16. [Adventure] Laifra's Adventure

15 1 0
                                    

Laifra's Adventure

salsabielamp3WaVers_

Story by 

Setiap orang pasti merindukan seseorang yang lainnya. Gadis ketika merindukan sahabatnya yang telah meninggalkannya itu. Sosok sahabatnya itu pergi berkelana ke kota lain yang jauh cukup sepi jika dibanding dengan kota asalnya. Dia melakukan hal yang demikian karena memiliki jiwa petualang yang kental, ditambah dengan hubungannya dengan kedua orang tua yang tidak dekat. Gadis petualang itu adalah Vita, sedangkan gadis lain yang tengah merindukannya itu bernama Afra.

***

Pada waktu itu, Afra sedang menikmati masa-masa emasnya. Dia berhasil meraih juara satu atas perlombaan panjat tebing yang diadakan oleh suatu komunitas pecinta alam. Meskipun jiwa petualangnya Afra tidak sekental  Vita, namun ia benar-benar suka mencoba sesuatu yang baru seperti panjat tebing ini contohnya. Olahraga yang baru beberapa bulan ia ikuti.

“Selamat Fra! Kamu berhasil membawa baik nama sekolah!” seru Laila.

“Iya makasih La, aku juga masih gak percaya udah berhasil dapet juara di lomba panjat tebing” ujar Afra merendah setelah pujian ia dapati.

“berhentilah merendah, kau selalu begitu saat ada pujian” kata Laila cuek. Laila dikenal sebagai siswi yang terkesan dingin, cuek, dan tertutup. Karena sifatnya itu, cukup banyak orang yang tidak mengetahui tentang dirinya, kecuali beberapa orang dan satu di antaranya adalah Afra. Berbeda dengan Afra yang ceria, rendah hati juga terbuka untuk siapapun.

“aku masih pemula jadi untuk apa menyombongkan hal seperti itu." tambah Afra, “bukan sombong, kau terlalu berlebihan untuk sekedar merendah.”

Akhirnya mereka berdua memecahkan tawa setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulutnya Laila. Jarang sekali mereka bertengkar sampai harus menimbulkan konflik yang berkelanjutan. Ketika itulah, Afra merindukan sosok yang bernama Vita.

Hingga tak ada kalimat yang keluar dari mulut Afra maupun Laila lagi, tiba-tiba panggilan masuk muncul di layar ponselnya Afra. Ketika gadis itu membuka layar ponselnya, ternyata di layar tersebut suatu nomor yang tidak bernama itu menelepon Afra tanpa direncanakan.

Tanpa basa-basi lagi, Afra langsung mengangkat telepon tersebut kemudian langsung mengatakan kata pembuka, “Ha ... Halo?”

‘Halo, Nak. Ini ibunya Vita, ingin bicara dengan Afra. Apa ini dirimu, Fra?’ Suara lembut dari seorang wanita yang merupakan orang tua Vitai. Seketika Afra langsung membalas, “Iya, Bu, ini dari Afra sendiri. Ada apa ya, Bu?”

Tetapi tidak ada satupun suara yang keluar dari seberang. Mungkin ibunya Vita ingin menghela nafas sejenak atau sedang sibuk dengan pekerjaan lain sehingga panggilan itu ditunda untuk sementara. Setelah beberapa saat, barulah ibunya Vita itu kembali berbicara di telepon.

‘Nak Afra, ibu sangat merindukan anak ibu yang bernama Vita. Katanya dia hanya liburan di luar kota hanya sebentar saja, tapi sampai sekarang dia belum pulang, bahkan tidak memberi kabar sama sekali. Apa dia tidak ingin tinggal dengan Ibu lagi?’

Ternyata, ibunya Vita secara tidak langsung menceritakan keluh kesahnya pada Afra yang kini juga merasakan hal yang sama. Merindukan Vita yang telah lama pergi tanpa kabar.

“Begini, Bu. Afra tahu  Ibu sangat merindukan Vita, tapi  apa yang bisa saya bantu, Bu? Maksud saya, apa lagi yang bisa kita lakukan? Kalau saja itu memang keputusannya Vita, kita harus menerimanya,” ujar Afra lirih, meskipun pada akhirnya dia juga merasakan kerinduan dan kesedihan yang mendalam.

Random Story by WaVers_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang