twentty twoo

4.1K 310 45
                                    

.

"Kemarin ten pulang dengan siapa?" Doyoung terkejut dengan kehadiran mark yang tiba-tiba sekali.

"Taeyong hyung."

"Kau yang memberitahu?"

"Bukan."

"Ckkk..." Decak mark. Pasalnya sedari tadi doyoung seperti berpura-pura tidak mengenalinya.

"Doyoung.."

"Hm"

"Kau masih marah padaku?"

"Menurutmu?"

"Kenapa kau bertanya balik padaku? Astaga." Kesal mark.

"Kau itu ya mark emang selalu bikin orang naik darah. Kenapa kau masih bertanya padaku kalau kau sendiri tau aku itu masih marah padamu!" Cerocos doyoung.

"Oh man, calm down.." Mark mengeluarkan ekspresi sok terkejutnya.

"Terserah.."

"Sebenarnya kemarin aku ingin ikut bersama kalian." Mark memulai pembicaraan lagi.

"Lalu ada hubungannya denganku?"

"Gimana ya.. Aku tidak jadi ikut karna jaehyun mengajakku main futsal." Doyoung memutarkan kedua mata nya dengan jengah. Lalu apa hubungannya dengan doyoung kalau jaehyun mengajak mark main futsal?-_-

"Kau yang pergi atau aku yang pergi? Omonganmu itu tidak penting sama sekali mark." Doyoung mengusir mark secara halus.

"Tapi ini penting, aku belum selesai berbicara asal kau tau.."

"Kau terlalu bertele-tele! Cepat katakan, aku ingin mengantar surat izin ten pada ketua kelas."

"Ten tidak masuk?" Mark mengernyitkan dahinya.

"Ada yang ingin aku katakan tentang jaehyun." Wajah mark mendadak berubah serius.

"Jangan omong kos-!"

"Tidak, aku benar-benar ingin mengatakannya." Sela mark.

"Jaehyun sangat menyukai ten. Aku tau betul tentang itu. Ten benar-benar mengubah hidup jaehyun. Aku tidak pernah tau apa yang ada dipikirannya, tapi aku merasakan ada sesuatu yang akan terjadi."

"Maksudmu?"

"Jaehyun orang yang nekat doyoung.." Jelas mark.

"Jadi, maksudmu jaehyun akan melakukan segala cara?"

"That's right.." Mark mengangguki.

"Aku akan selalu bersama dengan jaehyun untuk saat ini agar ten aman."

"Semua ini juga salah kau mark!" Doyoung menuding mark.

"Iya iya memang aku yang salah. Aku salah membiarkan jaehyun terlalu larut dalam cinta nya dan membantunya mendekati ten."

"Sebenarnya aku sangat menyesal doyoung.." Mark menundukkan kepalanya. Rasa bersalah kembali hinggap dirongga dadanya.

"Ah sudahlah, sesali saja nanti kesalahanmu itu. Sekarang aku dan kau harus menjaga ten."

"Bagaimana dengan taeyong hyung?" Mark menatap doyoung dengan khawatir.

"Aku yakin taeyong hyung akan marah padamu kalau tau semua ini." Celetus doyoung.

"Aku rasa dia memang sudah marah padaku."

"Haha bodoh, itu kau tau!"

. . . .
. . . .

D-daddy! (Taeten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang