CHAPT 12. ME AND THE ELVEN PRINCE

1.3K 136 35
                                    

Aku menarik kaki salah satu orc yang mencoba memasuki rumah Bard the Bowman. Melemparnya kedanau yang dingin. Tauriel dan Legolas dibelakangku, melompat dengan lincah dan anggun. Seolah-olah mereka tidak memiliki gravitasi dengan bumi.

Aku melihat salah satu orc menangkap Bofur, lalu melemparnya ketembok disalah satu rumah. Aku menggunakan cambukku menahan kapak yang diarahkan orc yang hendak membunuh Bofur. Lalu sebuah panah melesat dengan mengenai orc tersebut, aku menoleh kebelakang. Legolas dan panahnya.

Aku berlari menuju rumah itu. Membunuh salah satu orc muncul dan melangkah masuk. Tauriel menyusul dibelakangku. Kami membunuh orc-orc didalam rumah yang tidak menyadari kedatangan kami. Isi rumah sudah hacur dan berantakan. Suara teriakan anak-anak terdengar memenuhi rumah, aku menoleh dan melihat seorang gadis dan anak kecil yang sudutkan oleh salah satu orc. Aku melilitkan leher orc itu dengan cambukku, melemparnya kearah Tauriel yang langsung menikamnya.

Legolas muncul disudut lain dari atap rumah. Membunuh satu persatu kawanan orc itu. Mereka terlihat terkejut dengan kemunculan kami.

Teriakan Kili mengalihkan perhatianku, salah satu orc menangkap kakinya, Tauriel dengan cepat melempar belatinya, membunuh orc itu. Aku menghampiri Kili, meraba wajahnya yang pucat.

"Wanderer?!" tanyanya terkejut sekaligus senang.

"Tetap disana!" perintahku. Aku membunuh salah satu Orc bersama dengan Legolas. Mencoba menyelamatkan Fili yang sedang melindungi  salah seorang anak laki-laki. Aku menendang Orc dibelakang Fili, Tauriel menahan lengannya dan tiba-tiba saja Kili yang berada dibelakang orc itu, sudah berdiri dan menikam orc itu.

Kili terjatuh lalu berteriak kesakitan. Dan tiba-tiba saja aku merasakan sakit luar biasa dipaha kananku. Aku mengerang dan nyaris rubuh saat Legolas meraihku pinggangku. Aku menoleh dan tatapan matanya terlihat sangat khawatir.

Kawanan orc tiba-tiba mundur saat aku mendengar seruan diluar sana. Aku bergerak keluar bersamaan dengan Legolas. Melihat Orc yang mengepung kami saat di gerbang air Greenwood.

"Kalian membunuh mereka semua?" tanya seorang anak laki-laki menatap takjub ruangannya.

"Masih banyak yang lain. Tauriel, ayo" Legolas mengajak Tauriel mengejar. Sedangkan aku mendekati Kili. Tauriel terlihat bingung saat tatapan mata kami bertemu.

"Kita akan kehilangannya!" teriak Oin padaku. Aku mendekat dan menaruh Kili, dipangkuanku. Aku menoleh menatap Tauriel memohon bantuannya. Tauriel semakin bingung saat Legolas yang masih berada didepan pintu memanggilnya. Tauriel berjalan perlahan menyusul

"Apa kau tidak punya mantra untuk menyebuhkan, wanderer?" tanya Fili. Aku menggeleng putus asa. Menyesal karena aku tidak terlalu mempelajari mantra-mantra yang bisa digunakan dalam situasi seperti ini. Aku hanya fokus dalam mantra pertahanan saja. Aku hanya membawa ramuan dittany ditasku, dan aku bahkan tidak tahu apakah ramuan itu bisa menghilangkan racun orc.

Tauriel terlihat semakin bimbang saat Kili mengerang kesakitan dipangkuanku. Dia menghilang dari pandangan kami lalu tiba-tiba kembali dengan membawa segenggam tanaman hijau. Bofur menyusul dibelakangnya.

"Aku akan menyelamatkannya" ucap Tauriel padaku nyaris berbisik. Aku bangkit seketika, lupa akan Kili yang berbaring dipangkuanku. Aku memeluk Tauriel.

"Terima kasih" bisikku. "Angkat Kili ke meja itu" Pria muda yang ada disana bersama seorang gadis yang lebih tua mendirikan kembali meja yang tadinya berbalik karena serangan orc. Para dwarf mengangkat Kili, bahkan sebuah gerakan kecil membuat Kili menjerit kesakitan.

Aku mengigit bibir bawahku, menahan erangan keluar dari bibirku. Salah satu gadis kecil membawakan Tauriel semangkuk air untuk membersihkan tumbuhan hijau yang bernama Athelas.

The Wanderer 1 - Legolas FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang