Prilly pov.Saat aku sudah sampai di depan rumah sakit ada mobil bmw merah yang berhenti di depanku. Yah aku tau siapa pemiliknya mau apa lagi sebenarnya dia, tak cukupkah dia sudah membuatku hancur.
" ghin mau apalagi dia kesini " tanyaku ke ghina. Yang di tanya juga bingung dan mengedikan bahu
" gak tau prill, mungkin ada urusan kali " ku lihat dia keluar dari mobil dan menghampiriku
" hay " sapanya kikuk yang langsung ku plengosi " udah mau balik " pertanyaaan macam apa itu kuputar bola mataku malas "aku anter ya " jangan harap gue mau.
" makasih, tapi gue gak butuh tumpangan lo " ku toleh ghina "ghin gue pulang bareng lo ya " ucapku memelas. Ku lihat ghina menatapku dengan ragu.
" prill lo pulang sama kak ali aja yah. Maaf gue ada urusan " ghina menatap takut2 pada ali.
" so kamu denger kan, ghina ada urusan jadi bisa kan aku anter kamu " enggak gue gak bakalan mau satu mobil sama cowok brengsek kayak dia. Ku genggam erat tangan ghina dan ku pasang wajah memelas agar dia berubah fikiran.
" kak gak apa apa ko..." belum sempat ghina nerusin ucapanya hendphone nya bunyi. Ku lirik itu dari bani, ku lihat ghina tersenyum. Tunggu sejak kapan mereka deket, sahabat macam apa aku ini
" halo iya ban...oh ya bentar lagi gue berangkat tapi..." ku lihat ghina ngelirik aku, aku tau dan yah aku harus berbesar hati membiarkan ghina pergi. Tapi jangan harap aku akan pulang sama cowok songong ini.
" lo pergi aja ghin gue gak apa apa, gue bisa naik angkot " ghina menyela " tapi prill lo kan baru keluar rumah sakit gue gak bisa biarin lo pulang naik angkot...halo ban kayaknya gue har " ku rebut hendhone ghina
" halo bani...bentar lagi dia berangkat lo tenang aja " ku berikan hendphone ghina tak lupa dengan senyum tulus ku " udah lo berangkat sana ntar bani nunggu lagi " ku dorong ghina memasuki mobilnya. Di ikuti ali yang terus berjalan mengikutiku
" gue berangkat ya, lo ati ati prill kalau ada apa hubungin gue " dasaar bawel
" iya bawel tenang aja "
Saat aku ingin berjalan ke halte depan ada tangan yang mencegahku.ck mau apalagi sih dia.
###
Ali pov.
Ku tarik tangan nya saat ia hendak pergi. Ku dengar dia berdecak.
Kali ini tak akan ku biarkan dia pergi lagi setelah aku mendapatkan kesempatan untuk memilikinya. Sejak tadi malam aku tak pulang aku habiskan waktuku akhir akhir ini di club kebiasaan yang jarang aku alami, tapi semenjak kejadian di pesta fani aku jadi frustasi. Prilly menghindar bahkan sangat sangat membenciku, saat verrel bilang dia di putusin prilly aku bahagia. Tapi saat dia tak mau melihatku rasanya duniaku hancur.Puncaknya tadi pagi saat aku lihat mobil verrel melaju kencang ke arah rumah sakit aku baru tau kalau yang di bawa adalah prilly. Dan aku merasa bahagia saat dokter menyatakan prilly hamil, dan di dalam perutnya ada anakku. Tapi kenapa malah verrel yang di anggap ayah dari anak ku, aku marah saat verrel mengakuinya di depan dokter walau hanya dengan diamnya tapi menurutku itu pengakuan. Saat dia terus memaksa ghina bilang siapa ayah dari anak yang di kandung prilly aku yang mengakuinya, ku lihat verrel marah dia mendaratkan bertubi tubi pukulan. Tapi aku hanya diam aku menyadari kesalahanku yg merebut miliknya bahkan menanamkan benihku di wanitanya. Bukan dia wanitaku sekarang dan bukankah cinta itu juga egois. Aku juga mencintainya bahkan saat sebelum verrel menyatakan cinta pada prilly bahkan saat ciuman itu aku sudah mwncintainya, bahkan verrel yang merebutnya. Dan sekarang biarkan aku yang memilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Prince Annoying
Random" aku mencintainya tapi dia membenciku karena kejadian itu " aliansyarief " tentu saja aku membencimu, karena kamu aku tidak bisa bertunangan dengan kekasihku dan kini dia malah pergi meninggalkanku " aprillya maharani " maafkan aku yang tak mampu m...