23. NO PROBLEMO

54.4K 1.5K 160
                                    

Orang bijak selalu ninggalin jejak.

Jadi readres budiman tau kan apa yang harus kalian lakukan sekarang?😩... Vote.... Vote... Vote...
😁#lopiyu❤💙💚💛💜💓💕💖💗💝💞💟

==========================

Dika terus menggenggam erat tangan Uci. Setelah keluar dari ruangan dokter Agus, Dika dan Uci terus menatap kosong dengan pikiran mereka masing-masing.

Tlingg... Pintu lift lantai lima terbuka. Dika dan Uci masuk kedalam lift yang kosong.

"Kak?" sapa Uci ketika pintu lift tertup dan Dika menekan tombol 2 dan 1.

"Hemmm" jawab Dika dengan tersenyum getir.

Uci langsung memeluk Dika. "Kita ga boleh pisah cuma gara-gara ini ya!"

"Iya" jawab Dika kemudian melepaskan pelukan Uci ketika pintu lift terbuka di lantai dua. Dika keluar dari lift meninggalkan Uci yang harus melanjutkan turun ke lantai satu.

Uci membawa secangkir teh hangat ke balkon atas rumah mereka. Disana sudah duduk Dika pada sebuah kursi santai panjang. Dika dengan wajah datar nya tetap fokus membaca buku di tangan nya.

Uci meletakkan cangkir teh yang dibawa nya pada meja kecil di depan Dika, kemudian duduk di samping Dika.

Belum sempat Uci mengeluarkan kata, Dika sudah menutup buku yang dia baca kemudian bangkit dari duduk nya. "Kak Dika ke dalam dulu!" izin Dika dengan pikiran kalut nya pergi meninggalkan Uci.

"Kaaaak....!" panggil Uci memelas, tapi Dika tidak memperdulikan Uci dan meneruskan langkah nya masuk ke dalam kamar.

Uci hanya mengehela napas kemudian menyeruput teh hangat yang tadi di bawa nya.

Uci meletakkan kembali cangkir teh tersebut kemudian pergi menyusul Dika ke kamar.

Uci membuka pintu kamar, disana terlihat Dika sendang meleseh duduk bersandar pada kaki ranjang.

Uci langsung menghampiri Dika kemudian merebahkan kepala nya pada pangkuan Dika. "Kak kenapa kak Dika mau menikah dengan Uci dulu?" tanya Uci sambil meneliti telapak tangan Dika.

"Karena lagi pengen aja" jawab Dika datar.

"Ga cinta?";

"Cinta lah" jawab Dika penuh semangat.

"Terus sekarang kak Dika masih cinta ga dengan Uci?"

"Bukan masalah cinta atau enggak nya Ci. Uci, papi, dan papa, semua nya sangat mengharapkan kita bisa punya anak. Dan kak Dika tidak bisa mewujudkan keinginan kalian" sesal Dika yang sudah mengetahui bahwa dengan keadaan nya sekarang sangat sulit bagi mereka untuk memiliki anak.

"Dengar ya Ci, kita itu menikah bukan karena ingin punya anak, tapi karena kita saling mencintai." Uci menirukan gaya bicara Dika saat menenangkan Uci yang sedang galau kemaren.

"Uci ga akan ninggalin kak Dika kan karena kak Dika ga bisa bikin Uci hamil?. Uci ga akan benci kak Dika kan?" tanya Dika dengan rasa sedih nya.

"Uci akan benci kak Dika, kalau kak Dika sedih terus kayak gini"

"Ci, Uci pengen banget punya anak kan. Maafkan kak Dika yang ngecewain Uci!" sesal Dika sambil mengelus lembut kepala Uci di pangkuan nya.

"Kak!!!!, mau itu cuaca sedang cerah atau pun sedang mendung senja itu akan selalu indah, karena langit selalu menerima senja dengan ikhlas, apa pun itu. Begitu juga kita, jika kita ikhlas menerima pasanang kita, pernikahan kita akan tetap indah, ada atau tidak nya pun seorang anak dalam pernikahan kita"

Istri Si Dokter Muda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang