Part 12: Free

1.4K 104 3
                                    

~Author POV~

          Justin dan Giselle kini sedang dibawa kesatu tempat. Dengan dikawal tentunya. Justin yang digendong karena kakinya patah. Sedangkan Giselle dikawal. Didepan gerombolan ini tentunya ada Taylor Lautner. Beberapa dari mereka memandang gerombolan itu dengan heran, namun ada juga yang iba.

          

            Giselle sesekali melihat kearah Justin yang terlihat lemah dan belum sadarkan diri dari pingsannya. Giselle sangat khawatir dengan keadaan Justin. "Wait!!!" teriak Taylor. Membuat semuanya yang ada digerombolan itu, termasuk Giselle heran. "Minggir semuanya!!" teriak Taylor. Membuat semua orang yang ada di gerombolan itu menyingkir. Taylor melangkah membelah gerombolan itu. Dia berjalan menuju arah yang sebaliknya dia berada.

            Setelah mencapai ujung gerombolan, dia melihat mobil Range rover sport hitam. Tanpa ragu, dia melangkah mendekat secara perlahan. "Niall, what should we do now?" tanya Liam agak panik melihat Taylor mendekat. "Tenang saja. Pertolongan sedang dalam perjalanan." ujar Niall.

               Tanpa diduga, sebuah mobil serupa berhenti didepan Taylor dari arah samping. Menyebabkan Taylor hampir tertabrak. "Jadi itu kenapa kau menelepon Louis dengan nada sepanik itu?" tanya Liam sarkastik. "Ya. Kau tahu Louis bukan?" tanya Niall menggoda.

               Sementara itu di mobil Louis yang baru sampai, semuanya porak poranda (hiperbola). "Holy sh*t!! Kau hampir menabrak bajingan itu, Lou." ujar Harry tak percaya. "He's here!! Call the police!!" seru Zayn. "Don't!! Tunggu perintah Niall." ujar Louis. Tak lama, ada pesan masuk.

From: Joel Robert

Tony already called the police

               Louis memasuki iPhonenya kesaku. "Niall sudah meneleponnya. Saatnya pergi." ujar Louis. Dia melesat pergi, diikuti mobil Niall. Setelah mereka jauh. Mereka keluar dari mobil menuju cafe terdekat. "Guys, aku melihat keadaan Giselle. Sangat parah." ujar Zayn. "Kita hanya bisa menunggu sampai polisi. Baru kita bisa menyelamatkannya." ujar Niall. "Justin parah, sepertinya dia pingsan. Wajahnya babak belur." sambung Harry.

"Kita santai dulu. Biar Asa, Tony, dan Luke yang mengurusnya. Like usual!" ujar Louis.

-------------------------------------------------------------

                  Saat ini, Taylor dan gerombolannya mampir ke sebuah mini market untuk mengambil perbekalan. Namun, Taylor tidak menyadari sesuatu. Polisi disekitarnya. "I want all foods in here!!" seru Taylor sambil memberikan uang ratusan ribu poundsterling. Yang Taylor pedulikan saat ini, adalah perbekalannya untuk kabur bersama gerombolan ini. Sang kasir hanya diam saja. Dan seketika.....

BRAAKKKK!!!!!

                 Pintu kaca mini market yang tadinya tebuka jadi tertutup. Dan didepan ada beberapa orang yang jaga. Ventilasi mini market di tutup juga. Begitu juga jendela. Puluhan orang berjaga didepan mini market itu. Mereka adalah polisi. "Fvck!!" umpat Taylor kesal. "You're in danger, Mr. Lautner." ujar kasir itu. Taylor hanya diam. Otaknya berputar. tak tahu harus apa.

DOORRR!!

           Bunyi tembakan terdengar. Satu persatu anak buah Taylor mulai tumbang. Kini tinggal Giselle, Justin dan Taylor yang masih bernyawa. Giselle berjongkok sambil memegangi tubuh Justin. Berusaha menyadarkan Justin. Namun gagal. Justin tidak bangun-bangun. Hati Giselle berdebar-debar. Dengan perlahan, dia membawa tubuh Justin perlahan. Agar Taylor tidak menyadari bahwa ia bergerak dengan menarik badan Justin.

In Case [Sequel of Between Me And The Boys]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang