18. RE_PEDEKATE

59.8K 1.8K 77
                                    

Hi.... Pembaca bijak yang selalu menginggalkan jejak..... 😘😘😘

Happy reading yach.... Semoga suka dan tetap menjadi voter setia😁😁😍😍😍

==========================

"Saya pulang duluan ya Dok!" pamit Risma pada Uci yang sedang menunggu ojek online di depan pintu utama rumah sakit.

Uci memberikan anggukkan pada Risma, perawat cantik yang selama ini menjadi asisten nya. "Hati-hati dijalan Ris, dan selamat berakhir pekan!" Uci memberikan senyum ramah.

"Siap Dok" Risma pun pergi meninggalkan Uci.

Uci masih berdari dengan mata sembab nya, karena kebanyakan menangis bersama Dika tadi siang di tangga.

Uci kembali melihat jam tangan nya yang hampir menunjukan pukul lima sore. Tapi driver ojek online pesanan nya belum juga datang.

Beberapa saat kemudian. Uci terkejut dan berteriak "awwwww. Kalian ngapain?" ronta Uci yang terkejut ketika kedua tangan nya ditarik oleh Egi dan Dika menuju parkiran.

Sampai di samping mobil Egi, Dika dan Egi melepaskan tangan Uci. Dika dengan wajah datar nya membukakan pintu bagian belakang mobil Egi.

"Masuk!!!" Perintah Egi dengan keras pada Uci, yang sedang melongo heran dengan kelakuan Egi dan Dika.

"Uci ga..." Uci tidak sempat mengutarakan protes nya, karena tubuh nya sudah dihimpit Egi masuk ke dalam mobil.

Egi sudah duduk di kursi belakang mobil bersama Uci. Kemudian ingin menutup pintu mobil, tapi Dika menghentikan nya. "Kalau lo disini, trus yang nyetir siapa?" protes Dika.

"Dari dulu itu gue sering jadi supir kalian, dan sekarang di hari terakhir Uci ini gue mau lo yang jadi supir" ancam Egi melihat bengis mengancam ke arah Uci, kemudian langsung menutup pintu mobil.

Dika menatap geram pintu mobil yang sudah ditutup Egi. 'Dasar playboy kucing, selalu cari kesempatan'. Umpat Dika dalam hati.

Dika menghidupkan mesin mobil, kemudian memasang setbelt nya.

"Uci mau kalian bawa ke mana?" teriak Uci di dalam mobil dengan tangan telah di ikat kebelakang oleh Egi. Mata Uci juga sudah diikat Egi dengan dasi nya.

Egi memegang kedua pipi Uci dengan sebelah tangan nya. "Jangan banyak tanya manis, kalau kamu ingin hidup lebih lama!" perintah Egi dingin.

Dika hanya menatap geram pada spyon mobil melihat pantulan bayangan dua orang dibelakang nya.

Egi keluar dari mobil bersama Uci yang masih mata tertutup dan tangan terikat.

'Mereka mau ngasi pesta kejutan ini pasti' Batin Uci percaya diri, yang kemudian sudah dipaksa duduk disebuah kursi.

Penutup mata Uci sudah dibuka. Uci memindai setiap sudut ruangan yang suram, dan hanya diterangi beberapa lampu pijar. Aroma lembab sebuah pabrik kayu tua masuk ke rongga hidung Uci. Beraneka bentuk gergaji kayu yang besar dan menyeramkan terpasang dibeberapa sudut ruangan pabrik. Uci menelan saliva nya karena rasabtakut kini berkembang dalam diri nya. "Ngapain kalian bawa Uci ke sini?" tanya Uci gagu karena sekarang dia sudah berada pada sebuah pabrik kayu sepi, lembab dan menyeramkan.

Dika sudah duduk disebuah peti kayu dengan sebuah pisau tajam di tangan nya. Sementara Egi sedang memeriksa beberapa gergaji kayu yang masih tersisa di gudang tersebut. "Gimana kalau dia kita potong pakai gergaji ini saja Dik?" tanya Egi dengan tatapan jahat nya pada Uci.

"Tidak masalah, sepertinya gergaji yang berkarat itu akan lebih menambah rasa sakit saat tubuh nya terpotong-potong" jawab Dika sambil memamerkan kilatan pisau ditangan nya pada Uci.

Istri Si Dokter Muda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang