CHAPT 08. THE BEAST AND GOOD BYE GANDLAF

1.1K 126 15
                                    

Yang nunggu Legolas sabar ya....

****

Kami semua sedang menunggu Bilbo yang sedang mengintip dari balik bebatuan ketika akhirnya Bilbo kembali dengan nafas ngos-ngos-an.

"Seberapa dekat mereka?" Tanya Thorin saat Bilbo menghampiri kami.

"Sangat dekat. Dua kelompok. Bukan itu yang terburuk" jelas Bilbo terengah-engah

"Para warg mencium bau kita?" tanya Dwalin

"Belum, tapi segera. Ada masalah lain" ucap Bilbo yang membuat kami panik.

"Mereka melihatmu?" tanya Gandalf matanya terlihat panik

"Tidak bukan itu." Aku merasa Bilbo hendak menyampaikan sesuatu dengan frustasinya tapi tidak diberi kesempatan sama sekali.

"Apa aku bilang, tenang seperti tikus" ucap Gandalf bangga disambut anggukan oleh para dwarf. "Pencuri luar biasa"

Bilbo terlihat semakin frustasi. Aku mendesah tidak tahan. "Tidak kah kalian bisa diam? Bilbo sedang berusaha mengatakan sesuatu pada kita!" teriakku kencang. Tapi buru-buru Bilbo menutup mulutku.

"Pelankan suaramu. Dengar, ada sesuatu diluar sana" Bilbo menuju kearah kedatangannya tadi. Aku menoleh kearah yang Bilbo tunjuk, penasaran dengan apa yang ada disana.

"Bentuknya seperti apa? Seperti beruang?" tanya Gandalf. Bilbo terlihat terkejut mendengar pertanyaan Gandalf.

"Ya, ya. Tapi, lebih besar. Jauh lebih besar!" jelas Bilbo.

"Kau tau soal binatang ini?" tanya Bofur ketakutan.

Salah satu dwarf menyarankan kami kembali saja dan dia marahi Thorin "Dan membiarkan kita dikejar orc?" bentaknya.

"Ada sebuah rumah" Gandalf tiba-tiba berbicara "Tidak jauh dari sini. Mungkin kita bisa berlindung"

"Rumah siapa?" tanya Thorin. "Teman atau musuh?"

"Bukan keduanya. Dia akan membantu kita atau... membunuh kita" perkataan serius Gandalf membuat kami terkejut.

"Kita punya pilihan?" tanya Thorin saat tiba-tiba suara raungan beruang terdengar menggema.

"Tidak ada" jawab Gandalf.

Kami mulai berlarian melintasi padang rumput yang sangat luas yang sangat aku kenali. Thorin menariku karena aku menjadi paling belakang dalam rombongan "Tunggu-tunggu..." ucapku terengah-engah, aku mengeluarkan sepeda lipatku karena aku sudah tidak tahan lagi berlari. Dan langsung menaikinya. "Sorry. Guy's" menolak sepedaku dengan stabil. Aku tersenyum mengejek pada dwarf yang lain.

"Apa kita akan kerumah Beorn?" tanyaku saat aku menyusul Gandalf didepan, karena setahuku hanya rumahnya yang ada dibalik hutan.

Gandalf menoleh, menatap sepedaku dengan minat. "Kau mengenalnya Lady wanderer?" suaranya terengah-engah.

"Iya... Kili, ayo naik" aku menunjuk dua pijakan dibelakangku. "Berdiri disana, dan pegang pundaku" Kili cepat-cepat melakukan apa yang aku perintahkan. "Gandalf aku duluan. Aku akan menyampaikan pada Beorn kedatangan kita" Aku mengayuh sepedaku kencang-kencang, membuat Kili berteriak ketakutan awalnya tapi tidak lama kemudian dia menikmatinya. Melewati bebatuan dan memasuki hutan. Melewati akar-akar membuat sepeda bergoncang dan ini menyenangkan bagi Kili.

Aku dan Kili tiba dirumah Beorn, tapi rumah itu sepi sekali. "Waw benda ini hebat sekali, apa namanya? Dia bahkan lebih cepat dari kuda ponyku" Kili memandang sepedaku dengan sa

"Sepeda." aku memasuki rumah. "BEORN! Ini aku... BEORN!" tapi tidak ada sahutan. Aku melangkah keluar dan melihat replika sepedaku. Ukurannya lebih besar dari miliki. Aku mendekati sepeda itu yang terbuat dari kayu. Tapi tidak bisa dikayuh.

The Wanderer 1 - Legolas FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang