enambelassss

3.3K 352 54
                                        

.
.
.

Satu hal yang baru ten sadari, jaehyun menyukai dirinya setelah ten mendengarkan cerita dari doyoung.
Ten ingin tidak percaya kepada doyoung, tapi doyoung memberitahukan semua nya bagaimana awal pertama jaehyun mendekati ten dan tiba-tiba baik lalu mengajaknya berteman.

Ten jadi berpikir, benarkan jaehyun menyukainya? Entahlah ten pusing memikirkannya.

"Heeiii!" Tubuh ten terjengkat, sialan mark mengagetinya.

"Kau melamun?" Mark memperhatikan wajah ten yang sedikit masam.

"Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa" Ten melepaskan tangan mark yang berada dibahunya.

"Yasudah kalau tidak ingin cerita"

"Eh pulang sekolah mau ikut aku sama doyoung tidak?"

"Kemana?"

"Cuma ke starbucks"

"Dengan doyoung?"

"Iya, ikut yaaaa?"

"Tidak ah"

Ten mengerutkan keningnya menatap mark tajam.
"Kau selalu menolak kalau diajak pergi jika ada doyoung. Doyoung juga begitu jika ada kau dia tidak mau. Kalian bertengkar?!"

Mark meringis menutup telinga kanannya. Suara ten terlalu nyaring hingga membuat telinganya sakit.
"Tidak"

"Tidak, tidak, tidak. Doyoung juga berkata tidak."

"Kalau aku dan doyoung bilang tidak ya berarti tidak tenku sayang."

"Terserah kalian."

"Cieee marah" Mark menyenggol ten.

"Hhh... Jadi kau tidak ikut?"

"Tidak"

"Payah" Ten memutarkan kedua matanya.

. . . .
. . . .

Ten dan doyoung sudah berada di starbucks masih dengan seragam sekolah yang melekat ditubuh mereka masing masing.

"Taeyong hyung tidak akan mencarimu?"

"Tidak, aku sudah minta izin ingin pergi denganmu"

"Oh manisnya, ingin pergi denganku saja harus minta izin." Doyoung tersenyum menggoda.

"Jangan banyak menggodaku, lebih baik kau cari pasangan biar tidak sendiri lagi" Doyoung menatap tajam ten yang sedang menikmati macchiato caramel-nya. 

"Sorry, bisa kau ulang lagi?"

"Ulang yang tadi?" Doyoung mengangguk.

"Makanya cari pasangan biar kau tidak sendiri lagi— Aduhhhh!"
Ten mengusap kepalanya yang terkena keplakan dari doyoung.

"Bagaimana rasanya?"

"Ya sakitlah bodoh!"

"Itu yang aku rasakan." Ten bergidik ngeri mendengarnya.

"Cuma beda nya aku merasakan sakit dihati" Geli, sejak kapan doyoung jadi baperan?

"Dasar lebay" Ten dan doyoung tertawa bersama.

. . . .
. . . .

"Kau yakin tidak ingin diantar?" Taeyong menawarkan doyoung untuk ikut bersama dirinya dan ten.

"Tidak hyung, aku bisa pulang sendiri."

"Doyoung ayo ih ikut aja" Ten menarik lengan doyoung.

D-daddy! (Taeten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang