14 jiahhhh

3.6K 319 49
                                    

.
Ten itu adorable. Selalu membuat orang gemas ketika melihatnya.
Seperti saat ini, ten sedang menjambak rambutnya sendiri sambil mendumal karna soal matematika yang hampir membuatnya gila. Beberapa teman sekelas yang melihat kelakuan ten tertawa kecil.

Sialan, ingin rasanya ten datang menghampiri guru yang sedang duduk anteng dimeja guru sambil membanting bukunya tepat dihadapan sang guru.

Namun ten tidak punya keberanian seperti yuta yang dulu pernah keluar kelas begitu saja sambil membanting pintu kelas dengan keras disaat pelajaran sedang berlangsung karna yuta kesal dengan guru yang selalu memberikan tugas yang menumpuk.

Wajar? Wajarlah. Yuta kan manusia bukan robot eaaak.

"Ten!"

Aduh mati!

"I-iya pak?" Ten memainkan pensilnya dengan gelisah.

Jangan sampai.... Jangan sampai...

"Maju kedepan kerjakan soal yang tadi saya berikan"

Mampus kejadian juga akhirnya.

Ten menggigit bibirnya.

"Doyoung" Ten nendang pelan kaki doyoung yang berada disebelahnya.

"Hush sudah sana maju" Doyoung cekikikan lihat wajah memelas ten.

"Tidak bisa"

Demi apapun wajah ten tiba-tiba pucat.

"Derita lah"

Jahat.
Doyoung jahat.

Ten mencebikkan bibirnya.

"Ten ayo maju"

Ah masa bodo.

Bisa ga bisa urusan belakangan.

"Ayo kerjakan"
Ten mengambil kapur putih dan memegangnya sambil menatap tulisan angka yang terpampang jelas di depan matanya.

Ini ten gimana mau ngerjain kalo rumusnya saja tidak hapal?!
Ten menolehkan kepalanya kebelakang meminta pertolongan kepada siapapun yang tau rumusnya untuk memberitahu ten. Setidaknya walaupun ten tidak bisa mengerjakan tapi ada 1-3 kata/huruf yang ten isi agar bodohnya tidak kelihatan banget.

Ten melihat mulut doyoung komat-kamit memberitahu rumus dengan suara yang kecil.

"Hahhhh apaan sih?" Suara doyoung tidak kedengaran dengan ten.

Bodoh. Ten terlalu keras bersuaranya.

"Ehem" Ten langsung diam tidak berkutik saat sang guru bangkit menghampirinya.

Mungkin sang guru mendengar suara ten yang lumayan keras bertanya.

"Bisa ten?"

1 2 3 detik ten diam tidak menjawab.

"Hehe tidak bisa pak" Sebuah cengiran ten tunjukan kepada sang guru.

"Aduh ten.. ten.." Gelengan kepala sang guru menandakan bahwa sang guru tidak habis pikir kenapa ten tidak bisa mengerjakan soal yang lumayan mudah dikerjakan.

Lumayan kan pak? Bararti wajar dong kalau ten tidak bisa mengerjakan😏

"Ini masih kosong loh ten. Bahkan rumus pun belum kau tulis."
Iya. Ten tau kalau ten itu memang sudah buta banget kalau soal matematika alias tidak bisa sama sekali.

"Kau perlu saya rekomendasikan tutor kepada walimu"

"Iya pak"

"Yasudah silahkan duduk kembali"

D-daddy! (Taeten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang