CHAPT 02. THE OPEN BOOK

1.4K 144 18
                                    

= Autor Pov =

Mrs. Fedderic dan anggota dewan marah besar padanya. Saat ini yang bisa Yuna lakukan hanya menunduk menerima teguran dari atasannya. Eve disampingnya hanya bisa memandangnya iba, tapi jika mata mereka saling bertemu. Eve akan melotot dan mengatakan 'sudah kubilang kan?'

Memasuki dunia didalam buku memang memilik banyak aturan ketat yang harus dilakukan. Dan Yuna sebagai seolah pengelana atau Wanderer seharusnya paham mengenai aturan itu. Tapi buku yang terbuka terkadang mengirimkan godaan-godaan yang susah untuk ditolak. Contohnya sepatu kaca yang ia curi dari Cinderella. Bahkan sekarang dia bisa melihat bagaimanapun anggota dewan wanita kesal padanya, mereka tidak bisa melepaskan mata mereka dari sepatu kaca yang sekarang bertegar diatas meja dewan dengan beralaskan bantal merah megah.

Yuna berusaha keras menahan geli, setiap kali melihat Mrs. Fedderic memarahinya, lalu melirik sepatu kaca dengan penuh damba. Yuna jadi tidak yakin apakah yang bermasalah itu adalah tongkat perinya atau tidak. Karena alih-alih membahas mengenai tongkat peri yang bermasalah, yang sekarang tergeletak begitu saja. Fokus mereka adalah sepatu kaca.

Yuna hanya bisa mengangguk-agung paham, disudut matanya dia kembali melihat Claudia yang tidak seharusnya berada diruangan rapat anggota dewan, berlutut memohon-mohon. Yuna seketika menolak saat tau alasan Claudia yang tidak sabaran menunggunya kembali.

Sebuah buku terbuka dan itu bukan buku favoritnya. Yuna bukannya tidak menyukai buku karangan J.R.R. Tolkien itu, dia hanya tidak tertarik membacanya. Dia lebih suka Harry Potter yang lebih banyak sihir dan mantra seperti dirinya. Dan bahasa yang digunakanpun bahasa manusia, English. Berbeda dengan buku Tolkien yang rata-rata menggunakan rune kuno dan bahasa Elvis a.ka Peri.

Yuna pernah membacanya, mencoba lebih tepat atau jika membaca 1 halaman bisa disebut membaca buku?. Itu semua karena paksaan Claudia. Yang mengajaknya menonton The Hobbit di bioskop, karena tidak tahu film apa itu, dengan seenaknya Claudia menyodorkan buku The Hobbit untuk dibaca, bukan the First Book yang tersimpan di lemari khusus di The Library, melainkan yang sudah dicetak berulang-ulang di dunia non sihir. Satu halaman dan dia mengantuk. Begitu juga saat menonton dibioskop, dia tertidur diawal dan terbangun saat lampu bioskop dinyalakan dan menayangkan text berjalan.

Dan sekarang Claudia membujuknya agar Yuna mau mengambil tugas itu. Yuna bukannya tidak ingin. Dia hanya sedikit lelah setelah menghabis waktu satu bulan di dunia Cinderella yang bagi Claudia hanya satu minggu. Dia ingin beristirahat. Tapi jika dilihat dari sikap Claudia yang sangat takut tugas itu diambil orang lain, akan butuh sangat banyak usaha keras menolaknya.

Claudia berpindah tempat dengan lincahnya setiap Yuna memalingkan wajahnya. Yang membuat Yuna heran bagaimana anggota dewan tidak ada yang menegurnya sama sekali. Wajahnya selalu sama merengek-rengek sambil mengatupkan tangan. Membuat Yuna mendengus dan melotot padanya. Eve mengernyitkan dahinya, melihat kelakuanya.

"Yuna yang sopan pada Mrs. Fedderick!" tegurnya separuh berbisik membuat Yuna memutar mata, hendak membalas tapi lototan Eve terlalu menakutkan.

"Well, kurasa sebaiknya sepatu ini disimpan diruang khusus Artefak" Putus Mrs. Fedderic tiba-tiba membuat Yuna terbelalak, mulutnya terbuka karena syok.

"Apa? No.. no. Mrs. Fe. Sepatu itu milikku, aku mendapatkannya dengan ber..." ucapan Yuna terhenti saat melihat tatapan tajam Mrs. Federrick.

"BARTHY!!.." Mrs. Federrick menyerukan nama seseorang dari pusat pengawasan Artefak, yang langsung muncul secepat kilat. Mengambil sepatu kaca yang diulurkan Mrs. Fedderric. "Simpan ditempat yang aman" tekannya sambil melirik Yuna.

Yuna hanya bisa mengehela nafas kasar dan kesal. Menghentakan kaki keluar dari ruang dewan sebelum akhirnya menutup pintu dengan kencang, menyebabkan suar debaman yang keras membuat semua anggota dewan hanya menggeleng dan mengelus dada.

The Wanderer 1 - Legolas FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang