Part 2: You?

2.2K 104 2
                                    

~Author POV~

         Pria berambut blonde spike sedang menatap sebuah foto. "Aku merindukan mu. Selama ini aku memperhatikan gerak-gerikmu. Ku mohon tunggu aku!" ujarnya. Dia Joel Roberts. Salah satu rekan kerja Asa. "Dia baik-baik saja. Tenanglah!" ujar Asa dari belakang sambil menepuk bahu Joel pelan. "Thanks." balas Joel.

"Kau mau keluar? Sebentar lagi rapat dimulai di Nandos." ujar Asa.

"Mungkin aku tidak bisa ikut rapat hari ini. Tolong kau beritahu apa hasilnya nanti."

"Baiklah."

"Asa, apa Ray sudah pergi ke Heathrow?"

"Sudah. Sejam lalu dia berangkat dan terakhir dia menelepon, pesawatnya sudah take-off."

"Baiklah. Tolong sampaikan kepada peserta rapat lainnya aku tidak bisa datang."

"Santai Joel. Sebaiknya aku berangkat sekarang."

            Asa keluar dari kamar Joel. Dan sekarang, Joel mengambil iPhone dari saku celana bahan hitam yang ia kenakan. "Jim, siapkan jet pribadiku. Aku mau pulang sekarang juga! Aku tak mau tahu, dalam 3 jam, jet ku sudah siap!" Joel memutuskan sambungan. "Aku harus kembali ke LA. Supaya aku berhenti memikirkan dia sejenak. Dan fokus bekerja seperti biasa." ucapnya yang langsung membereskan bajunya ke koper.

-------------------------------------------------------

             Seorang pria mencoba untuk tidur. Namun dia tidak bisa karena mendengar suara seorang perempuan yang terkekeh pelan. Suara itu berasal dari belakang. Selang satu kursi dari kursinya. Kemudian seorang pramugari lewat. "Permisi manis. Bisa kau tolong aku?" panggil lelaki itu. Pramugari yang dipanggil itu menoleh dan seketika wajahnya merah. "Ada apa tuan?" balas pramugari itu canggung. "Bisa kau suruh perempuan yang tertawa itu diam? Aku mencoba untuk tidur disini." ujar lelaki itu lembut. Pramugari itu hanya mengangguk. "Terimakasih.... Rebecca?" ucapnya sambil melihat name tag pramugari itu. "Sama-sama tuan-"

"No.. no... Don't call me like that!! Just call me Ray. Raymond is my name."

"Baiklah Ray!"

               Pria yang ternyata Ray itu tersenyum. Raymond Adams. Salah satu rekan kerja seorang Asa Butterfield seperti Joel Roberts. Dia dicap sebagai playboy yang tak kenal rasa kasihan. Seorang wanita yang berani membuatnya menjadi seperti ini. Tanpa rasa bersalah dan meminta maaf. Dia adalah anak dari Tristan Adams. Pengusaha asal Inggris yang mempunyai perusahaan dimana-mana.

                 Pramugari itu menghampiri perempuan yang dimaksud Ray. "Mohon maaf nona. Bisakah mengecilkan suara anda? Ada penumpang yang mengeluh atas kebisingan anda." ujar pramugari itu ramah. Gadis itu hanya tercengang. "Sebesar itukah suaraku?" tanya gadis itu memastikan. "Iya nona..."

"Lala, panggil Lala."

"Iya nona Lala."

"Oh, begitu. Bisakah kau sampaikan pada penumpang yang mengeluh itu permintaan maafku?"

"Tentu."

"Terimakasih."

                         Pramugari itu berjalan menuju tempat Ray tadi. "Tuan- Makud saya Ray." panggil pramugari itu. "Bagaimana?" tanya Ray. "Nona Lala meminta maaf. Dia tidak akan mengulangnya."

"Wait, what do you mean with Lala?"

"Penumpang itu bernama Lala, Ray."

                         Ray melihat kearah perempuan itu. Kini perempuan itu bersiap tidur. "Ada apa Ray?" tanya pramugari itu. "Rebecca, aku ingin kau sediakan sarapan istimewa untuknya esok pagi. Akan aku bayar berapapun. Sesuai tarif istimewanya." ujar Ray. "Anda tertarik padanya Ray?" tanya pramugari itu hati-hati. "Pada pandangan pertama." jawab Ray tersenyum menatap sambil menatap Lala.

In Case [Sequel of Between Me And The Boys]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang