2. TAHAP BELAJAR

87.1K 2.1K 42
                                    

     
"Ci... Kemeja kak Dika yang warna biru di mana ya?" teriak Dika dari dalam kamar. Dika tidak menemukan kemeja biru yang dicari nya di dalam lemari.

"Masih dalam mesin cuci kak, Uci belum sempat nyuci" jawab Uci yang juga berteriak dari ruang dapur karena Uci sedang menyiapkan makan siang untuk dia dan Dika.

Suasana hari-hari yang sibuk seperti ini sudah menjadi rutinitas Uci selama hampir setahun berada di Singapura. Semenjak memutuskan untuk tidak kuliah, Uci berusaha menjadi istri yang baik untuk Dika.

Uci benar-benar berusaha menjadi ibu rumah tangga yang baik. Mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga sudah menjadi hobby Uci sekarang. Mulai dari mencuci, menyetrika, membersihkan seluruh ruangan di apartemen mereka, memasak dan urususan rumah tangga lainnya.

Tapi,,,, semua perkerjaan tersebut tidak sepenuhnya dikerjakan Uci dengan benar. Tak jarang Dika menjadi kelinci percobaan masakan Uci yang memiliki rasa aneh.

Uci yang dulunya anak tunggal yang selalu dimanja oleh ibu nya, kini harus mengerjakan segala pekerjaan rumah sendiri. Baju yang bolong akibat seterika yang lama di angkat, air yang banjir karena Uci lupa mematikan kran , tumpukan piring kotor yang hampir menimbulkan jamur, bahkan sepinya isi lemari karena Uci jarang mencuci baju. Masalah-masalah tersebut bukan menjadi hal yang baru lagi yang di hadapi pasangan muda ini.

Dika yang mengambil mata kuliah lebih banyak membuat dia lebih banyak menghabiskan waktu di kampus dari senin sampai jumat. Dan Di akhir pekan tidak ada yang namanya liburan. Dika akan membereskan masalah yang ditinggalkan Uci selama lima hari Dika kuliah.

Seperti hari minggu ini, Dika sedang membantu Uci merapikan susunan baju di dalam lemari, setelah baru saja selesai menyetrika tumpukan baju yang belum di setrika Uci.

"Kak Dika, makan siang dulu yuk, Uci udah selesai masak ni!" ajak Uci dengan berteriak dari arah dapur.

Dika melihat jam tangan nya yang menunjukkan jam dua siang. Dika menarik napas panjang, kemudian pergi ke arah dapur. Sesampai di ruang dapaur, Uci sudah menyambut Dika dengan senyum sumbringah di meja makan.

"Sayang masak apa siang ini?" tanya Dika sambil menarik kursi makan dan menduduki nya.

"Hari ini Uci masak ayam betutu khas bali, kak Dika cobain ya!" Uci mengambilkan nasi dan potongan ayam ke piring Dika.

"Ini resep nya dapat dari youtube lagi ya?" tanya Dika yang sudah pernah merasakan masakan uji coba Uci dari tutorial memasak lewat youtube. Masakan yang membuat lidah Dika terasa kelu entah karena bumbu  apa yang dimasukan Uci.

Uci nyengir. "Uci dapat resep ini dari majalah online dari Indonesia" Uci mengambil potongan ayam betutu, dan menyuapkan ke mulut Dika.

"Enak?" tanya Uci penasaran menunggu komentar Dika untuk masakan nya.

"Lumayan" jawab Dika kemudian melanjutkan makan nya. Karena sejak dari tadi dia sudah berperang melawan rasa lapar nya.

Uci tiba-tiba menarik piring Dika. "Kalau kak Dika ga suka dengan rasa masakan Uci, ga usah memaksakan diri untuk memakan nya"

"Udah Ci, kak Dika lapar. Biarkan kak Dika makan dengan tenang dulu" Dika menatap Uci tajam.

Uci yang merasa risih dengan tatapan Dika kemudian kembali memberikan piring makan Dika.

Suasana makan siang Uci dan Dika pun sepi dari obrolan, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring makan mereka.

Setelah meyelesaikan makan siang nya, Dika membawa piring kotornya ke tempat cuci piring. Dika kembali menarik napas panjang ketika melihat tumpukan piring kotor dan dapur yang berantakan bekas Uci memasak.

Istri Si Dokter Muda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang