7. [Teen Fiction] Donor Cinta

38 2 18
                                    

Donor Cinta

nelsnkestrlWaVers_

Story by ⬆

"Selamat pagi anak-anak, silahkan tugas dikumpulkan ke meja saya," ucap Bu Inna penuh dengan wibawa dan disusul dengan suara suara muridnya yang membalas salam. Sebentar lagi Ibu Inna akan menjadi wali kelasku dan aku akan menjadi bagian dari kelas ini.

Aku usap dadaku yang rasanya sudah tidak karuan berdetak. "Tolong ya jantung, tenang dulu sebentar. Kita berdua harus tenang, ini demi kelangsungan hidup kita berdua," gumamku.

Aku coba intip dari luar jendela keadaan di dalam kelas, satu per satu murid-murid mengumpulkan tugasnya ke depan dan setelah dirasa kelas cukup tenang, Bu Inna mulai membuka pembicaraan.

Aku pun ikut mendengarkan dari balik jendela yang sedikit terbuka. "Hari ini kelas kita kedatangan murid baru. Dia datang da—" belum sempat Bu Inna melanjutkan perkataannya, badanku sudah terasa sepeti membeku.

Tiba-tiba saja seluruh isi kelas menengok ke arah jendela yang lebih tepatnya menatap ke arahku dan karena reflek aku langsung saja membungkuk 90 derajat agar terlihat menghilang.

"Ya Tuhan, tatapan macam apa itu," gumamku. Aku sudah tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh Bu Inna selanjutnya. Aku baru tau rasanya jadi anak baru seperti ini.

"Alana, kamu sedang apa? Sakit perut?" tanya Bu Inna yang tiba-tiba saja mucul dari balik pintu dan memergokiku sedang membungkuk 90 derajat. Eh? Apa aku terlihat seperti orang yang sedang sakit perut?

"Eh, anu bu. Tali sepatuku lepas," ucapku berbohong sambil beracting membenarkan tali sepatu.

"Syukurlah kalau begitu. Ibu sudah memanggilmu dari tadi, ayo kita masuk," ucapnya melangkah meninggalkanku. Aku pun mengikutinya dari belakang.

JEDUKKKKKKKK

"Aw.. Shit! Bisa-bisanya kepala gue kejedot jendela," umpatku kesal sambil menggaruk kepalaku yang terasa sakit, bukannya gatal. Bu Inna hanya memperhatikanku sambil menaikan sebelah alisnya. Mungkin dalam hatinya ia berkata sesuatu.

"Nah, Alana. Silahkan memperkenalkan diri," ucapnya mempersilahkan. Baiklah Alana, sekarang saatnya. Ku tarik nafasku dalam dalam. "Perkenalkan nama saya Ala—"

TOK TOK TOK

Seseorang tiba-tiba datang dan mengetuk pintu dengan keras serta mamanggil nama Bu Inna dengan nafas yang tidak beraturan. Sepertinya, aku tidak perlu memperkenalkan diri. Lebih baik langsung duduk saja.

"Lacey? Kenapa kamu terlambat?" tanya Bu Inna sedikit panik karena melihat kondisi anak perempuan itu sedikit berantakan.

"Ibu, saya hari ini izin tidak masuk. Kakak saya, Rio kecelakaan ketika perjalanan menuju sekolah. Oh iya, saya juga mau minta tolong, disini ada yang golongan darahnya O+ ? Kakak saya lagi butuh banget darah itu. Dia sedang kritis dan harus mendapatkan donor darah secepatnya. Stok darah di rumah sakit kebetulan sedang kosong. Sedangkan dalam keluarga kami golongan darah yang cocok hanya dimiliki Almarhumah ibu kami," tuturnya dengan suara yang parau.

"Apa O+ ? ternyata golongan darahku sama dengannya," gumamku.

"Siapa disini yang berkenan mendonorkan darahnya?," ucap Bu Inna sambil menatap murid muridnya.

"Golongan darah saya A"

"Golongan darah saya berbeda bu"

"Yah, saya tidak bisa bu"

Random Story by WaVers_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang