"SIVIA!"
Seruan itu membuat Sivia yang sedang asyik menikmati burgernya bersama Shilla dan Ify di kantin langsung menoleh ke belakang.
Setelah melihat siapa pelakunya, kontan Sivia langsung melengos. Ia kembali menghadap Shilla dan Ify kemudian melanjutkan makan burgernya.
"Dicariin pacar kedua tuh, Vi." Celetuk Shilla, ia tertawa melihat Ozy berjalan dengan semangatnya menghampiri meja mereka diikuti oleh Cakka dan Alvin dibelakangnya.
"Cie ada yang kangen tuh udah lama nggak ketemu." Timpal Ify.
Sivia mendengus mendengar ledekan dua temannya itu. Detik berikutnya, ia sudah mendapati Ozy duduk di sebelahnya dengan senyum lebar.
"Ngapain lo di sini?!" Tanya Sivia ketus. Lagi-lagi ia harus berhadapan dengan Ozy, cowok yang sudah sering mengganggunya sejak kelas sepuluh. Tadinya Sivia merasa biasa saja dan tidak terlalu menanggapi laki-laki itu, tapi lama-lama ia risih juga. Apalagi kelakuan Ozy semakin menjadi.
"Jutek amat sih, Princess. Nggak kangen sama Adrian? Udah seminggu loh kita nggak ketemu." Ozy tersenyum lebar sambil menaik turunkan alisnya.
"Nggak." Jawab Sivia singkat. Gadis itu kemudian menyuap gigitan terakhir burgernya sebelum berdiri dari tempat duduknya. "Shill, Fy, gue duluan ke kelas ya. Bye!"
"Eh Vi, tunggu gue ikut! Guys gue duluan juga ya!" Ify ikut berdiri dan menyusul Sivia yang sudah melenggang pergi. Meninggalkan tiga orang lainnya yang kini menertawakan Ozy yang lagi-lagi menerima penolakan dari Sivia.
"Adrian banget, Zy?" Cakka yang sudah duduk di sebelah Shilla terbahak mengingat temannya itu menyebut nama belakangnya tadi.
Ozy hanya melengos, kemudian memasang tampang sedihnya.
"Sabar bosku!" Alvin menepuk-nepuk pundak temannya itu sambil berusaha menghentikan tawanya.
"Mau basket aja lah gue. Awas awas!" Ozy berdiri dan mendorong sedikit tubuh Alvin agar ia bisa lewat.
"Ye baperan banget dia kayak anak perawan." Ujar Alvin.
"Susulin gih sana, Vin. Gue takut tuh anak nangis dah." Cakka memperhatikan Ozy yang sudah menjauh dari meja mereka.
Alvin terkekeh pendek, "Ya udah lah gue susulin dia dulu." Kemudian ia berdiri, tapi sebelum pergi, laki-laki itu mendekat pada Cakka dan mebisikan sesuatu.
"Bilang aja lo mau berduaan sama Shilla, nyet."
Cakka terkekeh setelah Alvin pergi. Ia membenarkan apa yang dikatakan temannya itu, karena ia memang sengaja mengusir Alvin secara halus.
Dan sekarang, tinggalah ia berdua dengan Shilla.
"Ozy tuh kenapa sih seneng banget godain Sivia?"
Cakka melirik Shilla, "Kenapa emang? Sirik ya lo pengen digodain juga?"
"Ya nggak lah, stupid. Gue cuma penasaran aja, dia tuh sebenernya beneran suka sama Sivia atau iseng doang."
"Dia mah iseng doang, Ta. Ozy juga tau kali Sivia udah punya pacar."
"Ohh, bagus deh." Shilla kemudian menyeruput es jeruknya yang tinggal setengah. "Eh iya nanti kayaknya gue pulang bareng Rio deh, Bi."
