Tanya tante Desi yang ikut duduk di sampng putrinya. "Ini juga kenapa berkeringat begini?" Ujar tante Desi yang mengusap keringat Agatha.
"Aku gugup, bu. Ini pertama kalinya aku ketemu sama kedua orang tua kak Andra." Jawab Agatha yang berkata sesuai dengan apa yang sedang di rasakan.
Tante Desi justru tersenyum mendengar penuturan dari putrinya, menurutnya wajar jika memang putrinya merasa gugup. "Wajar sayang, dulu ibu juga begitu waktu bertemu dengan orang tua ayah mu. Sekarang coba tarik nafas terus buang perlahan jangan lupa untuk baca bismillah." Ucap tante Desi yang berusaha menenangkan rasa gugup putrinya.
Agatha mulai menghela nafasnya, kemudian dibuangnya perlahan. Sedikit lebih tenang dari sebelumnya.
"Sekarang rapihkan pakaian mu, Andra sudah menunggu di bawah."
Agatha mengerutkan keningnya, sudah sampai? tadi pagi dia bilang akan menjemput jam 11 tapi ternyata datang lebih awal. Agatha pun hanya mengangguk kemudian tante Desi pun bergegas keluar dari kamar putrinya.
Agatha kembali berdiri di depan cermin, ia kembali merapihkan pakaiannya dan segera memasang niqabnya. Setelah sudah rapih, ia pun bergegas untuk segera keluar dari kamarnya. Benar saja ternyata Andra sudah datang dan kini menunggunya.
"Assalamualaikum !" Salam Agatha mengalihkan pandangan Andra yang tadinya fokus pada layar ponselnya.
"Waalaikumsalam, kamu udah siap?" Tanya Andra sambil berdiri dan hanya di jawab anggukan kepala oleh Agatha.
"Kalian udah mau berangkat?" Tanya tante Desi yang baru saja dari dapur.
"Iya bu, Pamit dulu yah bu."
"Ehh tunggu dulu !" Ujar tante Desi yang membuat Andra kembali diam di tempatnya
"Nih, titip untuk mama kamu, Ndra. Ibu buatkan buat acara makan siang kalian, sampaikan salam ibu buat kedua orang tua mu." Kata tante Desi sambil menyerahkan sebuah kotak ke arah Andra.
"Ini apa buk?"
"Itu brownies, yaudah sana kalau mau berangkat."
"Yaudah kami pamit yah, buk." Ucap Andra yang mencium punggung tangan tante Desi, begitu juga dengan Agatha.
"Sini biar aku yang bawa." Kata Agatha yang membuat Andra tersenyum dan memberikan bingkisannya pada Agatha.
Meninggalkan rumahnya dan kini keduanya sudah berada di perjalanan menuju rumah Andra. Selama di perjalanan Andra tidak hentinya sesekali menoleh ke sampingnya sambil tersenyum, saat melihat ke arah Agatha justru membuatnya ingat saat pertama kalinya ia menjemput Agatha. Pertama kalinya saat itu Agatha duduk di sampingnya,
Meski lebih banyak diam tapi yang Andra kenal, Agatha adalah gadis yang mudah untuk berteman bahkan meski saat bersamanya diam tapi ketika di depan banyak orang justru dia sebaliknya, lebih cerewet dan terkadang membuatnya gemas sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Ku Memilih Mu
Fiksi Penggemartakdir ku memilih mu Mengenal dan bertemu dengannya membuat ku merasakan ada yang yang berbeda dari kebanyangkan gadis yang aku lihat selama ini. Dia berbeda, meskipun terlalu muda untuk ku. Tapi entah kenapa setiap melihatnya, aku merasa hal yang b...