Dance atau Osis
Story by ⬆
Runner-Up at 3rd Story Contest 2017
Ruang latihan dance club sudah penuh diisi oleh Ellena dan teman-teman satu grupnya. Mereka akan mengikuti ajang perlombaan K-pop dance di alun-alun kota satu pekan lagi.
"Na, waktu bagian reff itu kakinya digimanain sih?" tanya Arsya, gadis berpipi merah.
"Lo udah tiga kali nanya bagian itu dan belum bisa juga?" Bukan Ellena yang menjawab, melainkan Christy, si centil dari kelas 12 IPS B, yang selalu ingin tampil sempurna di depan khalayak ramai, tipikal manusia perfectionist.
"Ssst. Gini Sya, kan tangannya direntangkan, jadi pas bagian itu kakinya dirapetin, lompat deh ke kanan, lanjut terus ke bagian setelahnya." Ellena menjelaskannya dengan sabar.
"Oke kita lanjut ya. One and two and three and..."
"Akashi ni shiou eien ni..."
Sepenggal lagu yang berjudul Divine dari SNSD menyebabkan latihan terhenti sebentar, ternyata lagutersebut merupakan nada dering milik Arsya.
Arsya yang merasa ponselnya sebagai pengganggu pamit sebentar untuk menerima panggilan.
Bobby calling...
"Iya Bob?"
"...."
"Hah? Sekarang banget? Aku lagi latihan dance nih."
"...."
"Iya! Iya! Sebentar, aku panggil Mitha sama Vella sekalian ya, lima menit lagi nyampe."
"...."
Arsya menepuk dahinya berkali-kali saat memasuki ruang latihan, hingga membuat beberapa temannya menatap heran ke arahnya.
"Ada apa, Sya?"
"Na, aku minta maaf bangetttt. Tapi... aku, Mitha dan Vella harus--"
Ucapannya segera dipotong oleh Christy yang sedang menatap tajam ke arahnya. "Rapat OSIS lagi? Basi tau gak! Event-nya itu minggu depan dan kalian? Bahkan kita baru dua kali latihan."
"Kita minta maaf, Ty. Tapi mau gimana lagi? Ini udah kewajiban sebagai pengurus OSIS," ucap Vella.
"Maaf, maaf, maaf. You said that for thousands! Gue jadi ragu sama keseriusan kalian."
"Ty! Gue kan udah bilang, ini tugas, amanah dari sekolah karna bentar lagi ada MOS. Bisa gak sih lo ngertiin posisi gue, Mitha dan Arsya?"
Christy menyedekapkan kedua tangannya di depan dada, matanya menyiratkan tatapan membunuh, namun tidak menggertakkan Vella sekalipun. "Sekarang kalian pilih, dance atau OSIS?"
Ellena, ketua tim yang merasa perannya tidak dianggap ada, segera menghentikan perdebatan itu, "CUKUP! Kalian bertiga, bisa pergi. Biar Christy gue aja yang urus. Yang lain bisa lanjut latihan."
"Thanks ya Na."
Vella, Mitha dan Arsya berjalan menyusuri koridor lantai satu sambil berbincang-bincang mengenai kejadian barusan.
"Gue bingung sama pertanyaan Christy tadi. Apa yang harus kita pilih coba?" Mitha menghembuskan napas kasar.
Vella memijit-mijit pelipisnya, "Gue juga. Tapi sebenarnya yang perlu dipertanyakan itu dia. Apa dia bener-bener pingin kita keluar? Huh."
"Apa kita mundur aja dari tim? Secara, gak mungkin kita keluar dari OSIS kan? Toh, kita masih bisa jumpa mereka di kelas. Tapi OSIS? Sebentar lagi pelantikan, aku gak mau ninggalin OSIS gitu aja." Arsya menggelengkan kepalanya, seakan meninggalkan kerjaan OSIS adalah pilihan terakhirnya untuk saat ini.
"Mundur?"
"Sya?! Kita udah bentuk tim dari kelas 10 dan lo? Astaga, gak semudah itu, Sya! Enggak!"
"Kita ikut lomba sementara kita sibuk sana-sini dan gak sempat latihan, buat apa?" Arsya melebarkan kesepuluh jari tangannya pertanda itu adalah tanda tanya besar.
"Cuma karna omongan Christy kita harus nyerah? Dia bahkan gak berhak buat ngasih kita pilihan."
Vella mencengkeram kedua bahu Arsya pelan. Dengan lirih ia berkata, "Ayo bertahan bersama, atau kita akan menyesal bersama."
***
Hanya Ellena dan Christy yang tersisa di ruangan ini. Waktu menunjukkan pukul lima sore, yang artinya latihan sudah selesai setengah jam yang lalu.
Ellena membuka suara terlebih dulu setelah sekian lama mereka saling diam, memecahkan keheningan yang tadinya hanya diisi dengan helaan napas yang berlomba-lomba.
"Gue harap lo tarik omongan lo."
"Bukankah kita hidup untuk memilih?" Christy mengalihkan pandangannya ke arah Ellena.
"Memang benar. Tapi melepaskan sesuatu yang udah digenggam, gak semudah membalikkan telapak tangan, Christy."
"Lo boleh mikir gue egois, Ellena. Lo boleh mengira kalo gue selalu berlaku seenak jidat. Tapi lo harus tau, gue ngelakuin ini cuma buat menyadarkan mereka, bahwa gue mau kita lebih sering ngumpul. Tapi karena OSIS, lagi-lagi kita harus ditinggal sama mereka bertiga."
"Gue cuma pingin kita menang. Banggain orang tua, sekolah, kelas, dan diri kita sendiri. Gue mau, prestasi kita diakui sama semua orang, gak diinjak injak lagi."
Kini tetes demi tetes jatuh sudah membasahi pipi Christy. Ada nada kejujuran pada setiap kata yang ia ucapkan, yang juga menyentuh hati Ellena.
Ellena merasa seperti ketua yang tidak becus, karena tidak pernah peka terhadap keadaan anggotanya.
Ellena berpikir, Christy melakukannya karena gadis itu benci pada Vella, Mitha ataupun Arsya. Ia salah, telah berprasangka buruk pada semua perkataan ketus yang Christy ucapkan. Nyatanya, dialah yang paling egois disini, tidak pernah peduli dengan keadaan.
"Maafin gue, karna gue gak pernah mikirin perasaan lo. Maaf, selalu menyalahkan lo setiap kali kita ada masalah," ucap Ellena bersamaan dengan jatuhnya air mata pertamanya.
"Lo gak salah, Na. Lo cuma melihat sesuatu dari cara pandang yang beda. Kalo pun lo salah, gue lebih salah. Karna gue, selalu menghakimi pengurus OSIS."
"Gue..." ucapan Ellena terhenti beriringan dengan munculnya tiga sosok yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan mereka, Mitha, Vella dan Arsya.
"Kalian?" Baik Ellena maupun Christy langsung berdiri dan berhamburan ke pelukan ketiga pengurus OSIS yang masih berdiri mematung di depan pintu.
"Maafin gue udah kasar sama kalian."
"Maafin juga karna kita selalu bolos jam latihan. Tapi sumpah, kita gak bisa ninggalin kerjaan gitu aja."
"Iya. Gue baru sadar dengan kesibukan kalian, maafin gue ya."
"Kita harus tetap berjuang, dengan rintangan apapun itu," kata Mitha setelah melepaskan pelukan terlebih dahulu.
-Tamat.-
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story by WaVers_
RandomSemua cerita dalam satu episode [One shoot] yang hanya akan terbit disetiap rabu dan sabtu. Pastikan kamu menambahkan cerita ini ke dalam daftar kesukaanmu agar dapat pemberitahuannya.💞💕 ⛔Dilarang keras untuk meng-copy paste ya😊⛔ ✔ Teenlit ✔ Roma...