10. REFORMASI PRINSIP

45.9K 1.3K 26
                                    


"Jadi Uci mau nya kak Dika harus bagaimana?"

Uci pergi meninggalkan Dika, masuk kedalam kamar dan mengunci diri nya.

Jam menunjukkan pukul delapan malam, Dika berdiri didepan kamar, kemudian dengan ragu-ragu mengetok pintuk kamar. "Sayang, makan malam nya udah siap. Kita makan dulu yuk!"

Tidak ada jawaban dari Uci

Dika kembali mengetuk pintu kamar. "Yang!!!, makan dulu, nanti sakit".

Dika menyunggingkan senyum nya ketika mendengar pintu kamar dibuka.

Uci membuka pintu kamar dengan membawa sebuah bantal dan selimut, menyerahkan bantal dan selimut tersebut dengan kasar pada Dika, kemudian kembali mengunci pintu kamar nya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Dika menelan saliva nya, menarik napas pasrah kemudian membawa bantal dan selimut tersebut ke dalam kamar sebelah nya.

Dika membaringkan tubuh letih nya pada ranjang. Mengambil ponsel dari saku celana nya kemudian mengirim Wa kepada Uci.

Dika-Istri Q (20:10)
Good night sayang 😘😘😘

Jam satu dinihari, Dika merasakan seseorang memeluk pinggang nya dari belakang nya berbaring.

Dika membalik tubuh nya, Uci sudah berbaring di ranjang yang sama dengan nya.

Dika mengusap lembut pipi Uci dengan ibu jari nya. "Sorry" lirih Dika.

Uci mengangguk dan meberikan senyum manis pada Dika.

Dika menarik Uci dalam pelukan nya, mencium lekat puncak kepala, mengusap lembut bahu Uci.

"Maafin Uci kak!" lirih Uci dalam pelukan Dika.

Dika mencium kepala Uci. Melepaskan pelukan nya dan mengambil kunci mobil dan kartu kredit di sebelah bantal nya. Dika memberikan kunci mobil dan kartu kredit tersebut pada Uci.

"Nanti Uci baliakan ini ka papa" ujar Uci setelah mengambil benda tersebut.

Dika memegang tangan Uci. "Ga usah dibalikin, kita habiskan saja uang pak tua itu"

"Kak Dika ga marah? Ga papa kita pakai uang papa untuk kebutuhan kita?"

"Kan papa udah kasi ke Uci, jadi semuanya milik Uci" Dika mendekatkan wajah nya ke wajah Uci "Dan karena Uci istri nya kak Dika, jadi Uci harus traktir kak Dika dengan kartu Itu". Cup... Dika mengecup singkat bibir Uci. "Kita habiskan Uang papa!, biar dia tidak sombong lagi. Berani beraninya dia menyuruh istri kak Dika belanja sepuasnya pakai kartu kredit ini"

Uci menyelusupkan tangan nya ke leher Dika. "Terimakasih kak" Uci memberikan ciuman hangat di bibir Dika.

Dika membalas lembut ciuman Uci, mendorong tubuh Uci agar berada dibawah nya. Dika mulai membuka kancing pertama piyama Uci.

Kruiyuuuuk....kruiiyuuuuuk... Suara cacing berdemo di dalam perut Uci.

Tersenyum geli melihat Uci, mencium dalam bibir Uci, kemudian berhenti. "Lanjut nanti aja. Kita makan dulu, kak Dika juga lapar"

★★

Ujiann akhir semester  telah selesai, mulai besok masa liburan di mulai.

Dika sedang melihat nilai hasil kuliah semester pertama Uci melalui ponsel nya. Deretan hurup C dengan berbagai toping minus dan plus menghiasi nilai mata kuliah Uci. 'Dia tidak akan bisa mengambil mata kuliah lebih di semester depan dan dia akan lambat selesai nya' Gumam Dika yang mulai frustrasi dengan nilai Uci yang jauh sangat berbeda dengan nilai-nilai nya yang dipenuhi huruf A.

Beberapa saat kemudian Uci keluar dari dalam kamar dan menghampiri Dika di meja belajar nya.

"Kak nilai Uci jelek" Uci memberikan kertas hasil study nya pada Dika.

