Aku melepas segalanya, hanya untuk satu kebahagian. Yaitu kamu!
Part 2: Kenangan yang hilang
**MY HOPE**
"Baiklah, kami akan mengizinkanmu. Tapi dengan satu syarat"
"Apa itu? Aku akan melakukan apapun" jawab Sohyun antusias, dia sudah mulai tersenyum dan menghapus air matanya.
"Kamu hanya diberi waktu sebulan, selama itu kamu tidak boleh menginjakkan kakimu disini, lebih tepatnya dirumah sakit manapun"
"Maksud dokter" tanyanya bingung
"Selama kamu diluar sana, aku tidak ingin kamu kerumah sakit dengan keadaan sekarat, aku tidak ingin kamu datang kesini sebagai pasien"
"Tidak boleh kesini sebagai pasien?" Sohyun makin bingung
"Jika sampai kamu masuk kerumah sakit sebagai pasien, kamu tidak boleh keluar lagi dari rumah sakit. Artinya kamu harus dirawat kembali disini seperti biasanya"
"Jadi maksud dokter aku tidak boleh datang kerumah sakit dalan keadaan sekarat?. Jika itu terjadi aku akan kembali tidur disini seperti biasanya?" Dokter Jeon langsung mengangguk mantap
"Lalu bagaimana kalau aku sekarat hanya dalam waktu seminggu" tanya-nya lagi
"Itu berarti kamu batal menikmati hidup kamu"
"Tidakkah itu terlalu kejam" tanya Sohyun ngambek
"Hanya dengan cara itu kami bisa tau kalau kamu baik-baik saja" jawab dokter Joen lembut
Sohyun mulai mengimbang, dia harus membuat keputusan. Dia benar-benar ingin melakukan sesuatu dengan hidupnya.
Sohyun menghela nafas perlahan, "baiklah" jawabnya pelan "aku setuju" sambungnya lagi sambil menatap ketiga orang yang disanyanginya.
Keesokan harinya***
Sohyun kembali kerumahnya, Rumah yang bahkan belum pernah dia injaki sebelumnya.
Mata Sohyun berbinar menatap kamar yang disediakan untuknya, sangat indah, benar-benar terlihat seperti dihias sedemikian rupa, Sederhana tapi manis.
"Ini siapa yang menghias-nya?" Tanya Sohyun kepada ayah dan kakaknya yang sedang menaruh kopernya.
"Ibumu" jawab ayahnya singkat
"Ibu?" Sohyun tampak bingung dengan jawaban singkat ayahnya.
"Sebelum kamu lahir, dia sudah menyiapkan ini semua. Ibumu sangat bahagia ketika dia tau dia akan memiliki seorang anak perempuan" Sohyun mendengarnya dengan baik, dia sedikit merasa bersalah pada ayahnya.
"Kau tau, ayah tidak pernah menyesal telah memilihmu, karena itu permintaan ibumu. Dia begitu bahagia saat menunggu kedatanganmu, bagaimana bisa dia membunuhmu" sambung ayahnya lagi sambil memegang bahu Sohyun. Ayahnya lalu tersenyum "terimakasih, karena telah ada" tambah ayahnya lagi.
Seketika air mata sohyun tumpah, dia tidak bisa menahan isaknya lagi, gadis itu begitu lemah, dia terlalu rapuh. Dia bahkan tidak bisa mengucapkan terimakasih pada ibunya, atas segala hal yang telah dipertaruhkan untuknya.
Myungsoo mendekat diantara ayah dan adik kesayanganya, dia megelus lembut pucuk kepala Sohyun. "Terimakasih, karena telah menjadi adikku" tutur Myungsoo sambil tersenyum manis.
Sohyun menatap kakaknya sedih, entah sudah berapa banyak air matanya menetes.
Keesokan harinya Sohyun mulai menata kamarnya, mulai dari foto dan segala hal lain yang penting baginya. Dia tidak pernah lupa satu hal, poster seseorang yang dia rindukan selama 5 tahun terakhir. Yaitu poster Jeon jungkook, gadis berambut panjang nan lurus beserta poni itu memasang poster Jungkook diseluruh dinding kamarnya, tidak ada member BTS lainya, hanya Jungkook seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hope (TAMAT)
FanfictionFOLLOW DULU GUYS... BIAR SAYA BAHAGIA GAK RUGI KOK Hubungan yang dimiliki oleh idola dan fans adalah hubungan yang sekedarnya saja. Fans bilang cinta, tadi bukan cinta dengan arti yang sesungguhnya, begitupun sebaliknya. Lalu bagaimana jikalau cinta...