CHAPT 13. SEPARATION -1

1.2K 134 20
                                    

Aku tidak bisa tidur. Aku bangun diam-diam setelah mendengar dengkuran halus Legolas yang menandakan Legolas sudah terlelap kembali. Aku memutuskan memasak beberapa makanan untuk menghilangkan kantuk-ku.

Bisikan Legolas terngiang-giang dikepalaku. Bisikan lirihnya bahwa 'kenapa aku harus manusia?' terdengar penuh kekecewaan dan penyesalan. Kenapa dia harus menyesal aku manusia? Rasanya seperti dejavu saat ayah dulu mengetahui ibu seorang penyihir, suaranya juga terdengar seperti bisikan Legolas, penyesalan karena menikahi penyihir.

Aku tau bahwa Elf sangat mengagungkan hidup abadi mereka. Baginya jatuh cinta pada manusia adalah kutukan. Karena usia manusia hanya secepat kedipan mata bagi mereka. Menurut Claudia, bahkan Lord Elrond mengusahakan segala hal agar putrinya Arwen, melupakan Aragorn. Walaupun Aragorn juga diberkahi hidup lama. Tapi hidup lama Aragorn masih tidak cukup Lord Elrond.

Didalam The Librarian, memang terkadang ada yang terpilih untuk mendapatkan hidup abadi seperti Chalene dan Jenkins. Tapi aku bahkan tidak pernah tertarik sedikitpun, sejak dulu hingga sekarangpun masih tidak tertarik.

Ezekiel dan Jacob kadang suka berandai-andai, jika seandainya mereka mendapatkan kesempatan seperti itu. Jacob bercita-cita sebagai arsitek terkenal berencana akan mengelilingi dunia melihat-lihat seluruh bangunan-bangunan unik dan juga sejarah manusia diseluruh dunia.

Ezekiel, menurutnya mengisi hidup abadi yang paling baik ada berkeliling dunia dan selfi dengan segala atraksinya. Joana? Jangan tanya. Terlalu banyak rencana.

Kalau aku dan Claudia? Kami hanya bisa nyengir. Kami sama-sama tidak tertarik. Claudia masih berpikir-pikir saat ini. Dia mendapatkan tawaran untuk menjadi pengawas di bagian artefak. Yang berarti dia akan berhenti menjadi guardianku, dan mendapatkan hidup abadi. Akulah alasannya untuk pikir-pikir dulu atau mungkin ada yang lain.

Lalu aku? Menurutku banyak hal yang harus dikorbankan untuk sebuah keabadian. Mrs. Fedderick harus mengorbankan keluarganya, melihat bagaimana suaminya lebih dulu menua dan meninggal, lalu diikuti anak dan cucunya. Dan kini ia harus merawat cicitnya yang berada di panti jompo.

Jenkins, aku tidak tahu apa yang dia korbankan. Yang aku tahu dia selalu sendirian. Begitu juga Charlene sebelum akhirnya memutuskan melepaskan keabadiannya dan bergabung dalam jiwa Library, tinggal didalam cermin. Miris bukan? Mengabadikan seluruh hidupmu, hanya untuk berakhir didalam cermin?

Flynn. Aku tidak tahu berapa usianya, tapi dilihat dari seringnya berkomentar 'dijaman kakekmu, aku bla bla bla..." . Aku rasa usianya diatas ratusan tahun. Tapi dia berniat melepasnya karena menurutnya dia sudah mendapatkan belahan jiwanya, dan ingin menua bersamanya. Bersama Eve.

Terlalu banyak dan aku bahkan tidak pernah memikirkan untuk menginginkan kehidupan abadi. Tidak bahkan hingga hari ini.

"Apa badainya sudah reda?" aku tersentak dari lamunanku, menjatuhkan kotak makanan yang kupegang sejak tadi. Aku berbalik dan melihat Legolas sudah berdiri memakai baju lengkapnya. "Apa yang kau lakukan?"

Aku mencoba untuk tidak menatap matanya. "Sarapan. Tunggu sebentar" Aku melangkah mendekatinya menyentuh bagian bajunya yang menghitam karena noda darahnya yang sudah mengering. Menyentuhkan tongkat sihirku dan menggeraknnya lembut. Aku merapalkan mantra dan perlahan tongkat sihirku menyerap noda darah itu. "Sudah bersih" ucapku, meliriknya sebentar lalu berbalik menuju dapur.

"Terima kasih." ucapnya. Legolas duduk dikursi yang kusiapkan. Aku meletakan beberapa sandwich dan susu hangat. Aku meninggalkannya untuk makan sendiri, aku bisa merasakan Legolas menatapku kemanapun aku bergerak. Berusaha mendapatkan perhatian dariku. Tapi aku berpura-pura tidak melihatnya. Aku membungkus sandwich dengan kertas aluminium untuk para dwarfku nanti. Setelah selesai, aku mengambil seember air untuk air minum kuda diluar.

The Wanderer 1 - Legolas FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang