Vertikal
Story by ⬆
Vertikal adalah keadaaan tegak lurus di mana terdapat garis yang menghubungkan posisi dari atas ke bawah atau sebaliknya. Menurutku, membuat suatu hubungan dari bawah ke atas itu tidaklah mudah. Kita harus berusaha keras untuk menggapai sesuatu yang berada di atas tersebut. Kalian tau maksudku? Baiklah, aku langsung to the point saja, aku adalah seorang junior yang menyukai kakak kelasnya. Aku tahu ini adalah hal bodoh yang pertama kali aku lakukan dalam hidupku, apa lagi aku ini seorang laki-laki. Aku tidak pernah mengejar seorang wanita sebelumnya, merekalah yang selalu mengejarku dan itu terbukti. Entah mengapa, aku mengaguminya sejak pertama kali aku melihatnya ketika masa orientasi siswa.
Kalau boleh jujur aku adalah seorang lelaki yang menyukai kesempurnaan yang tentunya mencakup dalam segala hal. Mulai dari pakaian, berteman dan bahkan wanita, yah walaupun aku masih SMA. Tapi aku merasa bahwa dia itu berbeda. Dia bahkan jauh dari kata sempurna. Maksudku dia tidak begitu buruk tapi tidak begitu cantik juga. Itu menurutku sih. Hah, entahlah sulit untuk mendeskripsikan dirinya. Mungkin itu yang dinamakan Inner beauty. Namanya adalah Abel Fathina Azalia. Perempuan itu menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahku.
Banyak cara yang sudah aku lakukan untuk menarik perhatiannya. Mulai dari melanggar peraturan sekolah yang tentunya bertujuan untuk berurusan dengannya, lalu berpura–pura tidak mengerti tentang PR dan masih banyak lagi. Bahkan, aku pernah meletakkan bunga mawar merah di atas motor kak Abel dan disana terdapat inisial namaku, yaitu AG untuk Aldo Giovan. Tapi, sepertinya usahaku sia–sia dan sampai aku kelas 2 SMA, perasaan itu masih saja terpendam. Memang dasarnya perempuan itu sulit sekali untuk peka.
***
Hari ini adalah hari Jumat yang di mana, biasanya kak Abel mendapatkan jadwal piket di gerbang sekolah untuk memeriksa kerapihan seragam adik adik kelasnya. Setelah selesai merapikan pakaian, aku langsung bergegas keluar rumah untuk berangkat. Tentu saja aku tidak mengenakan dasiku, ini adalah strategi agar aku bisa dibuatkan dasi olehnya. Kuteguk susu coklat yang tersedia di meja dengan cepat.
"Den, mobilnya sudah siap," ucap Pak Abdun datang menghampiriku.
"Oke pak, ayo kita cuss."
"Loh, kakak udah mau berangkat?" tanya mamiku yang tiba–tiba muncul dari dapur sambil membawa telur mata sapi dengan spatulanya.
"Eh, iya mih. Aldo takut telat," jawabku berbohong. Padahal aku sudah tidak sabar bertemu dengan kak Abel di sekolah.
"Telat? Tumben kamu," ucap mami menatapku sambil mengerutkan dahinya. Diletakkannya telur mata sapi tersebut diatas potongan roti. Aku hanya memandangi mamiku dengan cemas. Semoga saja mami tidak menanyakan mengapa aku selalu datang lebih awal setiap hari Jumat. Tidak mungkin kan aku menjawab, "karena aku ingin dipakaikan dasi dengan kak Abel, mih." atau"karena aku ingin bertemu seorang wanita mih."
Ayolah, itu tidak keren.
"Pak Abdun, jangan mau mengantar Aldo kalau dia belum sarapan," ucap mami sambil berjalan kembali ke dapur.
"Tuh den, denger kata nyonya," Pak Abdun menimpali.
***
Pukul 06:08, aku tiba di sekolah. Kulihat ada 4 orang sudah berdiri di depan gerbang dan salah satunya adalah kak Abel, tapi sepertinya dia sedang berbicara dengan seseorang. Baiklah kalau begitu, aku langkahkan kakiku dengan percaya dari dan secara sengaja menyenggol bahu wanita itu. Namun, wanita itu masih saja fokus dengan lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story by WaVers_
RandomSemua cerita dalam satu episode [One shoot] yang hanya akan terbit disetiap rabu dan sabtu. Pastikan kamu menambahkan cerita ini ke dalam daftar kesukaanmu agar dapat pemberitahuannya.💞💕 ⛔Dilarang keras untuk meng-copy paste ya😊⛔ ✔ Teenlit ✔ Roma...