19

2.8K 332 66
                                    

.

Taeyong mematut dirinya dicermin sambil mengeringkan rambut basahnya dengan hair dryer. Dari belakangnya ada ten yang sedang memperhatikannya dikasur. Penampilan ten masih acak-acakan persis seperti orang baru bangun tidur. Wajahnya masih sayu dengan mata yang berusaha terbuka penuh. Taeyong yang melihat ten melalui kaca tersenyum tipis.

"Daddy.." Panggil ten dengan suara seraknya. Tangan kanannya ia gunakan untuk mengucak mata kantuknya.

"Hmm" Taeyong menoleh sebentar melihat ten yang sedang duduk bersila.

Taeyong menaruh hair dryernya lalu berbalik melihat ten.

"Sini dad~" Ten menggerak-gerakkan tangannya agar taeyong menghampirinya.

Taeyong diam saja melihat ten. Jangan goyah, jangan goyah.

"Daddy tidak sayang aku.." Ten mencebikkan bibirnya sambil menatap taeyong dengan tatapan yang ughhhh pasti taeyong akan luluh.

Aduh mana tahan kalau taeyong diginiin. Taeyong sudah gatal ingin sekali menghampiri ten.

"Dadddd~" Lagi-lagi ten membuat pertahanannya runtuh.

"Hhhh.. Baiklah kau menang ten." Taeyong sedikit membuang nafasnya.

Ten tersenyum ketika taeyong sudah berdiri dihadapannya.

"Gendong.." Ten mengangkat kedua tangannya.

"Ten, kenapa kau jadi manja seperti ini?" Ten hanya menggelengkan kepalanya. Berpura-pura tidak tau.

"Dad gendong~" Ten kembali merengek.

"Tidak" Taeyong menurunkan tangan ten.

"Kenapa kau manja begini?" Taeyong mencondongkan tubuhnya.

Ten diam ketika taeyong mendorong tubuhnya kembali tertidur dikasur. Ten meluruskan kakinya yang semula bersila.

"Jangan menggodaku ten.." Taeyong memegang kedua pergelangan tangan ten.

"Tidak dad.." Elak ten.

"Lalu?"

"Lepas dulu tanganku." Pinta ten.
Taeyong sedikit melonggarkan cengkraman tangannya tidak berniat melepaskannya.

"Apa?" Taeyong menaikkan sebelah alisnya melihat ten hanya menatapnya.

Taeyong menunggu ucapan apa yang akan keluar dari mulut ten.

Ngomong-ngomong taeyong sedikit pegal menahan tubuhnya agar tidak terlalu menindih tubuh ten.

Ten bernafas lega saat taeyong melepaskan cengkramannya.

Tapi ten kembali menahan nafasnya saat taeyong benar-benar menindih tubuhnya dengan kepala taeyong yang menyelip diperpotongan lehernya.

"Dad geli" Ten berusaha menyingkirkan kepala taeyong dari lehernya. Taeyong tidak mengindahkan ten yang terus-terusan mendorong kepalanya.

Taeyong dengan sengaja menggigit pelan leher ten.

"Dad!" Ten memukul pelan bahu taeyong. Taeyong terkikik pelan setelahnya.

"Dad berhenti dulu.." Taeyong menuruti ten.

Taeyong diam masih dengan posisi yang sama. Menindih tubuh ten dengan kepala yang menyelip dileher ten, bedanya taeyong tidak melakukan hal-hal yang aneh seperti tadi.

"Katakan.." Suara taeyong sedikit terendam.

"Dad, i just want to say sorry."

"Untuk apa?"

D-daddy! (Taeten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang