Part 15: They are Back 3.0 (Niall)

1.6K 99 3
                                    

~Author's POV~

"Theo sayang, siapa yang- Niall?"

          Seorang wanita berambut blonde datang menghampiri putra kecilnya yang membuka pintu. "Mom, ada Aunty Naomi. Dia datang bersama temannya." ujar Theo kegirangan. "Denise." panggil Niall. "Tuhanku, ini benar... kau?" tanya Denise mendekat. "It's me, Niall Horan." jawab Niall. Denise merengkuh pipi Niall. Merabanya. Seolah meneliti, ini benar adik iparnya yang dinyatakan 'mati' 11 tahun lalu atau hanya ilusinya saja. "Ya Tuhan, kau kembali." ucap Denise penuh haru dalam tangisnya. Denise memeluk Niall, begitu pun sebaliknya.

"Kemana saja kau?" tanya Denise.

"Maaf, aku harus mengurusi sesuatu."

"Selama 11 tahun? Yang benar saja?"

"Denise, ini masalah yang serius."

"Denise, siapa yang-"

            Terdengat suara lain yang menggantung. Suara seorang wanita, yang Niall sangat amat rindukan. Maura. "Mom." panggil Niall. Maura masih mematung. Seolah ia terkejut melihat apa yang ada didepannya. Seperti ia melihat setan. "Tolong katakan ini mimpi, kumohon." ujar Maura pada akhirnya.

"Mom, ini aku. Anak mu, Niall." ujar Niall. Dia terlihat sedih. Didalam hati dia meminta maaf, membuat sang ibu menjadi sedih.

"Mom, dia Niall." sambung Denise yang masih menangis. Namun nadanya menunjukan kebahagiaan.

"Niall, anakku?" tanya Maura.

"Iya, mom. It's me." balas Niall.

"Niall. " ucap Maura akhirnya.

              Tangisnya pun pecah. Tak kuasa dia bendung. Dia menghampiri anak bungsunya yang ia kira sudah mati akibat kecelakaan di Paris 11 tahun lalu. Dia memeluk Niall, dengan pelukan protektif dan seolah melarang Niall untuk pergi lagi. "Aku merindukan mu, sangat merindukan mu." isak Maura. "Aku juga, mom." jawab Niall. Kali ini dia menangis. Naomi yang melihat itu, tersenyum. Didalam hati dia berkata, bahwa dia tahu Niall adalah seorang manusia biasa. Yang bisa menangis. Karena dia mendengar cerita dari Liam dan Louis, terkadang Niall menangis karena rindu pada keluarganya. Terutama, Maura. Sang ibu.

              Dan kini, dia tidak perlu menangi ditengah malam seperti dulu karena merindukan orang tuanya. "Siapa yang.... datang?"tanya seseorang yang seperti menggantung ketika melihat orang yang 11 tahun dinyatakan mati, kini ada disini, sedang memeluk ibunya. "Greg, kau lihat? Ini Niall. Niall kembali, Greg." ucap sang ibu dengan senang. Walau masih ada air mata yang tersisa dipipi. "Kau?" gumam Greg. "Hai." ucap Niall ragu.

             Tanpa sadar, Greg langsung menyerang Niall. Dia menarik kerah kemeja yang Niall pakai. " TERNYATA KAU MASIH HIDUP? KEMANA SAJA KAU, HUH? KAU BENAR MATI?" teriak Greg. Denise dengan sigap membawa Theo kedalam, menghindari tontonan itu untuk anaknya. Maura dan Naomi mencoba melepaskan tangan Greg dan kerah Niall. Namun tak berhasil.

"Greg, lepaskan!!" ucap Maura.

"Mom, dia menipu kita. Dia membohongi kita. Dia pura-pura mati mom." jawab Greg.

"Greg, aku mohon, lepaskan Niall!!" sambung Naomi.

"Kau sudah tahu tentang ini, Naomi?" tanya Greg.

                  Naomi hanya diam. Maura sangat terkejut. Bagaimana bisa Naomi tidak memberitahu keberadaan Niall? "Kenapa kau tidak memberitahu kami, nak?" tanya Maura. "Maaf, Aunty. Aku hanya-" jawaban Naomi terpotong.

"Hanya apa, huh? Kau menipu kami, Naomi. Kau juga berbohong pada-" penyataan Greg dipotong oleh seseorang. Niall.

"Aku yang menyuruhnya. Kami yang menyuruh Naomi untuk diam." potong Niall.

In Case [Sequel of Between Me And The Boys]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang