Takdir ku memilih mu 4

1.8K 101 3
                                    

"Andra !" Panggil om Romi membuat Andra menatap papanya.

Disinilah sekarang Andra berada, duduk bersama kedua orang tuanya. Sepulangnya tamu tadi membuat tante Heni memanggil Andra karena memang ada yang ingin di bicarakan.

"Iya, pah."

"Apa yang sudah kamu katakan pada Berlian?" Tanya om Romi yang bertanya.

"Mengatakan apa? Andra tidak mengatakan apapun padanya."

"Kamu tidak usah berbohong dengan mama dan papa, Ndra. Apa yang sebenarnya kamu katakan pada Berlian sampai membuatnya menangis sesudah dari kamar mu tadi?" Kini tante Heni yang bertanya.

"Maaf mah, seharusnya Andra yang bertanya sama mama. Untuk apa mama menyuruh Berlian menemani Andra menyelesaikan pekerjaan? apa mama tidak berpikir apa yang akan terjadi kalau kami berduaan di kamar?" Balas Andra membuat om Romi menatap istrinya.

"Mama menyuruh Berlian menemani Andra?" Ujar om Romi yang terkejut.

"Pah, mama hanya menuruti kemauannya Vanesa untuk mendekatkan Berlian dengan Andra. Kesempatan buatnya saat ponsel Andra tertinggal, tidak ada salahnya juga dia ikut membantu menyelesaikan pekerjaan Andra."

"Mama salah besar, apa kata orang kalau liat anak kita justru berduaan dengan gadis yang bukan muhrimnya. Apa mama tau, apa yang akan terjadi jika mereka berduaan?"

"Mama yakin kok Andra tidak akan melakukan hal di luar batas pikirannya."

"Mama bisa berpikir seperti itu? Mah, yang namanya sudah berduaan apalagi laki-laki dengan perempuan pasti yang ketiganya adalah setan. Kalau terjadi sesuatu sama mereka berdua apa mama tidak malu?" Ujar om Romi yang jengkel dengan pemikiran istrinya itu.

"Papa tidak habis pikir dengan jalan pemikiran mama. Mama boleh menjodohkan Andra dengan siapapun, tapi tidak dengan cara seperti ini, mah. Apa mama tidak berpikir panjang jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi? mama mau mempermalukan keluarga mama sendiri?" Ujar om Romi yang kesal, terlihat disana urat-urat lehernya menonjol menunjukan bahwa ia begitu kecewa dengan istrinya.

Tante Heni terdiam, apalagi mendengar suara suaminya yang begitu marah padanya. Andra yang melihat mamanya jadi merasa kasihan, tapi ini semua adalah salahnya.

"Pah, sudah." Ujar Andra yang menenangkan om Romi. "Maaf sebelumnya mah, pah. Sebenarnya ada maksud apa keluarga om Rico datang ke rumah kita?" Tanya Andra yang ingin tau maksud dan tujuan datangnya teman papanya semasa SMA dulu.

"Mama yang menyuruh papa untuk mengundang keluarga om Rico untuk datang." Sahut tante Heni yang menjawab pertanyaan putranya.

"Untuk apa?"

"Awalnya mama hanya ingin bersilahturahim sama keluarga mereka, tapi saat mama bertemu dengan tante Vanesa. Dan tante Vanesa cerita kalau dia punya anak gadis justru buat mama berniat untuk menjodohkan Andra dengan Berlian, apalagi yang mama tau Berlian gadis baik bahkan Pendidikannya setara dengan kamu."

Andra menghela nafasnya, sudah bisa di tebak dari awal kalau semua ini sudah rencana mamanya untuk menjodohkan dirinya dengan gadis pilihannya.

"Mah, Andra tidak masalah jika memang mama ataupun papa ingin mengundang teman untuk silahturahim, tapi jika menjodohkan mau sampai kapan Mama seperti ini?"

"Sampai mama mendapatkan yang tepat untuk kamu." Jawab tante Heni membuat Andra mengusap kasar wajahnya.

"Mah, yang menjadi pilihan mama belum tentu baik dan tepat untuk aku. Aku yang tau gadis seperti apa yang pantas untuk aku, karena aku bisa menilainya."

"Andra ! pilihan orang tua itu tidak pernah salah, mama yakin dan percaya kalau Berlian itu baik untuk kamu."

"Aku tau itu, untuk masalah yang lain aku terima apapun pilihan mama. Tapi untuk masalah teman hidup, biarkan aku memilihnya sendiri. Berlian memang baik. Baik untuk mama belum tentu baik untuk aku." Jawab Andra lagi membuat tante Heni menatap heran putra semata wayangnya itu.

Takdir Ku Memilih MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang