20

2.9K 334 85
                                    

.

Selama pelajaran ten tidak pernah memperhatikan sedikitpun apa materi yang sedang guru sampaikan didepan. Ten sibuk menggambar dibukunya. Bagian belakang buku adalah favorite ten untuk menggambar atau sekedar mencoret-coret dengan iseng.

Ten tidak mengalihkan sedikitpun perhatiannya dari buku kesayangannya. Ten dengan serius membuat pola pada gambar yang akan ia warnai entah menggunakan spidol berwarna-warni atau dengan pensil dengan hasil sebuah arsiran.

Well, pelajaran matematika sangat menyiksanya. Ten lebih suka menghabiskan waktunya mencoret-coret buku sampai habis daripada mendengarkan guru yang sedang menjelaskan rumus. Ten tidak ingin ambil pusing.

Prinsipnya adalah...

'Kalau bisa ya kerjakan, kalau tidak bisa jangan dikerjakan. Manusia mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.'

Oke, sejak kapan ten menjadi bijak seperti ini?

'Teetttt..... Teeet.... Teeettt....'

Bunyi bel tiga kali.

Apakah istirahat?

Tidak tidak, waktu istirahat sudah lewat.

Istirahat hanya berbunyi bel dua kali. Sedangkan ini tiga kali.

Apakah siswa-siswi akan dipulangkan?!

Yup benar.

"Yashhh..." Ten dengan semangat menutup bukunya dan merapihkan alat tulis yang berserakan dimeja miliknya.

"Semangat sekali.." Ujar doyoung yang sempat melirik ten.

"Oh tentu, matematika sangat mengganggu kinerja otakku."

"Aku bingung, kau pintar tapi matematika sangat bodoh." Decak doyoung.

Ten yang mendengarnya hanya mengangguk mengiyakan saja apa yang doyoung katakan.

Yang doyoung katakan memang benar adanya. Alias kenyataan yang sangat nyata. Lol.

"Mohon perhatiannya kepada siswa-siswi.."

Pengumuman mulai terdengar lewat speaker kelas. Keadaan kelas yang sebelumnya ramai dengan anak-anak yang sedang bersenda gurau langsung menjadi hening karna mereka diam untuk mendengarkan pengumuman yang akan disampaikan.

"Berhubungan ada rapat dadakan. Kami semua guru sepakat memulangkan siswa-siswi kembali melakukan kegiatan belajar dirumah."

"Horeeee...." Hampir seluruh siswa terdengar berseru senang.

"Belajar dirumah? Boro-boro.." Sahut ten yang membuat beberapa teman sekelasnya tertawa.

"Yang ada main kemana-mana ya ten ahaha..." Tambah kris.

Ten menggangguk dengan tawanya.

"Hey dengar dulu, aku ada usul." Joel sedikit berteriak karna mengingat keadaan kelas yang mulai rusuh kembali.

"Kalian tau panti jompo yang dipersimpangan jalan minimarket itu kan? Pasti tau dong." Satu-persatu dari mereka termasuk ten mulai mengangguk.

"Memangnya ada apa?" Ten mewakili rasa penasaran teman-temannya.

"Mau gelar dana tidak? Maksudku jika kalian punya bakat terpendam entah menyanyi dan dance atau yang lainnya kalian bisa tunjukan. Kita akan gelar dana di tempat ramai seperti taman kota agar banyak yang memberi dana." Jelas joel panjang lebar.

D-daddy! (Taeten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang