Sepasang pasangan muda yang baru saja menikah sebulan yang lalu, sedang duduk di taman kampus National University of Singapore."Jadi sekarang Uci mau ambil jurusan apa?" tanya Dika sampil mengelus punggung Uci yang sedang murung.
Uci yang sedang sedih karena gagal pada tes ujian masuk kedokteran di National University of Singapore, hanya diam tanpa kata. Uci merebahkan kepala nya bersandar ke bahu Dika.
Dika mengusap lembut kepala Uci. "Ga papa gagal Ci, kan bisa coba di jurusan lain" usul Dika.
"Uci ga kuliah aja, Uci jadi istri yang baik aja buat kak Dika" ujar Uci sambil memilah jari-jari Dika di genggaman nya.
"Trus kak Dika harus bilang apa ke papi?. Kalau dia tau putri nya jauh-jauh ke singapur cuma untuk santai-santai dan ga kuliah, bisa-bisa istri kak Dika ini akan dibawa balik ke Jakarta". Goda Dika.
Uci membenarkan posisi duduk nya untuk lebih fokus menghadap Dika. "Kak Dika!. Uci itu bukan santai-santai, Uci ga kuliah karena Uci pingin jadi istri yang soleha buat kak Dika. Lagi pula Uci ga mau kuliah kalo ga bareng kak Dika, dan kalau harus kuliah kedokteran ngikutin kak Dika otak Uci juga ga sanggup. Jadi mending Uci di apartemen aja menjadi istri yang mengurusi semua kebutuhan suaminya" jelas Uci sambil tersenyum menggoda pada Dika.
Dika menarik napas panjang, kemudian bangkit dari duduk nya. "Ya udah kita pulang dulu, nanti kita bicarakan lagi masalah ini". Dika mengandeng tangan Uci pergi meninggalkan kampus.
★★★
Semenjak pindah ke Singapur dua minggu yang lalu, Uci dan Dika tinggal di sebuah apartemen sederhana yang tak jauh dari kampus Dika. Apartemen yang memiliki dua kamar tidur, ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga sekaligus ruang belajar, dan ruang dapur yang lengkap dengan meja makan mini.
Dika sempat mendapat protes dari bapak mertua nya, karena hanya menyiapkan tempat tinggal sederhana untuk Uci. Papi Uci khawatir jika putri nya akan menderita karena harus tinggal di sebuah apartemen sederhana yang disewa Dika. Tapi Dika berhasil meyakinkan pak Rubi bahwa dia akan membahagikan Uci walau hanya dengan hidup sederhana.
Dika memang terlahir dari keluarga yang berada. Papa nya Wijaya Aditya adalah pemilik perusahaan besar yang memiliki cabang diseluruh Asia Tengara. Dika yang merupakan anak tunggal Wijaya Aditya dengan Riyani Aditya.
Dika memiliki prinsip hidup yang mandiri dan sebisa mungkin tidak memanfaatkan kekayaan papa nya. Selama ini Dika terbiasa hidup sederhana dan jarang memanfaatkan kekayaan papa nya untuk keperluan pribadi. Dika menyewa apartemen yang dia tinggali bersama Uci dari hasil tabungan nya semasa SMU. Untuk biaya hidup selama mereka di Singapur Dika belum pernah meminta uang dengan papa nya. Dika masih berusaha hidup mandiri dengan uang beasiswa pendidkan yang dia terima untuk menafkahi Uci.
Jam menunjukan pukul 19:10 waktu Singapura. Setelah ayam goreng yang mereka pesan secara online sampai ke apartemen, Uci dan Dika menuju ke ruang dapur untuk makan malam. Uci menghidangkan ayam goreng pesanan mereka di atas meja di depan Dika, yang sudah duduk manis untuk makan malam. Dika yang sudah mulai keroncongan mulai mencomot potongan ayam tersebut.
Uci menuju meja dapur untuk mengambil nasi yang dia masak sore tadi. Uci tiba-tiba mematung ketika membuka tutup rice cooker.
"Ayo Ci, kita makan kak Dika udah lapar ni!" ajak Dika yang sudah tidak sabar menunggu Uci mengambil nasi.
Uci membalikkan badan nya menghadap Dika. "Nasi nya belum masak kak"! Uci nyengir bersalah pada Dika.
"Masa sih?" Dika bangkit dari duduk nya dan menghampiri Uci untuk memeriksa nasi yang dimasak Uci sore tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Si Dokter Muda (END)
Romance(Khusus 18+) #sekuel dari cerita Whatsapp Aku. ()😊😘 ========================== Part khusus 18+ nya diprivat Ya say...☺, soo follow eike dulu yach👌👌 Menikah selepas lulus SMU adalah keputusan yang diambil oleh Uci atas dasar cintanya yang sangat...