Dika menarik tangan Uci, membawa Uci duduk di pangkuan nya.

"Kak Dika ga marah kan dengan Uci?" tanya Uci tertunduk sesal"

Dika memeluk pinggang Uci erat, menopangkan wajah nya ada dada Uci. "Ga papa, nanti semester depan kan bisa diperbaiki lagi"

Uci tersenyum kemudian  memeluk kepala Dika di dada nya. "Kak...!!! kita liburan ke thailand yuk!"

"Liburan kali ini kita kelililing Asia Tenggara. Gimana?"

"Mauuuu" Uci makin mengeratkan pelukan nya pada kepala Dika. Kemudian melepas nya. "Kita pakai kartu kredit dari papa?"

Dika mengangguk setuju. "Kita buat rambut pak tua itu rontok saat melihat tagihan kartu kredit nya"

★★★

Dua minggu telah dihabiskan Dika dan Uci untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di berbagai negara di Asia Tenggara. Uci menyebut liburan mereka adalah perjalanan bulan madu yang tertunda.

Papa Dika hanya tersenyum lega ketika melihat tagihan kartu kredit pada nya yang begitu besar. Akhirnya Dika mau menggunakan uang papa nya, setelah sejak SMU Dika selalu menolak bantuan dari papa nya. Uci, menantu nya berhasil mengubah sikap keras kepala sok mandiri Dika yang over tersebut.

Hubungan Dika dan papa nya sekarang mulai menghangat, beberapa kali Dika sempat menyapa papa nya saat Uci menelepon mertua nya.

Dua hari yang lalu Dika dan Uci sudah sampai di Singapur. Besok hari pertama masuk kuliah semester baru.

"Kak Dika dari mana?" tanya Uci yang baru saja masuk kedalam apartemen mereka.

Dika langsung duduk di sofa samping Uci. "Abis dari apotik seberang sayang"

"Ngapain?"

Dika merebahkan kepala nya di pangkuan Uci, kemudian menarik kepala Uci kearah wajah nya, dan mengecup singkat bibir Uci. "Kak Dika abis beli kondom, sekarang Uci masuk masa subur. Dan hari ini malam jumat, kak Dika harus dapat jatah dari Uci" Dika mengosongkan wajah nya pada perut Uci. Sontak membuat Uci merasa geli.

"Kak Dika ish.... Geli" Uci mencegah wajah Dika menyentuh perut nya.

Setelah Dika mulai tenang dari jahil nya Uci kembali membuka suara. "Kak, kenapa kita ga punya anak aja sekarang? Kan lucu kak kita bisa punya keluarga kecil dengan bayi mungil"

Dika memainkan jari-jari Uci. "Kasian, nanti istri kak Dika ini bakal kerepotan, mana harus kuliah, urus rumah tangga, dan harus urus baby lagi".

"Kan kita bisa sewa pengasuh kak kalau Uci kuliah"

"Nanti aja, kak Dika ga mau anak kak Dika jadi anak pengasuh seperti kak Dika. Kalau kita punya anak, kita harus memberikan kasih sayang penuh pada anak kita, bukan menyerahkan tanggungjawab kita ke pengasuh".

"Baiklah" pasrah Uci.

"Baiklah apa?" tanya Dika mulai jahil.

"Baiklah, Uci setuju kita menunda PUNYA BABY nya"

"Oh... Kirain baiklah untuk memberi kak Dika Jatah" Dika bangkit dari posisi baring nya. "Yuk!!!" Dika mengulurkan tangan pada Uci yang sedang duduk.

"Kemana?" tanya Uci bingung

Dika langsung mengangkat tubuh Uci. "Ya memberi jatah cinta buat kak Dika lah" Dika mencium bringas bibir Uci yang ada dalam gendongan nya.

Uci mengalungkan tangan nya pada leher Dika, sambil membalas ciuman Dika yang penuh napsu.

Dika membawa Uci kedalam kamar tanpa melepaskan pagutan bibir mereka.

==========================

Maaf jika ada typo yang bertaburan.

GIMANA READERS?
END OR MORE?😒😒😒

Suport Vote nya dong!!!!😩😩😩😩😩






Istri Si Dokter Muda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang