Bonus Part 1.0

1.1K 94 1
                                    

Gue belum lanjut part selanjutnya. Jadi, gue putusin, buat bikin bonus part. Nanti masih ada bonus pasrt lain kok. Satu bonus part itu, satu member. Semoga suka yaakk ~^3^~ xoxoxo

-------------------------------------------------------------------------------------

~Author's POV~

Louis

Desember

       Malam ini, Louis sedang menunggu Eleanor di Eifel. Dia sudah menunggu gadis itu sekitar satu jam, namun batang hidung gadis itu tak kunjung muncul. Dilihatnya kotak beludru halus bewarna biru dongker digenggamannya. Hari ini akan menjadi hari terpenting dari hidupnya, tapi Eleanor terlambat. Perasaan kecewa meliputi Louis saat itu.

"Maaf, aku terlambat."

          Kalimat itu datang dari seorang gadis yang sedang kelelahan. Dia memakai skinny jeans, kaos putih, dan long coat berwarna coklat. Serta scraft yang melilit dilehernya dan boots yang berwarna hitam. Rambut brunettenya sengaja diurai.

  

           Louis hanya diam, menatapnya. Eleanor menyadari bahwa Louis hanya diam. "Boo, I'm sorry. Aku tahu aku salah, karena aku terlambat, tapi kumohon, jangan marah dan maafkan aku, oke?" ucap Eleanor memohon. Dan tidak lupa, memasang ekspresi andalan yang bisa meluluhkan Louis.

           Louis menunduk sekilas dan menatap Eleanor kembali. Dia tidak suka jika Eleanor memasang ekspresi itu karena sudah pasti berhasil meluluh dirinya. "Baiklah." jawab Louis. Perlahan dia memasukkan kotak beludru itu kesaku celananya.

"Untuk apa kita kesini malam ini?" tanya Eleanor.

"Ada yang ingin aku tunjukkan." jawab Louis.

            Louis menjentikkan jarinya. Sedetik kemudian, lampu-lampu yang ada dan terpasang di menara Eifel menyala dan bermain dengan indah. Membuat Eleanor terpukau saat menyaksikannya. "Louis, ini menakjubkan." gumamnya tanpa menoleh dari Eifel. Namun dia menyadari sesuatu. "Louis?" panggilnya lagi. Tak ada jawaban. Dia menoleh ke arah Louis. Kosong.

"Louis? Hei, kau dimana? Jangan bercanda!" ucap Eleanor sambil melihat sekeliling.

          Kini posisi Eleanor membelakangi Eifel karena dia sedang mencari Louis. "Aku disini." balas Louis. Eleanor berputar. Betapa terkejutnya dia. Louis berdiri disebuah panggung kecil yang awalnya itu tidak ada. Dan lampu Eifel seketika bewarna merah muda. Diatas panggung itu juga ada sebuah piano mini. "Lou?" gumam Eleanor.

            Louis memakai kemeja putih, lalu duduk di kursi piano mini itu. "This is for you, Eleanor Calder." gumam Louis. Eleanor hanya diam, tak percaya itu Louis. Louis memainkan tuts piano dengan indah. Lalu mulai menyanyi.

Are you trying to heal a broken heart

Operating in the dark

Let me be the light you need to get there

I know one day the end will come

I am scared cause you're the one

Don't you know my love ain't going no where

Cause it ends with you, with you girlIt all ends with you, with you

It started with I

Then the L

O-V-E came over me

And it ends with you, with you

This love story ends with youI know that he's been on your mind

Moving on it takes some time

Don't try to make it right, if it's wrong

If you open up your heart to me

You'll see I'm real girl1-4-3

Until then, imam write you this love song

Cause it ends with you, with you girl

It all ends with you, with you

It started with I

Then the L

O-V-E came over me

And it ends with you, with you

This love story ends with

You could take your time girl, yeah

But you could never waste mine, oh noI go through the most stress

All week cause i know it

It's all said and done

It ends with you

Ohh, girl, woah

It all ends with you, with you

It started with I

Then the L

O-V-E came over me

And it ends with you, with you

This love story ends with you

[♪Cody Simpson ~ Ends With You]

          Karena Louis, banyak orang yang sedang berlalu-lalang, menjadi menonton. Eleanor sendiri terpukau. Banyak orang bertepuk tangan karena penampilan Louis yang memukau. Louis berdiri. Lampu Eifel berubah menjadi oranye. Kemudian berjalan membelah penonton, dan berhenti didepan Eleanor. Belahan penonton itu tidak merapat. Melainkan tetap terbelah, dan memperlihatkan warna lampu Eifel.

"Aku menyanyikan lagu itu, untukmu. Khusus aku arasemen dari penyanyi aslinya." ucap Louis.

            Kemudian, Louis bersimpuh didepan Eleanor. Dengan kaki kanan sebagai penopangnya. Lampu Eifel berubah menjadi biru dongker. Senada dengan kotak beludru, yang saat itu juga Louis keluarkan dari sakunya.

"Aku memang tidak sempurna, dan lelaki yang konyol. Tapi, aku benar-benar mencintaimu, Ele. Aku tahu, pasti yang akan aku ucapkan saat ini, seperti gombalan lelaki kepada perempuan. Tapi itu semua benar adanya. Aku juga, tidak bisa sesuai harapan. Tapi dengan sepenuh hati dan kejujuran ku, aku sangat ingin bersama mu. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku yang sebelumnya kau tahu, penuh dengan kekacauan."

           Louis terkekeh disela-sela kalimatnya, sedangkan Eleanor tak bisa berkata-kata. "Eleanor Jane Calder, will you be my first and last, for forever?" tanya Louis sambil membuka kotak beludru itu. Terdapar cincin berwarna perak dengan permata yang indah.

           Eleanor menutup mulutnya. Semua orang berteriak riuh. Semuanya meminta Eleanor menjawab iya dan menerima lamaran Louis. Eleanor menangis terharu. Kemudian dia tersenyum.

"Yes. Dengan senang hati." jawab Eleanor.

            Louis tersenyum bahagia. Semua orang yang menyaksikan mereka bersorak. Louis segera memakaikan cincin itu dan memeluk Eleanor. Lampu Eifel bergonta-ganti, kembang api pun di nyalakan. Sungguh meriah. Dan satu yang kalian yakin. Louis mngeluarkan banyak uang untuk ini.

In Case [Sequel of Between Me And The Boys]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang