14. Gibran si trouble maker

96 8 1
                                    

Halo halo halo... Masih Gibral disini.

Oh iya, ini sudah setahun lebih berlalu aku ditabrak mobil. Dan yang terpenting, AKU LULUS! Aku lulus dari SMA Dharmayasa. Dan aku sudah bukan pelajar yang terikat peraturan sekolah. Tapi aku orang yang terikat tanggung jawab seorang laki laki.

Saat itu dua minggu yang lalu aku sudah kelulusan. Pakai jas, tampan deh. Gibran gak tampan, karna kalah tampan sama aku. Hahaha...

Dan kalian tau? Pada saat malam prom night, Adline sangat cantik. Sangat cantik! Dengan dress warna putih yang elegand itu. Ah... Rasanya kalau mendekskripsikannya lagi, aku malah teringat semua yang ada di masa lalu.

Aku dan sahabat sahabatku sedang kumpul di kamar. Itulah aktivitas kami selama dua minggu setelah kelulusan. Hanya kumpul kumpul seperti pengangguran. Memang kami pengangguran sih.

Bunda sedang mengurus butik barunya di daerah Jakarta. Jadi sering tidak dirumah, jadi aku bebas berekspresi dirumah.

"Bikin grup band yuk." Jordan mengangkat kepalanya yang ia tenggelamkan di guling yang ada di kasurku. Aku yang sedang melatih push up di lantai, Ade dan Kiki yang sedang main Ps, dan Zed yang sedang makan ketoprak. Langsung mengarahkan pandangan ke arah Jordan yang berbicara seenak jidat.

Band? Siapa yang bisa bernyanyi di antara kami semua?

"Jangan gaya lah! Lo kira nyanyinya bisa pake isyarat? Udah tau gak ada yang bisa nyanyi!" sambar Ade. Jordan terkekeh geli sampai kasurku terguncang.

"Si Zed kan bisa," ucapku menunjuk Zed dengan dagu.

"Aku tak mau kalau aku dimadu kocrek kocrek." Zed bernyanyi dengan suara banci lampu merah yang bisa membuatku pipis dicelana jika dia sudah radius 10 CM.
Aku dan yang lainnya ngakak parah.

Tiba tiba aku mendengar dering telepon dari kantong celananya Zed.

"Wes... Gibran nelpon gue. Wahh curiga ini." wajahnya terkejut menjijikan. Gibran? Untuk apa menelpon Zed?

"Halo sayang"

"..."

"Gibral? Gibral siapa?"

"..."

"Aku juga serius Gibran."

Nada Zed sungguhlah menjijikan. Membuatku mual.
Dan tak lama kemudian, Zed memberikan hp nya kepadaku.

"Hola."

"Gibral lo dimana?"

"Dimana ini?"

"Eh serius! Pada konsleting semua otak lo!"

"Sialan! Ngapain sih nelpon?"

"Gue nabrak mobil."

"HAHHHH!??"

mulutku nganga dan mataku melotot, Jordan kaget dan langsung duduk dikasur, Zed tersedak bumbu ketoprak, Kiki dan Ade kalah di game balap MotoGp.

"Lo nabrak apaan setan?!"

"Setan bukannya kalo ditabrak nembus ya?," Zed berfikir keras.

"Pokoknya gue nabrak mobil Jazz, di perempatan dekat jalan sekolah kita. Parah mobil yang gue tabraknya, kaca belakangnya ancur."

"Muka lo ancur gak?"

"Alhamdulillah masih ganteng."

"Yaudah bilang ke Bunda!"

"Bunda gak diangkat teleponnya. Nomor lo juga gak aktif."

"Gue Shut down, lagi males dichat para fans."

Say you won't let goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang