CHAPT 04. LOST AT MIRKWOOD

1.3K 143 51
                                    

Doble update buat kalian yang suka banget ngikutin cerita2 yang saya tulis. Trims buat dukungan si penulis amatiran ini. Maaf kalo ada typo, dikomenin aja, nnti direvisi.

= Yuna Pov =

Tertatih-tatih, merangkak menuju pinggiran sungai. Aku terbatuk-batuk sembari memeluk badanku yang mengigil, berusaha menahan dinginnya air yang bertambah berkali lipat dinginnya saat aku sudah berada diatas tanah. Hembusan angin yang lumayan kencang membuat gigiku bergelutuk saling beradu.

Alat komunikasiku dengan Claudia hilang entah kemana, disekelilingku hanyalah hutan. Dan hal ini semakin membuatku bingung. Menurut peta yang aku lihat semalam, tidak ada sungai didekat Hobbiton, Shire. Yang merupakan sebuah kota kecil milik para Hobbit. Tapi sejauh aku memandang hanya ada sungai dan hutan gelap yang menguarkan aroma mistis dan sebuah gunung dikejauhan.

Tidak tahan dengan dingin aku memutuskan memasuki hutan, mencari tempat yang cukup datar untuk mendirikan tenda. Tapi karena hutannya terlihat sedikit tidak menyenangkan, aku memutuskan mendirikan tenda di pinggir saja, tidak jauh dari sungai dan juga tidak terlalu dalam ke hutan.

Untung saja tas ranselku tidak hilang. Dan aku sudah memasang mantra kedap air, sehingga tasku terlihat kering sekali, seperti tidak pernah tercebur kedalam air. Dengan tangan mengigil aku membuka tas dan mengeluarkan tenda yang dengan sekali jentikan tongkat sihirku bediri sebuah tenda yang terlihat kecil dari luar, tapi besar dan luas di dalam.

Tendaku didesain dengan tambahan teknologi dan sihir. Berbagai barang-barang ada didalamnya. Sehingga lebih terlihat seperti sebuah rumah mungil daripada sebuah tenda. Aku langsung mengaktifkan mode transparan agar tidak ada yang melihat tendaku. Menyalakan api unggun ditengah-tengah ruangan, membuat rasa hangat memenuhi tendaku seketika.

Aku cepat - cepat membuka lemari minuman dan mengambil Wiski Api dan meminum segelas kecil wiski dalam sekali teguk. Rasa terbakar memenuhi tenggorokanku, nyaris membuatku berteriak seandai saja aku tidak mendengar suara langkah kaki berlarian diluar tenda.

Suara tegas, dingin namun berwibawa terdengar memberikan instruksi yang aku ketahui menggunakan bahasa Elf Sindran. Dan hal ini membuatku menyakini satu hal, aku tidak terjatuh di Shire, melainkan disuatu tempat dimana ada Elf berada.

Cepat-cepat aku membuka tasku, mengeluarkan peta dan membukanya. Ada 3 tempat dimana para Elf tinggal, Rivendell, Lothlorien, dan Mirkwood. Jadi dimana aku? Ya tuhan ini pertama kalinya aku tersesat didalam buku. Dan tersesatnya jauh sekali.

'Yuna'... sebuah panggilan terdengar dilaciku. Aku membukanya dan mematikannya cepat-cepat. Karena suaranya cukup keras dan aku yakin siapapun diluar sana juga mendengarnya walau samar-samar. Dan benar saja, suara langkah kaki tiba-tiba terhenti. Aku mengintip sedikit dari celah yang memang dirancang untuk mengintip. Dan tepat didepan tendaku seseorang Elf dengan rambut keemasan yang panjang, dan kurasa dia adalah pemimpin disini terlihat dari pakaian yang ia gunakan. Pelindung baja yang bagian lengan dan punggungnya terlihat seperti bulu elang.

Tangan kokohnya terangkat keatas, seluruh prajurit Elf yang melihatnya berhenti bergerak. Perlahan-lahan Elf-man atau seingatku Claudia menyebutnya 'Ellon' itu berbalik kearahku. Aku menutup bibirku dengan telapak tanganku keras-keras mencegah suaraku keluar karena pertama-tama aku takut dia menyadari keberadaanku. Kedua karena, fakta bahwa aku tidak pernah menyukai Elf karena menurutku mereka adalah mahluk terlalu cantik tapi sombong sedikit goyah.

Elf disekelilingnya memang terlihat cantik, berwajah tirus dan langsing. Tapi Ellon dihadapanku ini. Luar biasa tampan, dengan mata biru menatap sekelilingnya dengan tatapan tajam dan dingin, hidung mancung dibingkai dengan rahang yang keras dan tegas. Rambut emasnya terlihat berkilau terkena sinar matahari. Tubuhnya terbentuk sempurna, berotot dan cukup tinggi hingga aku harus mendongakkan kepalaku jika melihatnya. Dia sempurna, dadaku berdebar tidak nyaman.

The Wanderer 1 - Legolas FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang