3. Penghias Hari

165 15 0
                                    

Penghias hari, entah apa yang akan terjadi jika hari hariku tak dihiasi oleh sahabat sahabat gila yang selalu mengocok perut ketika beraksi. Aku tipe orang yang suka berbaur dengan siapapun, itu sebabnya, aku itu anak yang nakal dan berkeliaran di mana saja. Bahkan sewaktu SD pun aku pernah ikut teman teman jalanan ngamen dari bus ke bus, sampai aku terbawa ke Sukabumi. Dari Bogor ke Sukabumi itu lumayan jauh, untuk mainnya anak kelas lima SD.

Dan sekarang aku mempunyai sahabat yang aku fikir bukan persahabat kampungan. Yang bisa hancur hanya karna hal sepele. Persahabatan kami adalah persahabat paling gila, stress, upnormal, dan sebagainya. Tapi juga, persahabatan paling setia yang pernah aku temui.

Aku bersahabat dengan empat orang. Yaitu Jordan, Kiki, Ade dan Zed.
Semuanya gila! Tak ada yang otaknya waras sedikitpun.

Jordanial Tirta, adalah teman sebangku. Dahinya maju kedepan atau biasa disebut dengan istilah 'Jenong'. Namun ia yang mempunyai pacar diantara kami berlima. Bukan karena paling tampan, tapi karena memang paling tidak bisa hidup tanpa pacarnya itu. Yang bernama Diana, atau yang sering dipanggil Nana. Yaitu temannya Adline.

Yang kedua adalah Kiki, namanya Arrizky Yahya. Dia lelaki yang berkulit paling pitih diantara kami berlima. Bukan karna keturunan Jepang, hanya saja wajahnya dipenuhi panu. Hahaha... Bukan, aku bercanda. Kiki memang putih, karena dia keturunan Palembang. Entah apa nyambungnya. Aku pun tak tau.

Yang ketiga yaitu Ade, sebenarnya namanya itu Yoland Octroy Pangaribuan. Dia adalah satu satunya sahabatku yang memeluk agama Kristen. Tapi itu tak masalah, karna kami tau betul apa itu arti Bhineka Tunggal Ika. Tubuhnya kekar dan besar, ia paling galak di antara kami. Tapi saat itu kami melihat dia diatar ibunya sampai gerbang sekolah, saat Ade ingin masuk, ibunya mencium keningnya lalu berkata "Ade sayang nanti bekalnya ibu bawain pas istirahat ya" ibu yang penyanyang itu mengelus lembut rambut anaknya yang sedikit ikal. Aku dan para sahabatku tertawa sampai terpingkal pingkal saat itu.

Dan yang terakhir adalah, Zed. Dia yang paling puitis, raja gombal, dan sebagainya. Sebenarnya namanya adalah Zaenudin Edi Darmawan. Hanya saja ia singkat. Katanya ia ingin seperti nama DJ luar negeri. Yaitu Zedd. Dan dia satu satunya orang yang berani mengubah nama kerenku menjadi Gibral Ajerbajigur. Sialan memang!

Saat itu, kami baru saja selesai istirahat dan sedang duduk di barisan paling belakang untuk bercanda dan mengobrol.

"Gue punya tebakan nih" tiba tiba Zed angkat bicara saat kami semua sedang membicarakan Nana, pacarnya Jordan.

"Apaan?" tanyaku.

"Kuman kuman apa yang so sweet?" tanyanya sambil menyeringai. Wajah mentahnya memang cocok bila ditutup saja dengan kain hitam. Siapapun muak melihat wajah sok tampan-nya itu.

"Kuman yang ada di muka lo!" Kiki mengusap kasar wajah Zed.

"Salah!" jawabnya.

"Apa dong?" aku mulai penasaran saat itu.

"Ah pada kepo ya? Kepo kan? Cie nunggu cie, cie muka ngarep cie" telunjuknya mengarah ke wajah kami semua. Aku hanya mengernyitkan dahiku, dia kenapa seperti itu? Fikirku saat itu, tapi sekarang aku tau. Dia seperti itu karena gila.

"Apaan anjir!" Ade mendorong bahu kerempeng milik Zed.

"Kumancintaimu, lebih dari apapun. Meskipun tiada satu orangpun yang tau..." Zed langsung bernyanyi lagu Ungu yang kulupa judulnya apa. Karena itu lagu yang populer saat aku SMP dulu. Aku dan yang lainnya tertawa, tawa kami bahkan terdengar sampai ke kelas sebelah. Ditambah Ade yang menggebrak gebrak meja sambil tertawa. Dan inilah moment yang sangat kusuka, dilihat banyak orang pastinya.

"Kuman kuman apa yang hot?" tanya Jordan setelah tawa kami mulai mereda. Bukan jawaban dari kuman yang so sweet, tapi ekspresi wajah Zed yang memang sangat lucu.

"Kuman yang baru nikah" jawabku asal.

"Kuman abis nonton film blue" jawab Kiki, dia apalagi kalau bukan menyangkut film film terlarang yang berkonten 21+.

"Salah!" Jordan merespon.

"Apa dong?" tanya Ade.

"Kumandikan Diana" jawabnya membuat aku menggidik geli. Dan sesegera mungkin Ade meneloyor kepala milik Jordan yang kalau bicara seenak jidat.

"Masyaallah! Jordan mulutnya kok nggak pernah ditampol pake bangku sekolah ya? Bagaimana nasibmu nak dikemudian hari?" Zed yang paling banyak bicara memang selalu meledek dan membully. Aku memang selalu tertawa jika melihat aksi Zed. Kapan kapan kalau mereka semua tidak sibuk, aku akan mengajak mereka reuni kecil, tapi sayangnya aku pun tak ada waktu untuk itu.

"Amis amis apa yang gak nahan?" entah mengapa aku tiba tiba terbawa bermain tebak tebakan gila.

"Udah udah udah... Bubar." Jordan membubarkan tempat santai kami. Aku masih terpaku duduk di meja, mamang selalu aku yang kena batunya.

"Kampretttt!" aku mengejar mereka semua yang berjalan menuju pintu kelas.

Tadinya kan aku ingin bilang, 'Amis you' yang kalimat normalnya 'I miss you'.

Dan sebenarnya sangat banyak kejadian kejadian lucu yang kami alami. Namun takkan bisa diceritakan lewat tulisan, karena akan menjadi tulisan yang panjang dan tiada usai.

Kini semua sudah berubah, aku memang bisa bertemu mereka lagi. Tapi apakah bisa ngumpul di kelas? Tertawa bebas saat melihat Zed ditangkap pak satpam saat ketahuan mengintip toilet perempuan, dan masih banyak lagi suasana yang tidak dapat diulang kembali. Karena memang masa SMA adalah masa paling indah menurutku.
Ada yang menyenangkan sampai aku lupa rasanya bersedih, dan ada yang sangat membuat pilu, sampai akhirnya aku jatuh dan susah untuk bersenang senang.

To be continue...

Say you won't let goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang