menerima sebuah kenyataan bab 18

106 5 0
                                    


Verrel pov

Aku berjalan menuju balkon apartemen ku. Melihat hamparan pemandangan hijau nan luas yang menyejukan mata. Namun tak bisa menyejukan hatiku yang kering dan hampa. Pandanganku kosong hari ini aku mendapat kabar dari bani bahwa ali dan prilly sudah resmi menjadi suami istri, kenapa harus hari ini padahal hari ini seharusnya hari yang membahagiakan untuk ku dan prilly karena hari ini bertepatan acara pertunangan kami

Namun semuanya tinggal angan, ini yang aku mau ini yang aku inginkan melepas nya melepas prillyku untuk sahabtku sendiri ini menyakitkan sungguh sangat menyakitkan. Seminggu yang lalu aku mendengar kabar bahwa dia sakit dan masuk rumah sakit aku sangat khwatir aku ingin pulang tapi ku urungkan karen aku tak mau mengingkari janji yang telah aku ucapkan pada sahabatku. Aku adalah laki laki yang  tak ingin mengingkari janji

Meski aku telah mengingkarinya pada gadisku. Bahkan masih pantaskah aku memanggilnya gadisku sedangkan kini dia milik orang. Maafkan aku prill aku telah melukaimu.

" mau sampai kapan kakak kayak gini, tasya sedih liat kakak kayak gini " ucap tasya memeluku dari belakang ku rasakan dia menangis " sampai kapan kak, tasya sayang kakak tasya gak mau liat kakak sedih lagi " ucapnya sesenggukan. Aku berbalik memeluk adik tersayangku ini

" siapa sih dek yang sedih, kakak gak sedih kok " ucapku bohong "kamu tuh udah gedhe masih aja cengeng, gak malu apa sama cowok yang suka sama kamu. Ntar dia ilfil lagi " aku berusaha mengalihkan pembicaraan agar tasya lupa

Soal tasya dan kakek aku sudah memberitahu mereka. Kakek bahkan sampai menyuruhku mempertahankan prilly setelah tau semuanya. Beliau tidak sama sekali marah malah beliau mendukung ku agar mempertahankan prilly dan segera menikahinya. Namun aku tak sepicik itu untuk mengambil hak orang lain.

Saat itu tasya marah dan ingin melabrak ali, aku tau dia sangat menyayangi prilly dan aku juga tau tasya merasakan kecewa terhadap ali karena dia sudah menganggap ali kakak ke duanya. Namun aku mencegahnya dan berkata bahwa ali lebih berhak atas prilly dan dia berhak atas anak yang ada dalam rahim prilly. Bukan aku tentunya, dan tasya hanya bisa pasrah.

" tapi kak, tasya gak mau liat kakak terus terusan sedih kayak gini, kalau aja kakak tau kak prilly itu gak cinta sama kak ali. Dia itu cuma cinta sama kakak " ku krenyitkan dahi bingung

" dariman kamu tahu dek " tanyaku

" dari kak ghina kak, bahkan saat kak prilly tau kakak ninggalin dia stelah janji itu dia tetap bersikeras nunggu kakak bahkan hari harinya hanya di lalui untuk mikirin kakak, apa kakak tega nyakitin hati perempuan baik kayak dia " tasya menjeda ucapan nya " bahkan di sini yang lebih tersakiti kak prilly kak aku bisa merasakan apa yang dia rasakan meskipun aku tak mengalaminya dia sakit itupun setres karena mikirin kakak " ucap tasya sesenggukan

Baru ku ketahui kalau jalan yang ku ambil ternyata salah, namun apa masih bisa aku kembali saat dia sudah menjadi milik sahabatku sendiri. Tidak aku bukan laki laki egois yang memikirkan kebahagiaanku sendiri. Aku yakin ali mampu membuat prilly bahagia

" kakak yakin dek suatu saat nanti kak prilly akan bahagia sama kak ali, kakak yakin kak ali bisa bahagiain kak prilly lebih daripada kakak. Udah ya kakak masuk dulu kamu cepetan masuk terus mandi dan istirahat " aku berjalan meninggalkan tasya yang hanya diam, saat aku akan meninggalkan balkon tasya berkata.

" tadi kak prilly telfon tasya dan berpesan untuk menyampaikan sebuah pesan suara yang sudah kak prilly kirim ke email aku kakak bisa buka sekarang " ucap tasya berlalu meninggalkan ku yang mematung. Ya allah kuatkan aku

Saat aku membuka email tasya aku mendengar suara merdu yang sangat aku rindukan.

" hay kak, gimana di sana kerjaannya lancar kan " jedanya dengan suara bergetar aku tau saat ini dia menahan tangisnya "kakak jangan lupa makan dan tidur yang teratur dan jangan begadang malam malam itu gak baik buat kesehatan " yah dia sangat hafal dengan kebiasaanku yang suka menyelesaikan pekerjaan sampai selesai dan terkadang aku sampai kurang tidur dan itu membuatnya marah 3bln ( anggaplah begitu ya 😆 ) kami bersama kami banyak mengetahui sifat masing masing dari pasangan.

Ku dengar dia terisak, aku tau dia sudah menangis aku ingin menghapus air matanya namun aku tak mampu. " kakak tau tinggal mnenunggu beberapa jam lagi aku akan menikah, kakak tau ini hari apa ini seharusnya hari pertunangan kita kak " aku ikt menangis mendengarnya kamu benar prill ini hari pertunangan kita " tapi kakak ingkar janji kak ninggalin aku kakak pergi ninggalin aku tanpa sebuah pesan dan bahkan aku belum merasakan pelukan perpisahan dari kakak " ku dengar prilly semakin terisak aku juga tak kuasa membendung tangisku maafkan kakak prill kakak gak ada niat buat ingkar janji. Kakak pergi demi kebahagiaan kamu batin ku menjawab.

" kakak bilang kakak ingin menenangkan diri dan kakak bilang udah ikhlasin aku " enggak prill kakak gak bisa ikhlasin kamu.
" bahkan kakak gak pernah tau sesakit apa hati aku saat ini dan disini akulah korban dari ke egoisan kamu dan ali kak, aku bukan barang yang bisa se enaknya kakak lempar sana sini " enggak prill kamu salah paham kakak gak maksud kayak gitu
" tapi aku bisa apa kak aku hanya bisa pasrah mendengar keputusan kakak, kalau itu mau kakak prilly akan turuti mau kakak dan mungkin kecewa ini akan prilly bawa sampai mati dan prilly nggak yakin bisa buka hati prilly lagi buat orang lain karena prilly merasa sudah tak ingin mempercayai lagi kalau yang di percayi bisa mengingkari dan menghancurkan kapan saja " enggak prill kamu jangan gini maafin kakak prill maafin kakak.

" udah yah kak prilly tutup dulu, kakak jangan lupa jaga kesehatan love you kak. Prilly sayang kakak " klik kuraskan hanya kesunyian yang menyelingkupi. Aku menangis dan mengacak rambutku frustasi

" love you to sayang. Kakak juga sangat bahkan sangat mencintai kamu "  Aaaargggh kenapa ya alllah kenapa semua ini harus terjadi padaku. Kenapa kau rebut gadis yang sangat aku cintai

Aku terduduk di lantai dan menenggelamkan kepalaku pada lututku. Aku mendongak saat seseorang menepuk pundak ku

" kakek tau ini berat untukmu nak, tapi kakek yakin kamu mampu menghadapi semua ini " kakek berucap sambil tersenyum tulus padaku.

" seandainya verrel nirutin apa yang kakek bilang mungkin saat ini verrel udah bahagia sama prilly kek, seandainya verrel bisa sedikit saja mikirin perasaan verrel dan rebut prilly mungkin semuanya gak akan kayak gini " aku hanya terduduk dan terus saja meratapi nasibku dan banyak kata seandainya yang aku lontarkan.

" kakek tau nak penyesalan memang selalu datang belakangan dan kakek yakin kamu bisa menemukan kebahagiaan mu kelak, percayalah jika memang berjodoh dia akan tetap kembali padamu " kakek memukul pundak ku pelan dan berlalu pergi dari kamar ku.

😢😢😢
Huhuhu babng verrelnya lagi menyesali keputusan nya nih guys. Gimana nih akhir nya verrel atau ali nih yang sama prilly
Jangan lupa guys tinggalkan vote dan comentnya
Meskipun hanya satu coment itu sangat sangat berharga banget buat aku 😊

4 Prince AnnoyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang