~Author's POV~
Giselle hanya bisa menahan rasa kesalnya, saat seluruh siswa di koridor sekolahnya menatapnya iri dan sinis. Bagaimana tidak? Seharian, dari pagi, hingga pulang, Justin selalu mengawalnya dan tak pernah pergi dari hadapannya. "Bisakah kau menjauh dariku?" tanya Giselle kesal.
"Tidak." jawab Justin tidak acuh.
"Aku 16 tahun, dan aku bisa jaga diriku."
"Giselle, mereka menitipkanmu kepadaku. Jangan salahkan aku."
"Tentu saja aku menyalahkanmu, kenapa kau menyanggupi mereka?"
"Oh iya. Sebagai tanda permintaan maaf ku karena mengejekmu. Juga pada mereka."
Giselle memutar matanya dan berlenggang pergi meninggalkan Justin. Dengan santai Justin menyusul. Saat melewati koridor utama, Justin melihat Giselle memperhatikan foto Harry, Liam, Louis, Niall, dan Zayn yang masih terpajang. Justin segera menghampiri dan berdiri disamping Giselle, ikut memandang mereka. "Tak seharusnya bukan mereka masih dipajang disini? Dikira sudah meninggal pula." ucap Giselle kemudian.
"Ya." jawab Justin mengangguk.
"Aku bersyukur mereka masih hidup Justin."
"Ssshhhh!!! Jangan keras-keras!"
Giselle terkekeh. "My bad Justin. Sorry!"
"Haha. Kau tahu Giselle? Louis lebih sangar daripada di foto ini."
Giselle tekekeh. "Liam juga sudah brewokan." sambung Giselle. "Apalagi Zayn." balas Justin. "Walaupun begitu, mereka masih sama seperti yang dulu." ujar Giselle.
"Oh ya? Ceritakan bagaimana mereka dulu?"
"Masih sama Justin. Peduli padaku. Memperlakukan ku seperti Putri."
"Oh, kau tuan putri rupanya?"
"Hahaha, dalam mata mereka."
"Haha, ya. Tak heran."
"Kau mau mengantarku ke apartemen mereka? Aku ingin mampir."
"Baiklah, jika itu maumu."
"Kau masih ingat alamatnya?"
"Tentu saja. Ingatanku ini bagus. Aku bukan kakek-kakek Giselle."
"Good then. Baiklah. Ayo!!!!!"
Giselle dan Justin berjalan menuju parkiran. Namun saat di lobby sekolah, seseorang menghampiri mereka. "Hai Giselle." sapa orang itu. "Luke? Hai." balas Giselle agak terkejut dan canggung. Justin memperhatikan Giselle. Mata Giselle agak berbinar saat mengetahui orang itu datang dan menyapanya. Daj Justin tidak suka dengan itu, entah kenapa. "Bagaimana kabarmu?" tanya Luke lagi.
"Baik. Bagaimana denganmu?"
"Sama denganmu."
"Sedang apa kau disini?"
"Menemui mu? Tentu saja."
"Menemui ku?"
Luke hanya mengangguk. Dengan senyuman mengembang di wajahnya. Giselle sedikt terhipnotis oleh senyuman itu. "Ba-bagaimana kau tahu sekolahku?" tanya Giselle terbata-bata. "Hei, aku pernah bersekolah di St.Alexander Middle School. Jadi bagaimana aku tidak tahu tentang sekolah jempolan ini?" balas Luke. Giselle hanya tersenyum canggung.
Justin sudah kesal berdiri dan didiamkan. "Khemmm..." dehaman Justin menyadarkan Giselle dan Luke. "Oh iya Luke, dia Justin Butterfield. Justin, dia Luke Hemmings." ujar Giselle. Memperkenalkan Justin dan Luke. Justin dan Luke berjabat tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Case [Sequel of Between Me And The Boys]
FanficPeristiwa kecelakaan yang terjadi kepada Niall Horan, Zayn Malik, Harry Styles, Liam Payne, dan Louis Tomlinson, membuat semua orang yang mengenal mereka merasa kehilangan. Terutama Naomi Jones. 11 tahun berlalu semenjak kejadian itu, Naomi terus m...