Genep itu enam

5.1K 500 121
                                    

.
Aduh gila gila gila, kantin kok ramai gini sih?! Ini ten sama doyoung mau duduk dimana coba?
Masa iya nangkring diatas pohon ewh.

"Ah elah penuh amat ini kantin ten"

"Makan dikelas aja kali ya? Penuh begini masa mau ngegembel dibawah makannya"

"Ya gpp kali-kali ngegembel haha"

"Kau saja"

Ten dan doyoung mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat duduk yang kosong.

Sampai....

"Ten! Doyoung! Sini sini"
Nah itu mark yang teriak sambil melambaikan tangannya. Mark sudah menempati salah satu tempat kosong dikantin, disana bukan hanya mark saja, ada sehun serta kawan kawan bangsatnya/?
Sumpah mark kok sekarang mainnya sama kakel kayak mereka sih?!

"Sialan si mark makan duluan ten"

"Yaudah iya ayo kesana" Ten menarik tangan doyoung.

"Sini saja" Mark menggeserkan tubuhnya supaya ten dan doyoung kebagian tempat.

"Thanks markeu" Ini ten yang bilang terimakasih, lalu doyoung? Dia mah cuek saja.

"Siap" Mark mengacungkan jempolnya.

"Eh degem kok makin manis sih?" Sehun mulai ngardusnya ah elah.

"Heran banyak amat kakel kardus" Eh anjir ini si doyoung yang ngomong. Doyoung lagi mode galaknya ternyata haha.

"Santai dong, nanti imutnya hilang loh" Beneran kakel disini emang kebanyakan makanin kardus makanya ngardusin orang mulu.

Sehun, chanyeol, dan mark tertawa.
Sial si item ngardusin doyoung yang orangnya galak, mentang-mentang abis putus sama krystal jadi kardus lagi.

Ten dan doyoung fokus kepada makanannya. Memakannya dengan hikmat.

"Eh ten.." Dan panggilan sehun menghentikan kegiatan ten.

"Iya?"

"Kau suka dance kan?"

"Loh hyung tau dari siapa?" Ten menaruh sumpitnya dimeja.

"Tuh..." Sehun menunjuk mark dengan dagunya.

"Mark? Kau tau dari mana?" Ten memandang mark meminta penjelasan.

"Oh i'm sorry ten, dulu aku sengaja mengikutimu ke rooftop lalu melihatmu menari. Sial tarianmu itu indah sekali." Ten tersenyum mendengarnya.

"Kenapa kau tidak masuk club dance?"

"Aku tidak bisa hyung" Sehun mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa?" Ten hanya menggelengkan kepalanya tanpa menjawab.

.
.
.

Ten berjalan sendirian melewati ruangan guru setelah membuang hasrat tertundanya di toilet.

"Hey ten, kemari." Ten membalikan tubuhnya.

Eh ternyata pak lay yang memanggilnya.

"Ada apa ya pak?"

"Bisa tolong antarkan buku ini kekelas XI B?"

"Hehe iya boleh pak"
Ten tersenyum. Senyum manis yang sangat terpaksa.

"Ini" Pak lay menyerahkan setumpuk buku ketangan ten.

"Makasih ya ten"

"Iya pak"

.
.
.

"Permisi pak" Sehun mengetuk pintu kelas XI B.

"Eh ten, sini masuk" Pak siwon guru yang sedang mengajar dikelas ini menyuruh ten untuk memasuki kelas.
Seketika kelas jadi ramai dengan kedatangannya.

D-daddy! (Taeten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang