Chrysanthemum
Story by ⬆
Sebuah mobil sedan merah berhenti tepat di depan gerbang sekolah dengan papan nama yang bertuliskan SMA Permata Puri 1. Sang supir pun memanggil gadis muda yang tengah melamun memandangi keadaan dari dalam mobilnya.
"Non, kita sudah sampe non," seru Pak Sentot dengan suara medoknya. Namun, gadis yang berumur 17 tahun itu tidak menanggapi perkatan pak Sentot dan bahkan ia tidak mengubah posisi duduknya sedikitpun.
"Lacey, kita sudah sampai nak." Ayah yang duduk di sampingnya, mencoba untuk mengulang perkataan sang supir. Lacey pun menoleh ke arah papanya dengan spontan. Dia langsung membuka pintu mobil dan berpamitan kepada papanya. Ketika lacey ingin beranjak pergi meninggalkan mobil, ayahnya sengaja menahan tangan Lacey. Lacey pun langsung menoleh ke arah papanya.
"Hayoo, anak papa tadi mikirin apa? Masih pagi loh ini." Ayah Lacey mengusap bahu anaknya. Di dalam pikirannya, ia sudah mengetahui bahwa anaknya telah menyembunyikan sesuatu dari dirinya.
"Maaf pah, Lacey kepikiran ulangan matematika hari ini. Papa hati-hati di jalan ya. Lacey sayang papa." Ayahnya hanya bisa menggelengkan kepalanya karena melihat sikap anaknya yang sering melamun akhir-akhir ini. Dia tahu bahwa Lacey sudah berbohong dengan menggunakan pelajaran 'Matematika' sebagai alasan. Yang ia tahu, anaknya itu sangat pandai dalam pelajaran Matematika dan yang pasti selalu mendapatkan peringkat di kelasnya.
Lacey melangkahkan kakinya dengan santai. Dia menarik napas panjang ketika ia mau memasuki ruang kelas 3A yang terletak di lantai dua. Matanya membulat ketika melihat tiga orang anak perempuan tengah menatap sinis ke arah dirinya. Ke-3 orang tersebut adalah Pamela, Grace dan Diana. Mereka adalah murid yang berasal dari kelas 3B.
"Eh, ternyata si cupu udah dateng," seru Pamela dengan nada sedikit mengejek. Namun, Lacey tidak menggubris perkataan yang diucap Pamela kepadanya dan memilih untuk tetap jalan memasuki ruang kelas. Karena tidak terima dengan sikap Lacey, Grace sebagai sahabat Pamela langsung menarik rambut Lacey dengan tangan kanannya.
"Heh! Lo punya attitude gak sih? Kalo ada orang nyapa tuh senyum kek!" Tubuh Lacey ikut tertarik ke belakang. Lacey merintih pelan sambil memegangi rambut panjangnya yang dijambak dengan kasar.
"Lepas." Lacey menepis tangan Grace agar melepaskan rambutnya.
"Kesian banget sih. Udah ga punya pangeran ya yang biasa nolongin lo?" Diana mengejek dan pandangannya teralihkan ke belakang. Lacey pun ikut menoleh ke belakang. Didapatinya seorang pria tengah berdiri sambil memperhatikan mereka.
"Sammy," panggil Lacey lirih dan menatap wajah lelaki itu. Namun, lelaki itu malah pergi meninggalkannya dan menggandeng Pamela. Lacey tertegun melihat pemandangan yang ia lihat dengan kedua matanya. Lacey hanya bisa menatap punggung Sammy yang makin lama semakin menghilang ditelan oleh keramaian siswa yang berlalu lalang.
***
Lacey memainkan pena biru yang berada di tangannya. Matanya menatap ke arah luar jendela. Di dalam pikirannya masih timbul pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal tentang lelaki yang dulu pernah menjadi bagian paling penting dalam hidupnya. Sampai sekarang, Lacey tidak pernah mengetahui mengapa sikap Sammy tiba-tiba saja berubah. Apalagi setelah kehadiran Pamela, seseorang yang paling penting di sekolah ini. Dia adalah anak pemilik sekolah. Kepindahaannya, membuat suasana sekolah kacau. Apa yang ia mau, maka ia harus mendapatkannya dengan berbagai cara. Tidak sedikit murid-murid yang menjadi korban bully karena sikap Pamela dan kawan-kawanya. Termasuk Lacey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story by WaVers_
RandomSemua cerita dalam satu episode [One shoot] yang hanya akan terbit disetiap rabu dan sabtu. Pastikan kamu menambahkan cerita ini ke dalam daftar kesukaanmu agar dapat pemberitahuannya.💞💕 ⛔Dilarang keras untuk meng-copy paste ya😊⛔ ✔ Teenlit ✔ Roma...