Part 19: The Wedding

1.6K 98 0
                                    

~Author POV~

       Seminggu telah berlalu semenjak Harry, Liam, Louis, Niall, dan Zayn meminta Connor, Riley, Toby untuk menjadi saksi. Dan keputusan persidangan perdana, akan dilakukan 2 minggu lagi. Jadi mereka masih mempunyai waktu. Keluarga McDonough memutuskan untuk membeli flat sendiri karena mereka akan tinggal di London sampai persidangan terakhir dan mengetahui hukuman apa yang akan dijatuhkan kepada Taylor.

     Kini, 9 orang itu berada di Paris. Ingat akan ada acara apa minggu ini? Ya, pernikahan. Pernikahan siapa? Kurasa kalian tahu. Naomi sedang berjalan-jalan dengan Niall, Zayn, dan Perrie. Louis juga bersama Eleanor sedang mengunjungi menara Eifel, mengingat saat terakhir mereka berdua adalah disitu, sebelum kecelakaan. Harry dan Lala berada dihotel menikmati fasilitas hotel. Liam? Dia hanya sendirian dikamar hotel. Memikirkan apa yang besok akan terjadi.

    Hatinya akan hancur berkeping-keping dan akan menunggu gadis lain lagi. Oh, menyesalnya dia kenapa dulu tidak baik pada Sophia. Tak lama, ada sebuah pesan yang sampai di iPhonenya.

From: Sophia Smith

Bisa kau temui aku di restoran hotel? Ada yang harus kita bicarakan. Kuharap kau bergerak cepat.

    Liam menaikkan salah satu alisnya. Tapi buru-buru dia beranjak dari tempat tidurnya, mengambil jaket, dan keluar kamar menuju restoran dilantai bawah. Liam tidak heran atau bingung kenapa Sophia bertemu saat ini. Ini memang waktunya makan siang. Saat sampai di restoran, matanya langsung tepat menangkap sosok Sophia yang memilih tempat duduk disamping jendela daj mengarah kearah kolam renang hotel.

        Senyum Liam merekah begitu saja. Entah kenapa. "Hai, ada apa?" tanya Liam yang langsung duduk di hadapan Sophia. "Yakinkan ayahku!" pinta Sophia langsung ke inti permasalahan. Liam kaget dan membatu. "Apa maksudmu?" tanya Liam kaget.

"Hentikan pernikahan ku dengan Sebastian. Ku mohon, Liam! Yakinkan dia kalau kau yang ku tunggu 11 tahun ini. Kumohon!!" mohon Sophia yang langsung menangis.

"Hei, jangan menangis! Kumohon, Soph!" 

"Bantu aku! Aku tak mau menikah dengan Sebastian."

"Baiklah, akan kubantu!"

      Sophia langsung beranjak dan memeluk Liam. Liam membalasnya. Sesekali dia mengelus rambut Sophia. "Bagaimana jika tidak berhasil?" tanya Liam begitu saja. Sophia melepaskan pelukannya, menghapus air matanya, dengan kasar. "Aku akan pergi dari rumah. Dan hidup bersamamu." jawab Sophia mantap. Liam terkejut. "Apa kau yakin?" tanya Liam.

"Aku yakin. Sekali saja, aku ingin egois. Tidak menikah dengan Sebastian."

         Liam hanya diam mendengar ucapan gadis yang dia cintai itu. "Aku tidak bisa melarang." ucap Liam lagi sambil mengelus rambut Sophia. Sophia tersenyum mendengar ucapan Liam. Dia benar-benar tidak bisa lari dari lelaki yang satu ini. Karena setiap mencoba, selalu ada jalan yang Liam hadang agar Sophia tidak berlari keluar.

------------------------------------------------------------------------------------------------

"APAA??" teriakan 8 orang menggema diseluruh cafe hotel sore itu.

         2 orang yang lain hanya saling memandang satu sama lain. "Apa kalian benar-benar sudah memikirkan hal ini?" tanya salah seorang dari mereka yang berparas ketimuran. Wanita dari salah satu 2 orang itu mengangguk dengan yakin. Sedangkan sang pria hanya diam saja. Tidak bisa mengangguk atau menggeleng.

"Sophia, pernikahan mu akan diadakan lusa nanti. Kau benar-benar sudah memikirkan hal ini?" tanya seorang wanita yang mempunyai rambut brunette.

"Naomi, aku mohon, bantu aku. Bantu kami." balas Sophia sambil menggenggam tangan pria disebelahnya. Liam.

In Case [Sequel of Between Me And The Boys]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang