CHAPT 11. FREE DWARVES

1.2K 125 15
                                    

Aku berlari secepat mungkin mengikuti aliran sungai dan sebisa mungkin menghindari para penjaga yang berlarian disekitarku. Ketika aku tiba disisi sungai. Aku melihat dwarf-dwarf ku, terombang-ambing oleh derasnya air sungai.

Seruan menutup gerbang terdengar diatasku, Legolas memerintahkannya. Elf disampingnya mengeluarkan terompet dan mulai meniup. Aku memanah terompet itu membuatnya terpental dan jatuh. Legolas menoleh kearah panah itu datang dan mata kami bertemu. Tatapan matanya terlihat sangat terkejut. Aku berbalik dan berlari menuju para dwarf.

"Wanderer!" teriak Bofur dikejauhan saat melihatku. Aku melambaikan tangan. Gaunku membuatku tidak leluasa bergerak diantara bebatuan dan pohon. Para Elf penjaga terlihat menutup gerbang saat aku mendengar sekali lagi suara terompet elf dibunyikan. Sial.

Para dwarf terpojok dipintu gerbang. Aku mengarahkan anak panahku saat salah satu elf roboh dan puluhan orc muncul dibelakang mereka. Mereka mengepung pintu gerbang, membunuh semua elf.

Aku memanah orc-orc terdekatku saat aku melihat Kili yang berusaha untuk membuka pintu gerbang dengan menarik tuas tapi belum sempat menariknya, dia roboh. Panah orc tertancap dipahanya.

"KILI" teriakku, aku memanah semua orc yang ada didekatnya. Mencoba mengarahkannya pada orc yang kurasa pemimpinnya tapi dia dengan cepat menangkis anak panahku. Orc lain muncul didekat Kili dan sebuah panah melesat dibalik punggungku. Tauriel muncul dan menyelamatkannya. Dia membunuh orc-orc lain. Dia menatapku terlihat terkejut. Saat aku membantunya menggunakan cambukku untuk menarik orc yang melompat kearahnya.

"Kau..."

"Nanti saja perkenalannya ok!" jawabku sambil memanah orc-orc disekitar kami.

Legolas muncul tidak lama kemudian. Membunuh orc-orc itu dengan panah dan belatinya. Panah kami saling terarah satu sama lain dan terlepas bersamaan. Aku kira awalnya dia hendak memanahku. Tapi ternyata dia membunuh orc dibelakangku, seperti aku yang membunuh orc dibelakangnya.

Matanya menatapku dengan penuh tanda tanya dan kecewa. Aku mengalihkan pandanganku dan berfokus menolong dwarf-dwarfku. Aku berlari kepintu gerbang, menggunakan cambukku untuk menarik dan melempar orc-orc itu.

Pemimpin orc itu melihatku marah, tangannya tertuju padaku. Aku tidak paham bahasa orc, tapi aku paham akan niat mereka untuk menyingkirkanku.

Aku meraih Kili dan menurunkannya, menyerahkannya pada para dwarf lalu bangkit untuk menarik tuas pengunci gerbang. Panah yang sangat kukenal melewatiku. Panah Legolas tertancap dibatu didekat tuas. Aku memandangnya sengit. Menarik seorang Elf didekatnya dengan cambuk dan melemparnya kearah Legolas. Legolas menghindar disaat yang tepat, terperangah dan kesempatan itu aku gunakan untuk manarik tuas. Para dwarf terbebas.

"Lompat Wanderer!" teriak Thorin. Aku hendak melompat dari pintu gerbang saat beberapa panah melesat kembali dan mengenai gaunku. Panah Legolas membuat gaunku tersangkut kedinding gerbang.

"Oh Shit!" umpatku mencoba menarik anak panah itu. Tapi tancapannya pada dinding gerbang sangat kuat. "Kalian pergilah. Aku akan menyusul!" teriakku saat melihat para dwarf menungguku.

Arus membawa para dwarf dengan cepat meninggalkan gerbang. Legolas melompat kearahku yang sedang berkutat mencabut panahnya. Aku mendongak memandangnya marah "Kau merusak gaunku, tau!" teriakku kesal. Dia hanya menatapku sebentar lalu melompat menyusul para dwarf. Meninggalkan aku sendirian karena orc-orc lain sudah mengejar mereka juga.

Aku menyerah, menarik gaunku dan membuatnya robek. Claudia pasti akan marah setelah melihatnya. Robekannya cukup panjang hingga pahaku. Aku berlari sekencang mungkin. Memanah kembali orc-orc dihadapanku. Prajurit-prajurit Elf yang lain muncul memanah orc-orc itu.

The Wanderer 1 - Legolas FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang