Takdir Ku Memilih Mu 16

1.4K 108 3
                                    

Pagi kembali menyapa Agatha, pagi pertamanya di rumah kini kembali ia rasakan. Menatap dirinya di cermin melihat penampilannya yang sudah rapih. Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi. Keluar dari kamarnya untuk menuju ruang makan.

"Udah rapih, kamu mau kemana ?" Tanya Rere pada adiknya.

Rere sudah datang dari semalam, ketika di telepon ibunya mengenai kepulangan adiknya. Rere datang bersama Hamas suaminya, bahkan Agatha baru mengetahui kalau Rere baru hamil setelah dua tahun menunggu.

"Aku mau ke tempat adik-adik, mau ketemu sama mereka sekalian kasih oleh-oleh buat mereka."

"Pergi sendiri?" Tanya Rere membuat Agatha mengangguk.

"Biar mas Hamas antar saja yah, mas Hamas jugakan libur."

"Enggak usah kak, aku bisa kok pergi sendiri. Lagian aku masih ingat kok jalanan Jakarta." Ujar Agatha pada kakaknya.

"Ya enggak papa, jadi ada yang antar kamu."

"Enggak perlu kak, yaudah aku berangkat dulu yah. Jangan lupa bilang ibu yah kak."

"Yaudah kamu hati-hati."

"Assalamualaikum." Pamit Agatha pada kakaknya.

Ingin pamit dengan ibunya tapi justru ibunya sedang keluar rumah, biasanya sabtu selalu rutin ikut senam sehat yang di adakan di taman dekat rumahnya.

Turun dari taksi, kini pandangan menatap sebuah perkampungan yang sudah lama tidak pernah ia kunjungi. Melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam perkampungan itu, semua masih sama seperti dua tahun yang lalu. Rindu pada tempat ini bahkan ia rindu membagi ilmu pengetahuan untuk anak-anak di sana.

Mata Agatha menatap seseorang yang kini sedang mengajar, kedatangan Agatha ke tempat itu belum di sadari orang-orang sekitar yang memang sudah mengenal Agatha.

Agatha tersenyum melihat seseorang yang sedang mengajar di depannya, rasanya ingin berlari dan memeluk seseorang di depannya.

"Nah, jadi ketika semuanya mengerjar justru si kancil berlari begitu kencang. Perbuatan sih kancil ini tidak boleh kita tiru karna tidak baik, jangan di tir..."

"Assalamualaikum." Salam Agatha yang akhirnya menghampiri membuat seseorang itu menghentikan ucapannya karena terkejut dengan kedatangan Agatha.

"Kak Agathaaaaa !" Seru adik-adik yang justru langsung menghambur memeluk Agatha.

Agatha tersenyum ketika semuanya memeluk dirinya, bahkan seseorang yang di depannya masih diam terpaku tidak percaya.

"Kak Agatha kemana aja? Kok baru datang sekarang?" Tanya Kevin si kecil yang sekarang sudah besar.

"Kakak enggak kemana-mana kok, cuma lagi sibuk kuliah aja." Ucap Agatha memberi pemahaman pada adik-adik.

"Je !" Panggil Agatha tetap membuat orang di hadapannya masih terdiam.

Agatha melangkahkan kakinya untuk mendekati orang di depannya setelah adik-adik melepas pelukan di pinggangnya. Jessi yang sedari tadi masih diam tidak menyangka melihat kehadiran orang yang begitu ia rindukan.

"Kenapa diam?" Tanya Agatha yang kini sudah berdiri dihadapan Jessi.

"Aku enggak mimpikan? Ini beneran kamu, Tha?" Ujar Jessi yang masih tidak percaya.

"Kamu sama sekali enggak mimpi, ini aku. Nyata di depan kamu." Ucap Agatha merentangkan tangannya.

Jessi pun langsung memeluk Agatha dan menangis, tangisan rindu yang selama dua tahun ia pendam.

"Udah jangan nangis, kalau nangis kamu jelek." Ledek Agatha membuat Jessi menggelitik Agatha.

"Kapan kamu pulang? Kok enggak ngabarin sih."

Takdir Ku Memilih MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang