23. About Her

698 46 13
                                        

Halo!
Terima kasih buat yang masih baca dan nunggu cerita ini. Semoga kalian masih inget sama ceritanya ya😂

Happy reading!

• • •

"Shit! Kenapa gue bisa lupa sih?!"

Cakka mengumpat sambil berjalan cepat menuju tempat parkir. Ia terpaksa harus meninggalkan Pricilla di tengah-tengah konser musik yang sedang mereka tonton ketika ia teringat akan janjinya untuk menjemput Shilla.

Shilla ternyata sudah berkali-kali menghubunginya. Tapi Cakka tidak sadar karena ponselnya dalam mode silent.

Sebelum melajukan mobilnya keluar dari tempat parkir, Cakka berusaha untuk menghubungi Shilla lebih dulu, tapi sayangnya nomor gadis itu justru tidak aktif saat ini.

"Lo dimana sih, Ta?" Gumamnya frustasi. Ia kemudian beralih menghubungi nomor Sivia.

"Halo."

"Vi, lo masih sama Shilla?" Cakka langsung bertanya ketika Sivia menjawab.

"Gue udah di rumah, Ka. Emang lo belum ketemu sama Shilla juga dari tadi? Lo kemana aja sih?"

"Belum, gue lupa harus jemput dia tadi. Dan HP gue di silent, jadi gue nggak tahu kalau dia telepon gue."

"Ya ampun, parah banget sih lo! Tau gitu kan tadi gue paksa dia pulang bareng gue aja!" Omel Sivia.

Cakka menghela napasnya, menyadari kesalahan yang telah ia lakukan. "Iya sorry, gue bener-bener lupa."

"Lo udah coba hubungin dia? Tadi sih katanya, kalo lo nggak jemput, dia bakal pulang naik taksi. Siapa tau dia udah sampe rumah."

"Udah, tapi nomornya nggak aktif. Kalau gitu, nanti gue coba telepon Rio deh. Mungkin dia emang udah di rumah. Thanks ya, Vi."

Cakka menutup teleponnya dan segera mencari kontak Rio untuk ia hubungi. Tapi sebelum ia menyentuh tombol dial, ada panggilan masuk dari Deva.

"Halo?"

Cakka mengernyit karena tidak mendengar jawaban apapun dari si penelepon. "Halo, Dev? Lo kenapa?"

"Abi..."

Mata Cakka melebar ketika yang didengarnya justru suara perempuan yang sejak tadi ia cari-cari. "Tata?! Ta, lo dimana?"

"Gue...gue di rumah sakit Cempaka, Bi."

"Rumah sakit?" Raut wajah Cakka langsung terlihat panik. "Lo nggak apa-apa kan, Ta? Kenapa lo telepon pake nomor Deva?"

"I..iya, gue-" suara Shilla terdengar gemetar, gadis itu tidak bisa melanjutkan kata-katanya dan justru menangis.

"Ta? Are you okay?"

"Bi..." Shilla semakin terisak. "Please cepet ke sini, gue takut."

"Oke, oke. Lo tenang ya, Ta. Jangan nangis. Gue ke sana sekarang."

Setelah menutup teleponnya, Cakka segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Segala pertanyaan yang menumpuk di pikirannya tentang apa yang telah terjadi ia biarkan terjawab nanti. Yang terpenting, ia harus secepatnya bertemu Shilla saat ini.

• • •

Lima belas menit waktu yang dibutuhkan Cakka untuk sampai di tempat tujuannya. Kini laki-laki itu berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit untuk mencari Shilla setelah bertanya pada beberapa suster. Langkah kakinya langsung terhenti begitu ia mendapati perempuan itu sedang berjalan mondar-mandir di depan ruang UGD.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 07, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Best Friend?Where stories live. Discover now